Menu

Dark Mode
TAX CENTER UNIVERSITAS GUNADARMA GELAR WORKSHOP E-COMMERCE: OPTIMALKAN PEMASARAN UMKM Kampanye Imam-Ririn Sukses Digelar di Kediaman Guru Idris Leuwinanggung, Lewat Baksos dan Sosialisasi CAKADA Senam Lansia dan Bakti Sosial Meriahkan Kampanye Imam-Ririn di Sukamaju Baru BAZNAS Kota Depok Bersama STT-NF Lanjutkan Transformasi Digital dengan Sistem Informasi Zakat Terintegrasi Aleg DPRD Depok Dapil Sukmajaya Ikut Antarkan Jenazah Seorang Warga ke TPU Cisalak Relawan HEI Ratujaya Cipayung antusias dengan Program Kampanye IMAM RIRIN

Terkini

Soal Begal Payudara di Tapos, Ini Kata Kepala DPAPMK

badge-check


					Soal Begal Payudara di Tapos, Ini Kata Kepala DPAPMK Perbesar

DepokNews – Kepala Dinas Perlindungan Anak Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga (DPAPMK) Kota Depok, Nessi Annisa Handari angkat bicara tekait pelaku peremasan payudara yang terjadi di Cilangkap, Tapos, Kota Depok.

Mantan Kabag Humas Protokol Kota Depok tersebut mengaku prihatin atas apa yang menimpa korban dengan pelaku disinyalir merupakan orang yang mengalami gangguan jiwa.

Meski menyesalkan apa yang terjadi, namun Nessi mengaku saat ini upaya untuk pencegahan tindakan yang masuk dalam kategori kekerasan seksual ini belum optimal dilakukan di masyarakat.

Dia menyebut, orang tua yang memiliki anak remaja perempuan harus lebih protektif dengan menjaga dan mengetahui kemana dan dengan siapa anaknya keluar rumah.

Selain itu sambung Nessi, perlu juga adanya upaya penguatan di lingkungan keluarga terkait antisipasi bahaya-bahaya kejahatan di luar rumah, sehingga diharapkan kejadian serupa tidak terulang.

“Perlu penguatan orang tua dalam pola pengasuhan kecerdasan emosional, intelektual, sosial dan juga kecerdasan religus, sehingga anak akan menjaga kesopanan dalam berpakaian dan sebagainya ketika keluar rumah,” kata Nessi ketika ditemui di Gedung DPRD Kota Depok, Cilodong.

Nessi menyebut, kejadian peremasan payudara umumnya dilatarbelakangi masalah syahwat atau nafsu seksual, meski terkadang teknisnya terdapat alasan lain.

Seperti diketahui, kejadian serupa juga sempat terjadi di Kota Depok beberapa waktu lalu, korbannya seorang mahasiswi. Saat itu, pelaku peremasan payudara melakukan aksinya dengan mengendarai sepeda motor. Umunya, pelaku mengincar korban dengan kategori umur belasan.

“Dari itu, saya mengajak para kaum hawa agar selalu menjaga diri ketika beraktifitas. Biasakan juga gunakan pakaian yang sopan, jangan terlalu tampil seksi karena terkadang, berdandan secara seksi dapat memicu niat tidak baik dari lawan jenis,” pungkasnya.

Seperti diketahui, beberapa waktu lalu telah ditangkap seorang pelaku begal payudara di kawasan Cilangkap, Kecamatan Tapos, Kota Depok yang viral di media sosial diduga mengalami ganguan jiwa.

Hal itu berdasarkan keterangan dari Polsek Cimanggis. Kanit Reskrim Polsek Cimanggis, Iptu Harun menerangkan, pelaku sudah diamankan di Polsek Cimanggis.

Namun dari keterangan yang didapat, pemuda itu mengalami gangguan jiwa. Hal ini pun dibenarkan oleh pihak keluarga. Keluarga memperlihatkan surat keterangan yang menyatakan bahwa pelaku tengah menjalani rawat jalan terkait kejiwaannya.

“Pelaku diduga mengalami gangguan jiwa. Ada surat rawat jalan pelaku, dia sedang pengobatan di Rumah Sakit Bogor,” ucapnya, Senin (1/2/2021).

Ia menuturkan, peristiwa serupa pernah terjadi pada Oktober 2020 di kawasan Pondok Cina, Beji.

Pelakunya adalah SP dan korbannya adalah wanita di sebuah penginapan. Peristiwa itu diketahui oleh penjaga penginapan tersebut

Facebook Comments Box

Read More

Jaga Aliran Air, PDAM Tirta Asasta Bakal Bangun Reservoir

3 February 2021 - 06:36 WIB

Kabar Baik Akhir Januari Kemarin Skor Penanganan Covid-19 di Kota Depok Beresiko Sedang

3 February 2021 - 06:34 WIB

Ini Pesan Hardiono Usai Pensiun Sebagai Sekda Kota Depok

3 February 2021 - 06:27 WIB

Selain Minta Masyarakat Tidak Buang Sampah Sembarangan, DPUPR Juga Terjunkan Alat Berat dan Satgas

3 February 2021 - 06:24 WIB

Problematika PJJ, Nuroji Harapkan Ada Terobosan di Dunia Pendidikan

3 February 2021 - 06:20 WIB

Trending on Terkini