Depoknews.id – Merujuk hasil penelitian mikro gravitasi empat dimensi (4D) antara tahun 2014 dan 2018 yang dilakukan oleh sejumlah peneliti Universitas Indonesia terindikasi telah terjadi Penurunan permukaan tanah hampir di semua kawasan di daerah Jakarta Utara.
“Laju penurunan rata-rata sekitar 11 cm per tahun”, ungkap Syamsu Rosid, peneliti Universitas Indonesia, Selasa 4 Desember 2018.
Menurut Syamsu Rosid pemerintah provinsi DKI Jakarta perlu makin waspada akan kondisi ini dan fokus mengawasi dan mengevaluasi RTRW (Rencana Tata Ruang dan Wilayah) khususnya di wilayah Jakarta Utara.
“Fenomena penurunan permukaan tanah ini sangat mungkin disebabkan oleh eksploitasi air tanah yang berlebihan yang berdampak pada turunnya permukaan air tanah, makin berkurangnya lahan hijau terbuka sebagai zona resapan air tanah permukaan dan pembangunan infrastruktur berbobot berat yang cukup intensif”, kata Syamsu Rosid.
Dosen Program Studi Geofisika itu juga menambahkan penurunan permukaan tanah juga bisa diakibatkan aktifitas manusia yang banyak mentriger munculnya getaran atau vibrasi pada permukaan tanah (seperti truk-truk bertonase berat yang banyak berlalu lalang di wilayah Jakarta Utara).
“Penurunan permukaan tanah ini tentu saja dapat berdampak kepada stabilitas gedung-gedung dan bangunan infra struktur yang ada di atasnya dan makin tingginya potensi untuk terjadinya banjir rob di daerah Jakarta Utara, karena daratan yang semakin rendah dibandingkan permukaan air laut terutama saat terjadinya air pasang oleh adanya gaya tarik Bulan”, tutup Syamsu Rosid.
Sebelumnya penelitian tentang penurunan permukaan tanah di Jakarta ini telah dipublikasi pada Pertemuan Ilimiah Tahunan (PIT) HAGI ke 43 September 2018 di Semarang Jawa Tengah.