DepokNews–Pemerintah Kota (Pemkot) Depok melalui Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) terus memperkuat upaya transformasi digital, baik dalam transaksi pemerintah maupun masyarakat.
Dalam Rapat Koordinasi (Rakor) TP2DD yang digelar di Hotel Santika pada Selasa (19/11/2024), evaluasi pencapaian tahun 2024 dan strategi untuk tahun depan menjadi fokus utama.
Sekretaris TP2DD Kota Depok, Wahid Suryono, menjelaskan bahwa pertemuan ini menjadi momen penting untuk meninjau capaian digitalisasi dari tiga aspek utama, yaitu input, proses, dan outcome.
“Kami ingin melihat posisi kita di mana, mendapatkan masukan, serta menentukan apa saja yang perlu ditingkatkan dalam input, proses, dan outcome untuk memperkuat digitalisasi,” ujarnya.
Wahid menekankan pentingnya mengikuti dinamika dunia digital yang terus berubah.
“Dunia digital itu sangat cepat dan dinamis. Kita harus mampu menangkap perkembangan ini dan melakukan penyesuaian,” tambahnya.
Lebih lanjut, beberapa langkah yang akan dilakukan setelah Rakor TP2DD adalah memperkuat literasi dan sosialisasi digital.
Dari sisi outcome, fokus utama adalah meningkatkan dampak digitalisasi terhadap pendapatan dan belanja daerah.
Meski Kota Depok telah mencapai 100 persen digitalisasi pada sisi pendapatan, inovasi tetap diperlukan untuk menjaga pertumbuhan volume transaksi.
Sedangkan pada sisi belanja, pemerintah berencana mengimplementasikan program Kartu Kredit Pemerintah Indonesia (KKPI) di tiga Organisasi Perangkat Daerah (OPD) sebagai proyek percontohan.
“KKPI ini bertujuan mempermudah transaksi pemerintah sekaligus mendukung arus kas dengan sistem pembayaran awal oleh bank. Kami akan mulai implementasi di Sekretariat Daerah, Badan Keuangan Daerah dan Kecamatan Cimanggis sebagai pilot project,” jelas Wahid.
Jika sukses, program ini akan diperluas ke lebih banyak PD di tahun mendatang, sekaligus menjadi solusi bagi UMKM terkait tempo pembayaran.
Wahid juga mengungkapkan harapannya agar Rakor ini memberikan wawasan baru, terutama dari pengalaman Kota Bogor yang pernah menjadi juara digitalisasi pada tahun sebelumnya.
“Kami ingin belajar dari pengalaman Kota Bogor, menindaklanjuti rekomendasi Kemenko Perekonomian, dan memperkuat sinergi dengan Bank Jabar yang selama ini menjadi mitra utama,” ungkapnya.
Ia menegaskan bahwa keberhasilan TP2DD sangat bergantung pada sinergi antar lembaga, khususnya dalam mengelola retribusi daerah.
Meski pendapatan pajak sudah sepenuhnya digital, masih diperlukan peningkatan pada penggunaan QRIS dan virtual account.
“Ke depan, fokus kami adalah meningkatkan volume transaksi menggunakan QRIS agar lebih mudah dan efisien,” katanya