Menu

Dark Mode
Ide Keren dan Kreatif, Bantuan Makan Sahur di Depok 20 Alasan Warga Nyaman Tinggal di Kota Depok Santika Hotel Depok Kenalkan Menu Malaysia Kota Depok Masuk Zona Rawan Narkoba Duh! Ada 3700 Perceraian Di Depok Selama 2016, Media Sosial Menjadi Penyebab Utama

Nasional

Tercemar Berat, Asyik Akan Benahi Citarum

badge-check


					Tercemar Berat, Asyik Akan Benahi Citarum Perbesar

DepokNews- Kualitas air di Citarum itu berada di kategori IV (tercemar berat). Untuk itu Pasangan Cagub dan Cawagub pada Pilgub 2018, Sudrajat – Ahmad Syaikhu (Asyik) akan memberikan perhatian khusus untuk sungai terbesar dan terpanjang di tataran Pasundan.
“Kalau kalau isu Citarum kita sangat prihatin. Citarum ini ditagline sebagai sungai kelas D. Sungai yang terkotor itu nanti kita akan cari siasat-siasat bagaimana yang membereskan ini semua,” terang Sudrajat sebekum Debat Publik kedua di Balairung UI, Depok, Senin (14/5/2018).
Ia melanjutkan, program untuk menanggulangi Sungai Citarum, salah satunya akan terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat untuk melakukan upaya yang efektif dalam melakukan normalisasi sungai tersebut.
“Daerah aliran sungai itu juga tanggung jawab dari pemerintah pusat sehingga program harus di sinkronisasi dengan daerah dan pusat,” jelasnya.
Ia menilai, dalam kurun waktu 5 tahun pun memang agak berat untuk menjadikan sungai Citarum seperti sedia kala. Namun, ia tidak bisa mengklaim. Bahkan, Presiden Jokowi dalam 7 tahun  atau dalam 5 tahun boleh, apabila cukup secara gencar mengeluarkan dana yang cukup kuat lebih dari Rp3 triliun, bahkan Rp4 sampai Rp 5 triliun.
“Kedua mendidik masyarakat itu sangat penting sehingga 5 tahun agak berat tetapi paling tidak bisa dicapai sampai 50 persen,” paparnya.
Kemudian, terkait Jabar sebagai lumbung padi dan perubahan iklim devisi produksi beras sudah mulai terjadi, menurut kang Ajat, sampai sekarang Jabar swasembada beras produksinya 12 juta ton dan yang dimakan 4 juta ton, jadi untuk ketahanan pangan di Jabar tidak ada masalah.
“Yang jadi masalah turunnya produktivitas karena air, polusi air dan juga karena perubahan lahan tata guna lahan,” kata kang Ajat.
Sedangkan untuk program unggulan di sektor pertanian, sambung kang Ajat, pihaknya harus mencari bibit padi yang bisa panen 3-5 kali panen per tahun. Kemudian, ada insentif untuk petani untuk tetap ada di lahan sehingga lahan pertanian abadi bisa terpelihara.
“Sehingga kalau masalah beras selalu berhubungan dengan masalah tanah petani. Sampai sekaranf regenerasi petani di Jabar itu hampir 60 persen, di atas 50 tahun jadi kenapa, Karena kurang insentif untuk jadi petani. Untuk itu kami dari paslon Asyik punya konsep oke yaitu coorporate fund, jangan ditiru ya,” tandasnya.(mia)
Facebook Comments Box

Read More

FORUM DISKUSI AKTUAL BERBANGSA & BERNEGARA: “REFLEKSI PERAN ORMAS, PARPOL & GENERASI MUDA DALAM SEJARAH BANGSA”

24 September 2025 - 06:10 WIB

Mulyanto Desak DPR Awasi Ketat Penempatan Dana Rp200 Triliun di Himbara

17 September 2025 - 14:23 WIB

Kolaborasi KemenTrans RI, UI, dan Pemkab Aceh Barat dalam Pengembangan Kawasan Transmigrasi

11 September 2025 - 05:46 WIB

Asosiasi Nutrisionis Indonesia Peringati Hari Bumi bersama Sekolah Alam Depok dan Kebun Gizi Pintar

25 April 2025 - 11:20 WIB

Jimmy Masrin Tegaskan Patuhi Hukum, Pengacara : Ini Masalah Utang yang Masih

28 March 2025 - 06:12 WIB

Trending on Nasional