DepokNews- Pakar manajemen inovasi Universitas Indonesia (UI) Mohammed Ali Berawi menuturkan transportasi online memiliki keunggulan di sisi kecepatan dan harga. Sehingga lebih banyak masyarakat yang memanfaatkan jasanya.
Hal ini tentunya berdampak pada pendapatan penyedia angkutan konvensional yang turun sampai 50 persen. Namun tak bisa dipungkiri bahwa yang dibutuhkan masyarakat adalah moda transportasi cepat, murah, aman dan nyaman.
“Jadi kalau seandainya mau diberlakukan biar fair bagusnya pemerintah membuat peraturan soal peningkatan standar pelayanan operasional untuk online. Misalnya di sisi aspek keselamatan dan kenyamanan,” kata Ali, Kamis (23/3/2017).
Untuk penetapan harga kata dia bisa ditentukan oleh marketnya sendiri. Penentuan harga disesuaikan dengan kondisi di lapangan sesuai kebutuhan masyarakat.
“Jadi biar marketnya sendiri yang menentukan harganya karena kalau intervensi pemerintah bisa jadi lebih mahal dan jadi masyarakat yang menanggung bebannya,” jelasnya.
Saat ini kata dia mau tidak mau keberadaan ojek online harus diatur dengan adanya azas legal. Pemerintah mengatur lewat aspek keselamatan. Misalnya menentukan adanya asuransi karena probabilitas kecelakaan roda dua lebih tinggi dibanding angkot.
“Dengan penentuan harga dari pasar maka jadi kompetitif. Disiasati dengan adanya asuransi misalnya,” tukasnya.
Dalam semua aspek, Ali melihat sudah saatnya pemerintah, Organda dan pebisnis ojek online melakukan inovasi. Misalnya pemerintah menyediakan transportasi berbasis rel yang memadai. Organda melakukan inovasi sisi bisnis angkutan yang bisa disesuaikan dengan kemajuan teknologi.
“Harus ada diversifikasi bisnis angkot. Pemerintah harus updating trayek. Jangan-jangan trayek yang saat ini sudah tidak layak lagi dilintasi. Ini adalah momentun untuk perbaikan transportasi Indonesia,” pungkasnya.(mia)