Menu

Dark Mode
Ide Keren dan Kreatif, Bantuan Makan Sahur di Depok 20 Alasan Warga Nyaman Tinggal di Kota Depok Santika Hotel Depok Kenalkan Menu Malaysia Kota Depok Masuk Zona Rawan Narkoba Duh! Ada 3700 Perceraian Di Depok Selama 2016, Media Sosial Menjadi Penyebab Utama

Ragam

MENYUSURI EXPLORE DESTINASI WISATA GEOPAR KEBUMEN

badge-check


					MENYUSURI EXPLORE DESTINASI WISATA GEOPAR KEBUMEN Perbesar

MENYUSURI EXPLORE DESTINASI WISATA GEOPAR KEBUMEN

*_The Glowing Mother Earth of Java_*

17–20 Nov 2025

By *Bang Fai (KTA)*

Batuta Travelindo

Suatu kebahagiaan buat kami dari KTA (Korsorsium Travel Agent) pada tanggal 17–20 Nov 2025 mendapatkan kesempatan undangan dari *Dinas Parawisata Kabupaten Kebumen* untuk explore destinasi Kebumen.

 

Kabupaten Kebumen berada di Provinsi Jawa Tengah, Indonesia — dan sebagian wilayahnya kini masuk dalam kawasan Geopark Kebumen yang sudah di akui UNESCO.

 

*Geopark Kebumen dulunya dikenal sebagai kawasan Geopark Karangsambung–Karangbolong.*

 

Pada 2023, melalui regulasi lokal (Perbup No. 25 Tahun 2023), nama tersebut diubah menjadi “Geopark Kebumen”. Pada waktu yang sama, luas dan cakupan areanya diperluas — mencakup 22 kecamatan dan ratusan desa.

 

Posisi Kebumen yang masih wilayah Banyumasan terletak di selatan Jawa yang berhadapan dengan Pantai Laut Selatan. Kebumen sering hanya dilewati saja ketika menuju Jogyakarta sebagai central wisata di daerah Jawa Tengah. Padahal Kebumen menyimpan banyak hidden game, destinasi yang masih tersembunyi dan belum terpromosikan dengan baik dan maksimal.

 

Baik, saya akan ceritakan pengalaman saya bersama 7 member KTA saat Explore Destinasi Wisata Geopark Kebumen pada tanggal 17–20 Nov 2025.

 

🔷 *Day 1 — 17 Nov 2025*

 

Lepas subuh saya berangkat menuju Stasiun Jatinegara tempat titik kumpul kami. Kereta Sawunggalih yang kami tumpangi terjadwal jam 6.20 berangkat menuju Kebumen. Perjalanan memakan waktu 6 jam kami tiba di stasiun Kabupaten jam 12 tengah hari.

 

Kami dijemput *Bapak Ahmadi yang merupakan Ketua DPW ASPPERWI Kebumen.* Beliau yang selama 4 hari jadi guide dan driver kami mengantar sesuai itinerary yang diberikan.

 

Siang hari kami meeting dan mampir ke kantor *PUSAT INFORMASI GEOLOGI GEOPARK KEBUMEN (PIGGK)*. Dari pihak PIGGK menyampaikan informasi tentang keberadaan fungsi kantor tersebut dan kami diajak keliling ke mini museum Geopark Kebumen.

 

Pada April 2025, UNESCO resmi menetapkan Geopark Kebumen sebagai bagian dari jaringan UNESCO Global Geoparks Programme (UGGp). Keputusan ini dibuat di Sidang Dewan Eksekutif UNESCO ke-221 di Paris, Prancis. *Pengakuan UNESCO membawa sejumlah peluang khususnya dunia parawisata.*

 

*Geopark Kebumen bisa menjadi destinasi wisata alam, edukasi geologi, dan budaya — menarik wisatawan domestik dan internasional.*

 

Jelang sore kami menuju kantor *BRIN atau KAWASAN GEODIVERSITAS INDONESIA*. Lokasi yang berada di Karangsambung ini menyimpan banyak temuan aneka bebatuan zaman ratusan tahun saat terbentuknya Pulau Jawa. Kami begitu takjub melihat sejarah terjadinya Pulau Jawa itu berpusat di Kebumen ratusan tahun lalu.

 

Jelang magrib kami menuju Kampus Geologi, ini menjadi pusat edukasi mahasiswa-mahasiswi jurusan Geologi, Geografi dan Pertambangan untuk melakukan magang atau diklat di kampus tersebut.

 

Banyak diskusi panjang di sana dan mendengarkan presentasi dari *DESA WISATA KEBUMEN KARANGSAMBUNG.*

 

Perjalanan kami lanjutkan menuju *Krakal.* Di sini ada destinasi Pemandian Hot Spring natural namun airnya asin, bukan seperti umumnya yang mengandung belerang. Di Krakal Hot Spring kita bisa menikmati berendam air panas dan ada penginapan vila juga.

 

Pemandian Air Panas Krakal terletak di Desa Krakal, Kecamatan Alian — sekitar 11 km timur laut pusat Kota Kebumen.

 

Pemandian ini telah digunakan sejak tahun 1905. Sejak masa kolonial, tempat ini dikenal sebagai “Indisch Wiesbaden” oleh dokter Belanda — menunjukkan umur panjang dan sejarah klasik dari Krakal.

 

Air panas Krakal bersuhu sekitar 39–42 °C, ideal untuk berendam. *Uniknya: panasnya bukan dari aktivitas vulkanik, melainkan karena gesekan bongkah batuan di bawah tanah akibat patahan (sesar) — berbeda dengan onsen atau pemandian vulkanik pada umumnya.*

 

*Air panas ini mengandung mineral: sulfat, serta unsur lain seperti natrium, kalsium, magnesium — dan dipercaya punya manfaat kesehatan: bisa membantu relaksasi, melegakan pegal-pegal/rematik, serta dipercaya bermanfaat untuk penyakit kulit.*

 

Agenda hari pertama sudah selesai, kami menuju penginapan. Namun kami singgah dahulu makan malam *di Sate Ambal Pak Kasman,* salah satu kuliner khas Kebumen karena bumbunya dari tempe yang jadi sausnya.

 

🔷 *Day 2 — 18 Nov 2025*

 

Hari kedua kami explore yang lebih menarik lagi dan menantang.

 

Diawali dengan sarapan *nasi penggel di Gunung Sari*, ini adalah makanan khas Kebumen dimana nasinya dibulat-bulatkan seperti bakso ukuran sedang dan sayurnya dari tahu dan nangka. Rasanya mantap sekali.

 

Perjalanan selanjutnya menuju pusat anyaman pandan. *Hasil olahannya bisa menjadi tas, dompet, sandal, tikar, kipas angin, topi, dan lainnya.* Kami melihat workshop tempat kerajinan pandan dibuat, dan hasilnya sudah dikirim ke berbagai negara serta pesanan domestik.

 

Satu hal yang menarik selanjutnya adalah mengunjungi *Benteng Hexagonal Van Der Wijck di Gombong.*

 

*Benteng Van Der Wijck* terletak di Jalan Sapta Marga No. 100, Sidayu, Gombong — kurang lebih 19–20 km dari pusat Kota Kebumen.

 

Awalnya benteng ini disebut Fort Cochius / Benteng Cochius — dinamakan dari nama seorang komandan Belanda.

 

Beberapa sumber menyebut bahwa konstruksi benteng dimulai pada awal abad ke-19 (ada angka seperti 1818 disebut di lokasi benteng). Namun ada pula versi yang menyebut pembangunan sebagai reaksi setelah Perang Diponegoro (1825–1830), sebagai bagian dari sistem pertahanan Belanda di wilayah selatan Jawa.

 

*Benteng ini bernilai heritage, karena warisan kolonial Belanda, sangat Instagramable buat spot foto. Benteng memiliki bentuk segi delapan (oktagonal) — menjadikannya unik, berbeda dari banyak benteng kolonial lain di Indonesia. Luas total kawasan benteng sekitar 7.168 meter persegi. Di dalamnya terdapat lebih dari 32 kamar / ruangan — total ada 16 barak besar serta banyak ruang lain.*

 

Namun sayangnya benteng ini belum terkelola dengan baik karena besarnya biaya revitalisasi.

 

Selanjutnya kami singgah ke *Museum Roemah Martha Tilaar di Gombong.* Gedung museum ini dulu merupakan hunian keluarga besar Martha Tilaar yang dibangun sekitar tahun 1920. Pada 6 Desember 2014, rumah ini diresmikan sebagai museum.

 

*Banyak koleksi barang antik keluarga Liem dan perjalanan hidup Martha Tilaar dipamerkan di sini.*

 

Jelang petang kami menuju destinasi *wellness Joglo Lemungsur di Dusun Lemungsur, Desa Wonoharjo, Kecamatan Rowokele.* Posisi di atas bukit membuat aksesnya hanya bisa ditempuh kendaraan kecil. Joglo ini awalnya wadah pemberdayaan pertanian organik sejak 2019, lalu berkembang menjadi destinasi berbasis masyarakat.

 

*Di sini suasana pedesaan sangat asri, tersedia produk lokal organik, serta homestay sederhana. Pengunjung bisa membeli kopi lokal, gula semut, minyak kelapa, hingga kerajinan warga.*

 

Explore selanjutnya menuju *Goa Jatijajar, goa karst yang ditemukan tahun 1802 oleh Djayamenawi.* Di dalamnya terdapat formasi stalaktit, stalagmit, pilar kapur, serta empat sendang: Mawar, Kantil, Puser Bumi, dan Jombor — beberapa dipercaya membawa khasiat dan tidak pernah kering.

 

Sehabis explore Goa Jatijajar seharusnya ada agenda ke *Hutan Mangrove dan Mezzo Beach Club,* namun karena hari sudah gelap kami tidak bisa explore.

 

Kami memutuskan menuju tempat istirahat di *Sagara Resort by Karangbolong.*

 

Posisi lokasinya di puncak tertinggi dengan panorama laut selatan. Kami menginap di glamping.

 

Sebelum check-in, kami makan malam di resto seafood di bibir pantai malam hari, dengan hembusan ombak, sayup-sayup angin dan suara jangkrik.

 

*Sagara View menawarkan kombinasi pantai, bukit dan fasilitas wisata dengan gardu pandang, jembatan kaca, ayunan dan spot foto lain untuk sunrise dan sunset.*

 

🔷 *Day 3 — 19 Nov 2025*

 

Ini adalah perjalanan terakhir explore Kebumen.

 

Pagi hari kami explore menyusuri beberapa pantai antara lain *Pantai Suwuk dan Pantai Kembar Terpadu*. Di pantai kembar ini pusat penakaran penyu, dimana penyu sudah mulai langka karena dikonsumsi. Ada relawan yang meluangkan waktunya untuk penangkaran saur sepuh.

 

Perjalanan dilanjutkan ke *Kampung Garam Tlogopragoto,* tempat produksi garam konsumsi dan garam terapi. Setelah itu mampir sejenak ke Pantai Laguna Lembupurwo, kawasan ini biasa dipakai untuk treking jeep menyusuri pantai.

 

Jelang siang kami menuju *wisata agro Kelengkeng Senkei di Desa Lembupurwo.* Lahan 5 hektare ini menjadi tempat menarik untuk wisata agro, karena pengunjung bisa langsung memetik buah kelengkeng dari pohonnya dan belajar budidayanya.

 

Kunjungan terakhir kami menuju Setu Jembangan, salah satu destinasi wisata warga lokal yang murah. Di sana ada danau dan bisa bermain sampan atau perahu menyusuri air yang tenang.

 

Agenda malam di hotel kami mengadakan review dan evaluasi hasil kunjungan selama 3 hari.

 

Penutup :

*Insya Allah, tahun depan 2026 kita bisa adakan Travel Mart dan famtrip dengan pusat lokasi di Benteng Hexagonal Van Der Wijck.*

 

Writted by Bang Fai

Konsorsium Travel Agent

+628119785033

Facebook Comments Box

Read More

Khadimul Ummah Madani : Bencana Banjir & Longsor di Sumatera: Duka Mereka, adalah Panggilan Kebaikan Kita

5 December 2025 - 05:22 WIB

PKS Cilangkap Gelar Senam KSN dan Pemeriksaan Kesehatan di Pesona Laguna 2

4 December 2025 - 15:35 WIB

3 December 2025 - 09:57 WIB

Pelatihan Bekam Syar’i Resmi Ditutup, PKS Depok Harap Peningkatan Ketrampilan Kader 

3 December 2025 - 06:41 WIB

Kopdar Ke-5 LPQQ Indonesia DPD Kota Depok: “Perkuat Literasi, Kokohkan Kolaborasi, Percepatan Aksi

2 December 2025 - 18:31 WIB

Trending on Ragam