DepokNews–Untuk meraih gelar doktor, gelar akademik tertinggi dalam dunia pendidikan tidaklah mudah, perlu perjuangan yang keras dan bersungguh-sungguh.Seperti yang dilakukan Diny Wahyuni, mahasiswa S3 sekaligus dosen Universitas Gunadarma ini, yang akhirnya dinobatkan sebagai Doktor IT setelah menempuh pendidikan jenjang S3 lebih kurang lima tahun.
Diny Wahyuni berhak menyandang Doktor Teknologi Informasi setelah dinyatakan lulus dengan predikat sangat memuaskan dalam sidang terbuka promosi Doktor Teknologi Informasi di Auditorium Universitas Gunadarma, Gedung F8 Jalan RTM Depok, Kamis (14/2/2019).
Sebelum dinyatakan lulus sebagai seorang doktor, dalam sidang terbuka tersebut Diny Wahyuni harus berjuang keras dalam mempertahankan desertasinya yang berjudul “Metode Composed Metadata Untuk Temu Kembali Informasi Pada Repositori Multi Domain”
Ia menjelaskan suka dukanya menempuh pendidikan program doktor dalam waktu yang tidak singkat dan akhirnya apa yang ia cita-citakan berhasil diraihnya.
“Saya sampai tidak bisa tidur, mengesampingkan kepentingan pribadi, meninggalkan pekerjaan rumah, terlebih saat akan menghadapi sidang terbuka ini. Namun keberhasilan ini semua juga atas dukungan keluarga, dukungan dan bimbingan para dosen serta dukungan dari teman-teman sesama mahasiwa,” kata Ida Astuti pebuh haru bahagia.
Saat memberikan sambutan perdananya sebagai seorang doktor, Diny Wahyuni sempat menangis karena terharu atas keberhasilannya tersebut dan tak lupa ia mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan, dukungan dan bantuan sehingga ia bisa lulus.
Diny Wahyuni berharap hasil penelitiannya teerkait manajeman data tersebut nantinya bisa bermanfaat, terutama untuk lembaga pemerintah dimana banyak sekali data yang dimilki oleh masing-masing instansi pemerintah dan perlu metode agar data-data tersebut bisa digunakan secara efektif dan efisien.
Diny Wahyuni menempuh pendidikan program doktor dengan Ko Promotor: Prof. Dr. Ing Adang Suhendra, Ko Promotor: Dr. Lintang Yuniar Banowosari dan Dr. Detty Purnamasari