Oleh: KH. Dr. Mohammad Idris, MA. (Walikota Depok)
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُرَغِّبُ فِي قِيَامِ رَمَضَانَ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَأْمُرَهُمْ فِيهِ بِعَزِيْمَةٍ، فَيَقُولُ: مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ ( رَوَاهُ مُسْلِمٌ )
Dari shahabat Abu Hurairah r.a berkata: Rasulullah saw menyebut (pahala) shalat malam hari di bulan Ramadhan (qiyam Ramadhan / tarawih) tanpa memerintahkannya dengan wajib, seraya beliau bersabda: Siapa yang melakukan qiyam Ramadhan karena iman dan (mengharap) pahala dari Allah, niscaya akan diampuni dosa-dosa yang telah lalu (H.R Muslim).
Ramadhan selain bulan diwajibkan shaum, ia juga merupakan bulan dilipatgandakan pahala kebaikan yang dilakukan setiap mukmin. Diantara amal ibadah yang menempati kedudukan tinggi dan anugrah magfiroh bagi pelakunya yaitu shalat malam (qiyamullail atau tarawih) di bulan suci Ramadhan.
Qiyamullail di malam-malam selain Ramadhan sebenarnya sudah ditempatkan pada posisi dan kedudukan yang sangat tinggi, yakni Allah akan memberikan kepada pelakunya tempat yang terpuji yaitu syurga firdaus (maqaman mahmuda), apalagi qiyamullail di malam-malam bulan Ramadhan, tentunya pahala dan kedudukannya melebihi dari yang lainnya.
Pahala yang sangat besar seperti yang dijelaskan dalam hadits, bahwa pelakunya akan diberikan ampunan dari dosa-dosa yang telah lampau. Ibarat orang mempunyai hutang yang begitu banyak, kemudian diputihkan hutang-hutang tersebut, subhanallah, tentunya sangat bahagia dan balasan yang tiada terkira dan tak terkalahkan dengan balasan lainnya.
ada dua syarat bagi orang yang melakukan qiyamullail dan ingin memperoleh ampunan Allah SWT, yaitu mengerjakannya secara ikhlas hanya karena Allah, dan tidak ada motivasi dari ibadahnya selain mengharap pahala dan penghargaan dari Allah SWT.