DepokNews- Kota Depok memiliki sejumlah destinasi wisata yang dapat dikembangkan, salah satunya Sungai Ciliwung yang membelah Kota Sejuta Maulid menjadi dua. Karenanya, Anggota Komisi B DPRD Kota Depok, Yuni Indriany mengajak warga ke sungai Ciliwung.
“Hari ini saya Yuni Indriany ajak warga ke Sungai Ciliwung bersama kawan-kawan dari UMKM Kecamatan Cipayung,” kata Yuni, Kamis (27/5).
Politikus perempuan Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan ini pun menilai mengarungi Sungai Ciliwung tidak kalah dengan tempat wisata alam di daerah lain. Sebab, selain menawarkan pengalaman wisata out door dengan mengarungi sungai menggunakan perahu karet, di Ciliwung juga masih banyak tempat asri.
Pokoknya warga Depok harus mencoba, tidak perlu jauh-jauh untuk naik perahu karet, di Ciliwung juga bisa,” tuturnya.
Yuni mengungkapkan, sejumlah fasilitas penunjang pariwisata out door sudah cukup memadai, mulai dari dermaga yang tersedia di sejumlah titik, perahu karet, sumber daya manusia hingga Skipper (orang yang mengemudikan perahu karet).
“Ini tinggal diberikan dorongan dan promosi yang gencar agar wisatawan domestic dan juga dari luar daerah mau datang,” paparnya.
Dari sini, Yuni menegaskan, ada peningkatan ekonomi bagi warga sekitar atau yang berada di bantaran, dengan menjadi pelaku UMKM. Kemudian, dapat meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) Kota Depok.
“Di Depok, sektor wisata juga potensial selain pajak dan retribusi,” kata Yuni.
Selain itu, sambung wakil rakyat dari daerah pemilihan (Dapil) Kota Depok 6 (Sawangan, Bojongsari, Cipayung) ini, perlu kesadaran masyarakat agar tidak membuang sampah ke sungai. Sebab, masih ada titik yang kotor akibat timbunan sampah.
“Ini perlu kerja sama semua pihak dan dari masyarakatnya sendiri, khususnya mereka yang tinggal dan pelaku UMKM di sekitar bantaran agar tidak membuang sampahnya ke sungai,” ujar Yuni.
Ia pun menegaskan, karena saat ini masih pandemi Covid-19, maka jika ingin bepergian agar tetap mematuhi protokol kesehatan (Prokes) Covid-19, baik mengenakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, membatasi interaksi dan mobilisasi.
“Kami saat mengarungi Ciliwung pun tetap patuh pada prokes, jadi hanya melepas masker saat makan dan tetap menjaga jarak,” pungkasnya.