DepokNews– Seminar Nasional sebagai puncak acara IED (Islamic Economic Days) 3 dilaksanakan di Sebi Hall STEI SEBI. Seminar Nasional kali ini bertemakan “Financial Technology And Social Fund To Support Micro Small Medium Enterprises”. Tepat pukul 09.32 WIB Ketua STEI SEBI, Sigit Pramono, P.Hd memberikan sambutan sekaligus membuka acara Seminar Nasional IED 3 2018. Dalam sambutannya, beliau mengatakan bahwa ada dua strategi tentang pengembangan eksyar yang ditulis tahun 80an, yaitu highway untuk mendorong pertumbuhan eksyar apapun asumsi dan caranya memberi pelayanan terbaik. Setelah sambutan oleh Ketua STE SEBI dilanjutkan Keynote Speaker oleh Herwin Bustawan.
Seminar Nasional ini pun mendatangkan 4 pembicara yang berkompeten. Seminar kali ini di bagi menjadi 2 sesi. Sesi yang pertama di moderatori oleh Muhammad, Kepala Departemen HCM (Human Capital Management) KSEI IsEF dengan pembicara Kahfi Heryandi Suradiradja dan Aziz Budi Setiawan (Dosen STEI SEBI). Pembicara pertama yaitu Kahfi Heryandi Suradiradja, membawakan topic “Keberhasilan UMKM dengan Fintech”, beliau memaparkan bahwa kebutuhan UMKM adalah kemudahan akses pembiayaan atau permodalan dan alokasi biaya pemasaran murah.
Pembicara yang kedua adalah Aziz Budi Setiawan SEI, MM., Beliau menjelaskan jika kita lihat perkembangan UMKM, UMKM memiliki potential yang besar bagi iIndonesia khususnya bagi masyarakat. Kategori UMKM adalah usaha micro (kecil) ataupun menengah. Beliau juga memaparkan keterkaitan UMKM dengan SDGs, seperti keterkaitannya dengan keseluruhan, seperti menciptakan lapangan kerja dan demeografi. Sesi yang kedua dimoderatori oleh Abdullah, Wakil Ketua KSEI IsEF SEBI. Dalam sesi ini mendatangkan dua pembicara yaitu Muhammad Shaleh Nur Zaman, PHD. (ZIZWAF, BAZNAS). Dalam sesi ini beliau memaparkan tentang pengaruhnya UMKM dengan perekonomian Indonesia. Beliau mengatakan bahwa 60% perekonomian indonesia di dukung oleh industri UMKM, jika berbicara ekonomu riil adalah ekonomi UMKM. Sektor Keuangan sosial yakni zakat dan wakaf.
Zakat adalah pondasi dari keuangan islam. Namun fakta sekarang banyak orang yang bermindset tidak ingin menjadi amil zakat, karena mengganggap bekerja di lembaga zakat membangun stigma tidak dapat bekerja dimana –mana sehingga lebih baik kerja di lembaga syariah. Selanjutnya pembicara yang kedua adalah Direktur Operasional Rabbani Hynofashion, Nandang Komara. Beliau menceritakan pengalaman beliau tentang perbedaan perusahaan yahudi dengan perusahaan islami dan lembaga –lembaga filantropin non islam. Dahulu robbany adalah UMKM namun sekarang ini Alhamdulillah, Robbany lebih dari UMKM dimana bertujuan untuk terus membumikan pkaian yang sesuai syariat agar dimana umat muslim tidak terpengaruh dengan stigma orang –orang barat. Robbany berdiri berdasarkan Quran surat Ali Imran ayat 79.