Tutup Usaha, Gara – gara Ditinggal Karyawan?? Siti Nurbadriyah, S, Si Owner salon muslimah Farras Ayu Depok

Hampir sebagian besar pembisnis pemula, ujian terbesar adalah karyawan. Karyawan yang tampak baik, tapi khianat. Karyawan yang susah diatur dan tidak disiplin. Karyawan yang baperan, karyawan tidak jujur, karyawan yang menentang dan lain – lain. Banyak pengusaha memutuskan tutup usaha, karena tidak ingin pusing dengan karyawan. Tutup gara gara karyawan? kedengarannya sangat lucu… tapi ini banyak terjadi.

Bisnis adalah medan perjuangan yang panjang, butuh stamina yang kuat, butuh otot kawat, butuh nafas kesabaran yang panjang…

Namanya medan perjuangan, tabiatnya adalah sulit ditempuh, lama, jauh, kadang berkelok, kadang mendaki, kadang menurun, kadang melelahkan dan kadang membahagiakan

Mental. Satu kata inilah yang dibutuhkan seorang pembisnis. Skill bisa dipelajari. Tapi mental butuh tempaan. Sejatinya tempaan demi tempaan membuatnya kuat dan cerdas. Karena tempaan, besi menjadi baja. Karena tempaan, bebatuan jadi rubby, emerald dan diamond yang indah. Namun, bagi yang tidak siap mental, auto terpental!!
Itu baru ujian karyawan. Masih banyak ujian yang harus dilalui pembisnis

Maka sebagai pembisnis, siapkan diri menghadapi turbulensi karyawan.

1. Mulai dari perekrutan yang benar
Saat melahirkan salon muslimah Farras Ayu, saya asal merekrut karyawan tanpa ilmu. Seorang yang berpengalaman dibidang salon bergabung dengan Farras Ayu, dengan perjanjian tidak tertulis. Hanya lisan. Bisa ditebak apa yang terjadi? dia berhenti tiba – tiba, sebelum saya mendapatkan pengganti. Dibajak teman saya sendiri. Marah? kecewa? iya! Tapi alhamdulillah sebentar. Saya tidak menyerah. Masa menyerah karena tinggal karyawan? 😁

Sejak itu saya mulai belajar, saya mulai mencoba merekrut karyawan dengan cara yang benar. Dari seleksi berkas, psikotest tertulis, intervieu/wawancara, test praktek untuk mengetahui tangan kasar atau halus, training, terakhir tanda tangan kontrak kerja. Terlihat waah dan berlebihan. Bahkan ada test akademik segala… 😁
Tapi sebetulnya sangat sederhana. Semua sumbernya saya cari di google.

Meskipun sudah mencoba cara yang benar, tapi hingga sekarang ini masih menghadapi ujian karyawan. Artinya cara merekrut saya harus disempurnakan dan saya harus terus belajar.
Ujian karyawan itu menguras energi. Kecewa, geram, sakit dan huuff…!!. klo mau cara praktis, “udahlah.. tutup aja bisnis ini, semua beres!!”

2. Kembangkan kemampuan membaca karakter orang
Kemampuan membaca karakter orang, bisa dipelajari dari buku – buku yang ada. Namun biasanya kemampuan ini akan otomatis kita dapat setelah kita sering berinteraksi dengan orang lain dalam waktu yang lama. Sejak dari kuliah, saya sering diamanahi sebagai leader dalam berorganisasi maupun dalam penyelenggaraan sebuah acara. Diperkuat dengan pengalaman menjadi kepala sekolah islam terpadu selama kurang lebih 4 tahun. Pengalaman menghadapi berbagai macam karakter orang membuat saya lebih mudah membaca karakter seseorang. Dari cara dia berpakaian, berbicara bahkan hanya dari jabatan tangannya, saya bisa sedikit mengetahui karakter seseorang.
Dengan memahami karakter seseorang kita bisa berkomunikasi secara efektif, bisa membantu tim / karyawan melejitkan potensi yang mereka miliki dan bisa ‘melumpuhkannya’ jika dia agak menyimpang dari peraturan.

Apakah dengan pengetahuan diatas, masalah karyawan selesai? ternyata ngga…😁. Saya masih baperan juga saat masalah itu tiba. Tapi masalah membuat saya berpikir ke level berikutnya. Segera bangun tim!!

3. Mengenali plus minus setiap karyawan
Setiap manusia pasti mempunyai sisi kelemahan dan kelebihan. Seorang leader harus adil memahami setiap karyawan. Jika kita hanya berfokus pada kelemahan, maka kita gagal memaksimalkan potensi yang ia miliki. Namun jika hanya berfokus pada kelebihan, maka kita lupa bahwa setiap manusia ada kekurangan. Pernah kejadian, karena saya sangat terlalu percaya pada karyawan, maka saya kurang kontrol. Karyawan yang sangat saya percaya, tanpa disangka mengkhianati.

4. Membangun budaya kerja (corporate culture)
Ini tidak mudah. Pasti akan ada perlawanan bagi karyawan yang memiliki bad attitude. Tapi masa mau mengalah sama karyawan? jalan terus pantang mundur untuk sebuah kebaikan

5. Membentuk karyawan yang berkarakter
Karyawan harus memiliki karakter yang sesuai dengan visi misi perusahaan. Sebagai leader kita harus berulang – ulang menyampaikan tujuan perusahaan yang kira dirikan. Misalnya salon muslimah Farras Ayu bertujuan memberikan manfaat kepada banyak orang, menjalankan usaha dengan menjaga keberkahan, menjaga keramahan dan memberikan pelayanan yang memuaskan.

  1. Jangan bergantung pada manusia, bergantunglah pada Allah SWT.
    Ini senjata pamungkas saya. Apakah saya kecewa dengan karyawan yang tidak sesuai dengan kehendak saya? sedikit.
    Saya tidak bergantung pada mereka. Mereka resign, ya cari lagi. Jika kita punya niat baik, maka kita akan dipertemukan dengan orang – orang baik