Teknologi Berubah, Pengasuhan Anak Ikut Berubah? Bener Gak Sih?

DepokNews — Bukan hanya teknologi yang selalu berganti dan berubah, budaya, nilai, dan perilaku, juga ikut berubah. Tak terkecuali dengan pola asuh orangtua kepada anak-anaknya. Orangtua di era kekinian alias generasi milenial adalah mereka yang lahir di antara tahun 1980 dan 2000. Pada tahun 2017, hampir 90 persen orangtua baru adalah para milenial.

Hal-hal berbeda dilakukan para orangtua milenial ini. Terkadang ada perbedaan pendapat dengan ibu, tante, atau orang dari generasi sebelumnya tentang cara-cara pengasuhan yang kita lakukan. Namun, secara umum gaya pengasuhan orangtua baru ini lebih rileks dan terbuka.

Beberapa gaya pengasuhan para ibu milenial yang mungkin tidak dilakukan atau kurang dilakukan ibu generasi sebelumnya. Khususnya kesadaran akan pentingnya ASI sebagai makanan terbaik untuk bayi terus meningkat. Menurut Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan tahun 2015, cakupan ASI eksklusif di Indonesia mencapai 54,3 persen.

Menurut Silviyana, Psikolog mengungkapkan bahwa saat ini bukan hal yang aneh melihat para ibu muda membawa tas kecil untuk keperluan memompa ASI saat bekerja. Ruang laktasi juga tersedia di banyak tempat umum dan perkantoran.

Setiap hari libur, para orangtua milenial akan membawa buah hati mereka untuk melakukan berbagai kegiatan edukatif. Misalnya ikut kelas bermain di mal atau taman. Bentuknya bisa berupa permainan outdoor, memasak, atau sains sederhana. Tentu saja kelas-kelas tersebut tidak gratis, tetapi uang bukan masalah bagi orangtua milenial yang umumnya memiliki pekerjaan mapan ini.

Orangtua kita mengandalkan orangtuanya atau asisten rumah tangga (ART) untuk menjaga kita. Tetapi, orangtua di zaman sekarang kebanyakan memilih day care (tempat penitipan anak) untuk menjaga balitanya selama ditinggal kerja. Ada banyak alasan yang mendasari, misalnya orangtua milenial tinggal beda kota dengan orangtua, atau orangtuanya masih aktif bekerja, sampai kesulitan mencari ART yang bisa diandalkan.

“Sikap kritis orangtua milenial juga diterapkan ketika berhadapan dengan dokter. Sejak kehamilan sampai pemeriksaan rutin kesehatan anak, sederet pertanyaan sudah disiapkan setiap kali berkonsultasi ke dokter. Dokter-dokter di era digital ini juga sudah semakin terbuka menghadapi pasiennya, termasuk memberikan nomer kontak Whatsapp,” ujarnya.

Tanyakan pada ibu-ibu kita seberapa sering mereka pergi atau hang-out dengan “geng ceweknya?” Pasti tidak sesering Anda. Kegiatan cewek yang mereka ikuti paling hanya arisan yang hanya sebulan sekali.

Berbeda dengan ibu-ibu di era kekinian yang bukan hanya hang-out, tapi juga sampai liburan bareng dengan “geng ceweknya”. Ini sebenarnya bukan hal negatif karena ibu yang bahagia juga akan membuat keluarganya bahagia.

Gaya parenting orangtua muda adalah tidak lagi membuat pembagian tugas di rumah berdasarkan pembagian gender. Para ayah juga dilibatkan untuk mengurus anak atau turun ke dapur. Hal semacam ini terbilang langka pada era 20 tahun sebelumnya, di mana tugas ayah hanyalah mencari nafkah dan semua urusan domestik merupakan tanggung jawab ibu.

“Bercerai atau menjadi ibu tunggal bukan hal yang asing lagi di keluarga modern. Saat ini banyak wanita yang berani meninggalkan pernikahannya yang tidak bahagia karena merasa lebih mandiri. Dukungan keluarga dan juga kesadaran untuk meminta saran psikolog bisa membuat para ibutunggal ini bisa menjalani perannya dengan lebih percaya diri,” tambahnya.