Tiga Pilar Penangkal bagi Remaja yang Brutal

Oleh: Siti Aisyah,  Aktivis Dakwah

Remaja merupakan generasi penerus yang akan melanjutkan perjuangan di kehidupan mendatang. Di tangan remajalah  harapan dan asa itu datang karena mereka adalah pemegang estapet kepemimpinan.  Namun,  harapan tinggallah harapan,  perilaku remajanya tidak berubah malah semakin parah. Bagaimana kita bisa berharap pada mereka? Pada faktanya sangat terlihat sekali,  bahwa kebanyakan tindak tanduk remaja zaman _now_ sangatlah jauh dari harapan. Jika kita lihat di sekeliling kita,  ternyata generasi yang diharapkan membawa perubahan yang lebih baik,  namun  kenyataannya mereka malah membawa kehancuran. Di tengah arus gelombang kehidupan yang serba bebas,  sebagian  remaja  terbawa arus tersebut. Banyak  remaja yang kebablasan, mulai kasus narkoba,  miras,  seks bebas, aborsi, bahkan yang terbaru adalah  kasus penjarahan.

 

Penjarahan tersebut dilakukan oleh sekitar 20 remaja baik laki-laki maupun perempuan di sebuah toko pakaian Distro Fernando Store di Jalan Sentosa Raya, Depok Tengah, Sukmajaya, Kota Depok, Ahad (24/12/2017). Dalam aksinya,  ternyata para pelakunya  membawa senjata tajam dan secara membabi buta, merek langsung menjarah sejumlah pakaian, mulai dari baju hingga celana. Tampak pula remaja lain mengacungkan senjata tajam untuk menakuti penjaga toko.

 

Jika kita lihat perilaku remaja yang kian hari kian brutal adalah akibat dari sistem yang diberlakukan saat ini yaitu sistem sekuler. Sistem sekuler ini yang memisahkan agama dari kehidupan. Tampak sekali sekularisme ini telah merasuk ke dalam jiwa sebagian remaja, ketika mereka menginginkan sesuatu mereka melakukan semaunya tanpa memandang halal haramnya.

 

Sebenarnya permasalahan para remaja adalah tanggung jawab kita semua, baik dari individu,  masyarakat maupun negara. Ada tiga pilar yang dapat menjadi solusi bagi para remaja. _Pertama_,  adalah individu yang bertakwa kepada Allah SWT. Untuk menjadikan individu remaja yang bertakwa,  maka tugas kita sebagai orang tua, pendidik dan individu Muslim lainnya,  harus membekali remaja dengan pemahaman agama,  mengajarkan aturan-aturan Islam secara kafah. Maka nanti akan muncul individu- individu remaja yang merasa bertanggung jawab atas perbuatannya,  bahwasanya semua itu disaksikan oleh Allah,  dicatat oleh malaikat dan akan dipertanggungjawabkan di akhirat nanti.

Saat remaja tahu bahwa Allah selalu mengawasinya,  ini bisa dijadikan sebagai alasan agar mereka tidak berbuat maksiat,  tapi menjadi individu remaja  yang unggul dan berprestasi. Sesuai Firman Allah SWT dalam QS. At-Tahrim ayat 6 yang artinya ” Peliharalah dirimu dan keluargamu  dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan Batu, penjaganya malaikat- malaikat yang kasar,  keras dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkannya kepada  mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.

_Kedua_,  adanya  masyarakat yang berdakwah.  Sesungguhnya Allah memerintahkan kepada masyarakat atau kelompok untuk melakukan dakwah,  dalam rangka menyeru kepada  kebaikan dan  mencegah kemungkaran yaitu amar ma’ ruf nahi munkar. Jika ada salah satu dari individu yang  mau atau melakukan kesalahan maka diperlukan sebuah mayarakat yang selalu siap saling menasihati dalam kebaikan dan selalu berusaha untuk mengingatkan satu sama lainnya.

Sabda Rasulullah SAW, dalam sebuah haditsnya, “Siapa yang melihat kemungkaran,  maka ubahlah dengan tanggannya. Jika tidak mampu maka,  ubahlah dengan lisannya. Jika tidak mampu maka tolaklah dengan hatinya. Dan hal tersebut adalah selemah-lemahnya iman”. (Hadits Riwayat Muslim).

 

Jika para remaja  sekarang ini bertemu dengan kelompok atau masyarakat yang selalu beramar ma’ ruf nahi munkar,  pasti ketika mereka akan terjerumus ke dalam lembah kehinaan,  maka masyarakat dengan sigap akan menasihatinya. Oleh karena itu, para remaja ini akan terbina karena selalu diarahkan menuju hal-hal yang positif. Begitu pentingnya suatu masyarakat yang peduli yang saling mengingatkan satu sama lain demi mencegah kemungkaran.

 

_Ketiga_,  adanya Negara yang menerapkan syariat Islam yaitu Daulah Islam atau kekhilafahan Islam. Dengan diterapkannya hukum-hukum Islam,  maka akan diberlakukan  pula hukum-hukum Islam. Dengan adanya Daulah Islam,  akan terus menerus meminimalisir bentuk-bentuk kemaksiatan. Seperti dalam hadits Rasulullah SAW yang artinya:
“Madinah itu seperti tungku (tukang besi) yang bisa membersihkan debu-debu yang kotor dan membuat cemerlang kebaikan-kebaikannya.” (HR al-Bukhari).

 

Dari hadits di atas dijelaskan bahwa Madinah( pada masa Rasulullah adalah pusat Daulah Islam) diibaratkan sebagai tunggu (tukang besi) yang dapat membuat siapapun yang masuk ke dalamnya akan menjadi baik.

Sudah jelas  bahwa kebrutalan remaja zaman now solusinya tidak lain dan tidak bukan adalah  dengan diterapkannya tiga pilar sebagai penangkal bagi remaja yang brutal.  Dengan adanya peran Daulah Islam, ketakwaan individu dan masyarakat yang peduli akan lebih kokoh, karena hanya Daulah Islam yang bisa memantau dan menjalankan semua ini, sehingga akan terwujud lahirnya generasi pemimpin yang Shalih dan Mushlih. Aamiin[]