Depoknews.id, Depok – Untuk kesekian kalinya, perusahaan jasa transportasi online Grab Indonesia kembali digruduk oleh ribuan pengemudi perusahaan tersebut.
Para pengemudi ojek online tersebut menggelar demo yang berawal di Senayan hingga pada akhirnya bergerak ke Plaza Lippo Kuningan di kawasan Rasuna Said, Kamis (5/1/2016). Demo yang berawal tertib ini diwartakan semakin memanas.
Manajemen Grab Indonesia akhirnya angkat bicara sesaat setelah suasana demo pengemudi GrabBike kian memanas. Ia mengatakan, aspirasi para pengemudi akan terus didengar dan akan dicari titik temunya.
Diketahui bahwa penyebab demo ini adalah pengemudi yang menginginkan kenaikan tarif dari yang tadinya Rp 1.500 ke Rp 2.500.
Selain itu, para pengemudi juga meminta kejelasan transparansi kemitraan dan mendesak manajemen untuk mengubah aturan pelarangan demo.
Yang terakhir, mereka juga ingin Grab mengaktifkan kembali para pengemudi yang sudah dinonaktifkan pada Desember 2016 lalu.
Namun demikian, jelas Ridzki, Grab tidak bisa memenuhi poin tuntutan terakhir. Lantaran hal itu diterapkan karena pengemudi yang diblokir tersebut dinilai sudah melanggar kode etik.
“Mitra pengemudi yang kami putuskan itu adalah pengemudi yang melanggar kode etik seperti pelanggaran provokasi, razia, pembuatan order fiktif dan menggunakan aplikasi Fake GPS untuk mencurangi sistem,” ia melanjutkan.
Bagaimanapun, tambahnya, pemutusan hubungan kemitraan tersebut bertujuan untuk melindungi penumpang dan juga sebagian besar mitra pengemudi yang memilih tidak bergabung dalam aksi demo tersebut.
Manajemen Grab juga dengan tegas telah menerapkan kode etik untuk bisa terus menyelidiki atas setiap keluhan atau tindakan yang mencurigakan, sebelum pada akhirnya dilakukan pemutusan hubungan dengan pengemudi.
“Kami percaya mitra pengemudi bisa berkomitmen untuk bekerjasama. Kami imbau kepada rekan-rekan pengemudi untuk tetap saling menghargai serta senantiasa memberikan pelayanan terbaik pada pengguna,” tutupnya seraya beranjak dari area demo.