DepokNews–Mau naik kelas? Yes! Ingin menaikkan kelas anggotanya, Preschap Genpro Depok mengajak anggotanya mengunjungi Pusat Pemanfaatan & Inovasi Iptek (PPII) LIPI di Cibinong, Bogor. Kunjungan ini berlangsung pada Selasa, 25 Mei 2021.
Preschap Genpro Depok, Setiyo Sudiyono, mengajak lebih dari 15 para member Genpro mengunjungi Pusat Pemanfaatan & Inovasi Iptek LIPI di Cibinong, Bogor di Selasa pagi, 25 Mei ini. Dari kunjungan itu diharapkan, bisa menginspirasi dan membangkitkan para pengusaha UMKM untuk memanfaatkan fasilitas dan dapat bekerjasama saling menguntungkan yang ada di pusat penelitian LIPI tersebut.
“Dengan kunjungan ini saya berharap bisa menginspirasi para pengusaha Genpro dan pelaku UMKM untuk naik kelas, ‘go nasional’ masuk pasar modern bahkan ‘go internasional’ skala ekspor, yaitu dengan didampingi oleh para peneliti yang ahli di bidang disiplin ilmunya dan ditunjang fasilitas sarpras dari LIPI dalam kemajuan bisnisnya,” ujar Mas Setiyo ketika dijumpai di kompleks LIPI Cibinong, Bogor, Selasa (25/5).
Para pengusaha yang ikut dalam kunjungan itu antara lain Widiantoro, Agung Hajandono, Donny, Gozali, Dudi Satrya, Eny Sedyanti, Pangadi Harmono, dan Arthur Singgih. Mereka telah berkiprah di bisnis UMKM sejak lama untuk mendapatkan pendampingan dna kerjasama dengan LIPI ke depan.
Saat ini LIPI sedang mencari 200 pengusaha UMKM untuk dibina, didampingi oleh LIPI demi bisa mengembangkan bisnisnya.
Para peneliti LIPI merupakan orang-orang pintar. Banyak yang sarjana lulusan luar negeri. Dan punya spesialisasi kepakaran di berbagai kelimuan sains dan teknologi.
“Agar bisa didampingi dan konsul oleh para peneliti LIPI, mendapatkan pelatihan intensif, dan dibantu produksinya di dapur inovasi LIPI maka mereka harus berhasil lolos penyaringan atau seleksi. Harus mengajukan proposal, melakukan presentasi dan wawancara. Saya berharap banyak anggota Genpro yang bisa lolos. Asal mereka serius ingin menjadi pengusaha sukses,” ujar Setiyo.
Para anggota Genpro sempat berkeliling kompleks, kemudian masuk ke Gedung Dapur Produksi. Di dapur tersebut ada fasilitas mulai dari mesin pengeringan bahan olahan (oven besar), mesin sterilisasi bahan (autoklaf skala industri), mesin penghancur bahan padat menjadi serbuk (spray dryer), mesin pengemasan hingga mesin label (sealer dan vakum) ditambah ada freezer ultra low temperature -80 derajat celsius dan masih banyak lagi alat-alat skala produksi yang berteknologi.
Saat itu kebetulan ada beberapa pengusaha UMKM yang sedang memanfaatkan fasilitas-fasilitas tersebut. Ibu Diana seorang pengusaha jahe krispi De’Manja yang sudah bisa ekspor ke Eropa mengungkapkan pengalamannya, ia berhasil lolos seleksi sebagai UMKM binaan LIPI bukan lantaran ia pengusaha bermodal besar. Tapi karena ia berhasil meyakinkan juri lewat proposal yang dibuatnya, presentasi dan wawancara.
“Yang penting kita berhasil lolos penyaringan. Modal awal usaha saya tidak sampai puluhan juta,” ujar Diana. Pengusaha jahe itu memanfaatkan mesin pengeringan, mesin penghancur jahe hingga mesin pemberian label yang ada di dapur itu. Rata-rata mesin itu harganya puluhan juta bahkan ada yang ratusan juta rupiah. Diana mengaku tidak mampu membeli mesin semahal itu.
Fasilitas yang ada di LIPI Cibinong tepatnya di PPII bukan hanya dapur produksi, tapi juga ada laboratorium mikrobiologi, laboratorium DNA, laboratorium komputer, laboratorium tanaman obat, dan lain-lain.
“Laboratorium komputer bisa dimanfaatkan oleh pengusaha yang mengembangkan bisnis software aplikasi, rendering dan animasi sampai big data analysis” ungkap Setiyo.
Di Ruang Show Room Produk juga diperlihatkan display berbagai jenis produk olahan dan hasil inovasi para peneliti yang telah mendapatkan hak paten, perizinan lengkap, standar mutu nasional dan ekspor dan masih banyak lagi. Diharapkan para pelaku UMKM lebih banyak belajar, bekerjasama dengan baik dengan berbagai peneliti dan inovasi produk sampai program-program inovasi lainnya.
Budi Gunawan