DepokNews — Situ merupakan komponen krusial dalam ekosistem sebagai salah satu sumber cadangan air baku, pemasok air tanah dan juga sebagai pengendali banjir. Sayangnya, saat ini tinggal 26 situ yang tersisa di Kota Depok dari yang sebelumnya berjumlah 32 buah. Bukan hanya jumlahnya yang berkurang, situ-situ yang ada semakin menyempit, semuanya terhimpit oleh pembangunan. Kondisi sebagian besar situ juga cukup memprihatinkan karena tercemar limbah rumah tangga dan mengalami pendangkalan akibat sedimentasi.
Kondisi situ-situ yang memprihatinkan ini mendorong inisiasi program Kampung in the Garden (KIG) untuk melestarikan fungsi ekologis situ sekaligus mengoptimalkan potensi rekreasi dan ekonomis. Program KIG menjadikan Situ Pengasinan, Depok sebagai “pilot project” yang meliputi pemeliharaan, pengelolaan, pemanfaatan dan pelestarian kawasan Situ yang mencapai lebih dari 60 Ha termasuk Situnya seluas 7 Ha. Kegiatan KIG ini menjadikan masyarakat Situ sebagai pemeran utama yang didukung oleh berbagai pihak termasuk Ikatan Alumni ITB Depok, Forum Komunitas Hijau Depok, Ikatan Arsitek Lansekap Indonesia (IALI), Universitas Indonesia, Institut Sains dan Teknologi Nasional, Universitas Gunadarma, AECOM, Greaction, BAZNAS dan IZI. Sinergis dengan program RTBL (Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan) oleh Dinas Pekerjaaan Umum dan Penataan Ruang Kota Depok yang menjadikan Situ Pengasinan sebagai Kawasan Strategis Kota, program ini diharapkan dapat mewujudkan misi KIG yang mengusung pilar 5E: ekologi, edukasi, ekonomi, empati dan estetika.
Untuk itu, berbagai kegiatan akan berlangsung selama tahun 2017 di Joglo Nusantara, Situ Pengasinan. Pada hari Sabtu, 13 Mei 2017 ini, pegiat akan menyelenggarakan sesi pertama dari rangkaian tiga sesi Perencanaan Partisipatif Rencana Induk Situ Pengasinan bersama dengan puluhan warga setempat. Difasilitasi oleh tim KIG, kegiatan ini akan menelurkan ide-ide yang akan dituangkan dalam rancangan kawasan yang mewakili aspirasi masyarakat dan pemangku kepentingan. Berangkat dari peta dasar yang sudah disiapkan oleh tim pemetaan dari KIG, Rencana Induk ini diharapkan dapat menjadi cetak biru yang dapat diwujudkan bersama-sama untuk pembangunan berkelanjutan di Kota Depok.
Selain itu, melalui pendanaan dari Universitas Indonesia, tim KIG juga akan menyelenggarakan 3 pelatihan pertamanan paralel bagi 60 petani tanaman hias di lingkungan Situ pada hari Rabu-Jumat, 17-19 Mei 2017. Materi pelatihan yang disusun oleh IALI berupa “Penataan Taman berbasis Tanaman”, “Pemeliharaan Taman” dan “Penataan Taman dalam Ruang dan Taman Pot” yang bersifat pembelajaran aktif dan dilengkapi dengan kunjungan lapangan diharapkan dapat meningkatkan kemampuuan petani tanaman hias untuk mengembangkan usaha mereka sekaligus meningkatkan daya tarik Situ Pengasinan sebagai sentra tanaman hias Depok.