Menu

Dark Mode
Ide Keren dan Kreatif, Bantuan Makan Sahur di Depok 20 Alasan Warga Nyaman Tinggal di Kota Depok Santika Hotel Depok Kenalkan Menu Malaysia Kota Depok Masuk Zona Rawan Narkoba Duh! Ada 3700 Perceraian Di Depok Selama 2016, Media Sosial Menjadi Penyebab Utama

Ragam

Proyek Sains Pengelolaan Sampah (Waste Treatment) Sungai Pesanggrahan Meraih Silver Medal

badge-check


					Proyek Sains Pengelolaan Sampah (Waste Treatment) Sungai Pesanggrahan  Meraih Silver Medal Perbesar

DepokNews–Rafan Niam Mukti Al Haritsy, Nizam Humam Djajasinga, Raghnall Zaahir An Nurhedi, Muhammad Ali Mumtaz Arsyad, Ahmad Danurdoro Rafiiandra, dan Danish Azmi, enam siswa yang saat ini duduk di kelas 8 (delapan) MTs Negeri 4, Jakarta Selatan, yang tergabung dalam Tim Moriver (Moringa for River), meraih medali perak pada Kompetisi National Applied Science Project Olmpiad (NASPO) di Kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta secara luring (offline). Penganugerahan medali perak ini diberikan pada Awarding Ceremony Hari Jumat, tanggal 21 Desember 2025 di Gedung Grha Sabha Pramana UGM, Yogyakarta. NASPO tahun 2025 diselenggarakan oleh Indonesian Young Scientist Association (IYSA) dan FMIPA UGM.

 

“Proyek sains kategori waste treatment dengan judul Save Water, Protect Pesanggrahan River : Pemanfatan Biji Kelor dengan Moringa-Bot untuk Mengurangi Kontaminan Limbah pembelajaran berbasis proyek ini memudahkan kami mendalami ilmu pengetahuan, untuk memberikan manfaat bagi masyarakat, menangani sampah sungai dengan ramah lingkungan, menggunakan teknologi robotik sesuai perkembangan internet of things (IoT) terkini,” ujar Rafan, selaku salah satu anggota Tim Moriver, peraih silver medal.

 

Proyek sains terapan ini merupakan salah satu bentuk kepedulian terhadap lingkungan perairan di perkotaan. Sungai Pesanggrahan mengalami pencemaran yang dapat membahayakan ekosistem, melalui bioakumulasi limbah kontaminan. Nizam Hummam, ketua Tim Moriver menyatakan, “Kadar BOD, COD dan TSS melebihi batas yang diperkenankan berdasarkan regulasi Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001”. Raghnall Zaahir, anggota Moriver, menambahkan bahwa kontaminan ini terutama berasal dari limbah domestik/rumah tangga dan limbah industri. Kualitas airnya menurun dari hulu ke hilir, dengan status pencemaran berkisar antara ringan hingga sedang, bahkan di beberapa titik dikategorikan “cemar berat” akibat limbah industri dan rumah tangga. Peningkatan Biochemical Oxygen Demand (BOD) dan Chemical Oxygen Demand (COD), Padatan Tersuspensi (Total Suspended Solids/TSS) tinggi juga menjadi indikator pencemaran yang signifikan. Proyek sains ini memanfaatkan biji kelor (Moringa oleifera) yang memiliki kemampuan koagulan, mengikat kontaminan limbah air sungai dan efektif bereaksi mengendapkan kontaminan pada air limbah dengan penambahan Titanium Dioksida (TiO2). Menurut Danish Azmi, yang juga anggota Moriver, metode eksperimen digunakan pada untuk menguji pengurangan kontaminan air limbah Sungai Pesanggrahan menggunakan serbuk biji kelor dan TiO2. Tahap selanjutnya menurut Danurdoro Rafiiandra, selaku anggota Moriver, Tim melakukan tahap research and development merancang robot Moringa-Bot penghisap sampah sungai dan penyemprot serbuk kelor dan TiO2. Ali Mumtaz Arsyad, anggota Moriver menambahkan bahwa serbuk biji kelor mampu mengikat kontaminan limbah pada air Sungai Pesanggrahan. Penggunaan TiO2 bersama serbuk biji kelor dapat meningkatkan efektivitas proses penjernihan air limbah. Teknologi IoT digunakan untuk mengembangkan Robot Moringa-Bot terbukti mampu berkerja efektif mengukur kadar kontaminan air sungai, menyemprotkan serbuk biji kelor dan TiO2 serta menghisap sampah sungai sehingga serbuk biji kelor dapat berkerja lebih optimal”, demikian penjelasan ditambahkan oleh Rafan Niam Al Haritsy, yang juga anggota Tim Moriver.

 

Pilihan tema proyek ini sejalan dengan komitmen MTs Negeri 4 Jakarta yang telah meraih anugerah Adiwiyata Tingkat Kota Jakarta Selatan. Ibu Chusniyati S.Ag, Kepala Madrasah MTs Negeri 4 Jakarta Selatan, menyampaikan, “Berbagai kegiatan siswa dan guru serta tenaga kependidikan senantiasa mengokohkan tekad dan ikhtiar bersama, memelihara kelestarian lingkungan, membentuk karakter siswa peduli lingkungan, menerapkan budaya ramah lingkungan dengan menggunakan biji kelor dalam penanganan sampah sungai”.

 

Pembimbing asrama MTsN 4 Jakarta Selatan berperan mendampingi siswa selama proses pelaksanaan proyek ini, Ustadz Teguh Satria Pendowo, S.S.I menyampaikan, “Project based learning (pembelajaran berbasis proyek), selama mengerjakan proyek sains hingga penulisan extended abtract, enam siswa peneliti terlatih critical thinking, problem solver dan presentation skill. Enam siswa yang tergabung dalam Tim Moriver adalah siswa berasrama Islamic Boarding School (IBS) MTsN 4 Jakarta Selatan”.

 

Dukungan berbagai pihak, terutama keluarga dan pihak sekolah menghasilkan capaian prestasi siswa. Hal ini karena kolaborasi sebagai kunci sukses mendidik siswa, menjadikan ilmu pengetahuan bermanfaat bagi lingkungan dan masyarakat, demikian ujar Yetti Anggraini, ibu dari Nizam Hummam Djajasinga. Khusnurul, ibu dari Raghnal Zaahir, mengatakan, “Pembentukan karakter gemar mendalami ilmu dan menggunakannya untuk mengatasi persoalan di tengah Masyarakat, termasuk pencemaran sungai dalam proyek ini, penting dilatih sejak dini”. Aprina, ibu dari Danish Azmi, menambahkan “Dedikasi keluarga untuk menyukseskan pelaksanaan proyek sains ini merupakan perwujudan tanggung jawab mendidik anak”. Desie Marlinawati, ibu dari Rafiiandra menegaskan, “Penting sekali membangun kepercayaan diri pada anak dengan membiasakan menyampaikan gagasan keilmuan, mengembangkan ide anak-anak hingga menjadikan ilmu yang dipelajarinya bermanfaat”. Arini Dina Fitri, ibu dari Ali Mumtaz, mengatakan, “Anak-anak yang tergabung dalam Tim Moriver dengan kegiatan praktik eksperimen, robotik dan penulisan ilmiah telah menggunakan waktunya untuk hal positif dan bermanfaat bagi bekal masa depannya”.

 

Tim Moriver tidak hanya memenangkan kompetisi NASPO namun juga turut melestarikan budaya seni silat, dengan penampilannya di hadapan hadirin pada opening ceremony NASPO I2ASPO. Tari Silat 7 Emas yang dibawakan Tim Moriver karya Nizam Hummam dan Rafan Niam, siswa kelas 8 MTs Negeri 4 Jakarta Selatan yang dibawakan oleh Tim Moriver, menggambarkan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat (KAH) untuk menyambut Indonesia Emas. “Pembiasaan memelihara kelestarian lingkungan dan budaya, merupakan upaya pembentukan karakter siswa peduli warisan budaya dan amanah sustainability lingkungan”, demikian menurut Rida Hesti Ratnasari, ibu dari Rafan Niam. Tari Silat 7 Emas ditampilkan oleh enam siswa dalam bimbingan Bapak Sunu Widiantoro, instruktur tari. “Dukungan penuh keluarga selama siswa-siswa berlatih dan berkarya, merupakan keniscayaan untuk memberikan ruang pengembangan diri sesuai minat dan bakat anak-anak”, demikian pungkas Sunu Widiantoro.

Facebook Comments Box

Read More

Bipeka PKS Sukatani Gelar Aksi Layanan Masyarakat Melalui Program “Sekolah Ibu”

22 December 2025 - 05:58 WIB

Bipeka PKS Sukatani Gelar Aksi Layanan Masyarakat Melalui Program “Sekolah Ibu”

22 December 2025 - 05:53 WIB

BRI Warung Buncit Renovasi TK Adhyaksa XXI Jakarta 

19 December 2025 - 13:41 WIB

BRI Bekasi Siliwangi Layani Pencairan PIP

19 December 2025 - 13:39 WIB

Pergeseran Lingkungan Strategis Global Memperkuat IndonesiaU ntuk Mendukung Perjuangan Kemerdekaan Palestina

18 December 2025 - 04:56 WIB

Trending on Ragam