Oleh : Wali Kota Depok, KH. Dr. Mohammad Idris, MA.
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: خَيْرُ الأَصْحَابِ عِنْدَ اللهِ خَيْرُهُمْ لِصَاحِبِهِ ، وَخَيْرُ الْجِيرَانِ خَيْرُهُمْ لِجَارِهِ ( رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ وَقَالَ: حَدِيثٌ حَسَنٌ )
Dari Abdullah bin Umar r.a berkata: Rasulullah saw bersabda: sebaik-baik sahabat di sisi Allah adalah orang yang terbaik kepada sahabatnya, sebaik-baik tetangga adalah yang terbaik kepada tetangganya (HR Tirmizi, hadits hasan).
Seseorang seringkali dipengaruhi oleh teman dekatnya, jika temannya baik maka ia dapat menjadi baik, jika temannya buruk ia bisa menjadi buruk mengikuti sikap perilaku temannya. Karenanya setiap muslim sejatinya memilih kawan dengan cermat dan teliti. Sahabat Baik dan Baik kepada sahabat—– YES. Sahabat buruk dan buruk kepada sahabat—– NO WAY…
Secara kontekstual hadits di atas menegaskan bahwa setiap muslim yang bertakwa adalah yang bersikap dan berlaku baik kepada temannya dan tetangganya. Sebagaimana dijelaskan dalam hadits yang lain bahwa kesempurnaan iman seseorang dilihat dari kebaikannya kepada tetangga. Sekaligus hadits ini merupakan bukti bahwa Islam adalah agama rahmatan lil-‘alamin (rahmat bagi semesta).