DepokNews- Sekolah Guru Indonesia Pada Pertengahan Februari 2018 ini mengirimkan 15 Trainer Binaannya, dari berbagai daerah untuk ditempatkan pengabdian menyelenggarakan kegiatan pelatihan di lima provinsi berbeda diseluruh Indonesia, yaitu Aceh Singkil-Nangro Aceh Darussalam, Seruyan-Kalimantan Tengah, Hulu Sungai Utara-Kalimantan Selatan, Toli-toli-Sulawesi Tengah, dan Bolaang Mongondow Utara-Sulawesi Utara.
Dalam rangka peningkatan mutu guru dan pemerataan akses pendidikan. Semua trainer ini nantinya akan meyelenggarakan pelatihan untuk guru-guru jenjang pendidikan dasar dan pemberdayaan masyarakat selama kurang lebih Sembilan bulan.
Salah satu trainer yang akan dikirim dari kader Ikatan Keluarga Mahasiswa Depok (IKMD), Guru Ade,yang akan ditempatkan bersama dua orang lainnya di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Sulawesi Utara.
Ketua Umum IKMD Hudai AM, mengatakan terkait pengiriman kadernya ke daerah, mengemukakan rasa syukur dan bangga telah mendapatkan penghargaan ini. Dengan demikian ada peran-peran kebermanfaatan mahasiswa Depok untuk membangun SDM yang tidak hanya di daerah depok sendiri, melainkan juga untuk daerah Indonesia bagian timur.
“Bersyukur dapat mengirimkan perwakilan Depok untuk ikut serta,” katanya.
Sementara itu Guru Muniroh, yang mengantarkan kader IKMD ke Sulawesi Utara mengatakan pengiriman 15 trainer oleh Sekolah Guru Indonesia Dompet Dhuafa di lima provinsi bukan tanpa alasan. Dari hasil assessment tentang kebutuhan pelatihan guru-guru di daerah tersebut masih sangat tinggi, ketersediaan jumlah guru yang banyak dan persebaran guru-guru muslim cukup besar.
“Mengingat dana yang di gunakan Sekolah Guru Indonesia adalah dana zakat umat muslim melalui Yayasan Dompet Dhuafa, maka kebermanfaatannya pun harus kembali kepada umat,” terang wanita yang sering disapa Guru Imo ini.
Guru Muniroh juga menjelaskan target dikirimkannya 15 trainer ini diharapkan mampu meningkatkan 1500 orang guru pemimpin, 15 riset terapan, 225 tulisan ilmiah, 15 program pemberdayaan masyarakat, 15 kelas model, 15 komunitas bangga jadi guru.
Sehingga pada akhirnya dapat terbentuk model guru 3P (Pemimpin, Pendidik dan Pengajar) secara merata, mengingat program SGI ini telah tersebar di semua provinsi di Indonesia.
Tentu penjuangan yang di tempuh para trainer ini tidaklah mudah, kendala yang menghambat sesekali pasti ditemui, yang terpenting adalah semangat dan keinginan berbagi yang tinggi dari para trainer muda ini yang rela meninggalkan gemerlap ramainya kota-kota besar di pulau jawa untuk berbagi pengetahuan dengan guru-guru di daerah kepulauan lain.
“Semoga dapat menginspirasi pemuda-pemuda lainnya untuk turut andil dalam mengembangkan SDM di Indonesia, tak terkecuali kader IKMD yang ikut dikirimkan dalam program SGI tersebut. Dapat meningkatkan semangat pemuda lainnya untuk membangun daerah dan bangsa Indonesia,” tutup Muniroh.(mia)
Facebook Comments Box