DepokNews- Mahasiswa dan Bersama Pusat Kajian Politik (Puskapol) Universitas Indonesia (UI) melalui ajang “Muda Kawal Pilkada 2024” menggelar survei aspirasi warga Kota Depok.
Kegiatan yang menggandeng Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kota Depok itu bagian dari serangkaian kegiatan yang dimaksudkan untuk turut menyukseskan pelaksanaan Pilkada 2024 di Kota Depok.
Selain survei, puncak event Muda Kawal Pilkada 2024 adalah gelaran Townhall Meeting yang menghadirkan pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Depok –umum menyebutnya debat kandidat.
Hasil penelitian tersebut dipaparkan pihak mahasiswa tim pelaksana survei dan Puskapol UI dalam konferensi pers di Sekretariat PWI Kota Depok, Jalan Melati Raya No. 3, Selasa (5/11/2024).
Dekan FISIP UI Prof. Dr. Semiarto Aji Purwanto turut hadir dalam jumpa pers tersebut.
Peneliti Puskapol UI Muhammad Imam menjelaskan salah satu temuan penting survei mengenai tingkat kepuasan warga Kota Depok terhadap kinerja Wali Kota Depok Mohammad Idris dan Wakil Wali Kota Depok Imam Budi Hartono.
Tingkat kepuasan warga atas kinerja Wali Kota dan Wakil Wali Kota Depok sekarang tersebut, mencapai 58 persen.
Sementara warga yang menyatakan tidak puas mencapai 34 persen dan sangat tidak puas 8 persen.
Berdasar sektor pembangunan yang dinilai warga memuaskan itu pada bidang pelayanan kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur.
Sementara itu, warga tidak puas terhadap kinerja Pemerintah Kota (Pemkot) Depok pada aspek kemacetan dan pelayanan transportasi umum, serta sektor lingkungan.
Urgensi isu pembangunan, berdasar pengelompokan hasil Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) 2024, yang paling disorot warga adalah soal pengangguran, sampah dan banjir, kemiskinan, transportasi, dan UMKM.
Di bahwa bidang di atas adalah soal stunting, ketahanan keluarga, pariwisata dan ekonomi kreatif, serta ketahanan pangan.
Ditanya apakah survei mencari tahu arah pilihan warga Kota Depok pada Pilkada 2024?
Imam menegaskan bahwa pihaknya tidak menanyakan soal itu secara spesifik karena survei aspirasi warga ini sesungguhnya diarahkan sebagai bahan pertanyaan pada ajang Tawnhall Meeting.
“Kami tidak secara khusus mencari tahu pilihan warga Kota Depok pada pelaksanaan Pilkada tahun ini. Namun, bisa saja tergambar pada angka kepuasan atau ketidakpuasan warga terhadap kinerja pejabat Wali Kota dan Wakil Wali Kota sekarang,” tandas Imam.
Sementara itu, Dekan FISIP UI Dekan FISIP UI Prof. Dr. Semiarto Aji Purwanto menambahkan bahwa tim survei memang tidak diarahkan untuk mengungkap elektabilitas kontestan Pilkada Kota Depok 2024.
“Mohon maaf, tidak ada soal elektabilitas. Kami memang tidak ingin terjebak gejala populisme yang ada sekarang. Gejala yang populerlah yang dipilih. Kami ingin mengajak masyarakat agar aspek kualitas calon sebagai patokan memilih calon pemimpin,” tandas Prof. Aji menjawab jurnalis.
ISU PEMBANGUNAN MENDESAK
Survei mahasiswa dan Puskapol UI juga memotret aspirasi warga mengenai isu pembangunan yang dinilai mendesak penanganannya.
Terdapat lima bidang. Terkait kemacetan, warga berharap perencanaan tata kelola transportasi agar kemacetan segera dikurangi.
Menurut warga, kemacetan terjadi akibat tingginya volume kendaraan pribadi, yang tidak seimbang dibanding kapasitas jalan.
Juga akibat pembangunan infrastruktur yang cenderung berfokus pada perumahan dan properti komersial.
“Warga menghendaki segera dilakukan pemerataan akses transportasi publik yang terintegrasi, dan dilakukannya pelebaran jalan,” ujar Peneliti Puskapol UI Muhammad Imam.
Terkait pendidian, masyarakat Kota Depok berharap peningkatan akses terhadap teknologi dan perpustakaan. Juga peningkatan kualitas tenaga pendidik.
Sedangkan terkait masalah sampah, warga Kota Depok menyoroti kondisi tempat pembuangan akhir (TPA) yang tak lagi mampu menampung volume sampah yang ada.
“Dalam hal ini, warga juga menyoroti penumpukan sampah di banyak tempat,” ungkap Imam.
DASAR MEMILIH KANDIDAT
Survei menunjukkan bahwa partisipasi pemilih Kota Depok pada Pilkada 2024 sangat tinggi. Sebanyak 81 persen warga yang berencana menggunakan hak pilihnya alias hadir di tempat pemungutan suara (TPS) pada 27 November 2024.
Sedangkan yang belum tahu ke TPS atau tidak sebanyak 14 persen dan tidak akan menggunakan hak pilih 5 persen.
Sementara warga yang telah mengetahui pasangan calon Wali Kota-Wakil Wali Kota Depok pada Pilkada 2024 mencapai 78 persen, sedangkan yang belum 22 persen.
“Mengenai faktor pemilih dalam menentukan pasangan calon yang dicoblos, sebanyak 35 persen berdasar rekam jejak kinerja dan gagasan 27 persen,” tutur Imam.
Selebihnya berdasar kepribadian calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Depok sebanyak 20 persen.
Sementara yang berdasar afiliasi partai politik hanya 13 persen dan penampilan 5 persen.
“Jadi, faktor utamanya yang memengaruhi keputusan memilih kandidat, yakni rekam jejak kinerja,” jelas Imam, salah seorang dosen muda FISI UI.
TENTANG SURVEI
Survei aspirasi warga Kota Depok melibatkan 289 responden yang tersebar di 11 kecamatan di Kota Depok sebagai unit sampling primer.
Survei ini dirancang untuk mencerminkan pendapat masyarakat yang minimal berusia 17 tahun atau sudah menikah pada saat Pilkada dilaksanakan.
Sampel responden dipilih secara acak menggunakan metode stratified random sampling dengan MoE ±4% dan tingkat kepercayaan 95%.
Data dikumpulkan melalui pengisian kuesioner terstruktur secara daring.
Survei dilaksanakan pada 11 Oktober hingga 29 Oktober 2024.
Isu pertanyaan survei disesuaikan dengan sektor pembangunan dalam Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) 2025 Kota Depok.
Hasil dari survei kemudian diolah dalam focus group discussion atau FGD. Pesertanya dosen dari semua departemen di FISIP UI, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), dan perwakilan PWI Kota Depok.