DepokNews–Universitas Gunadarma bersinergi dengan pelaku industri untuk mendukung program pemerintah terkait peningkatan mutu dan kelas Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Universitas Gunadarma berharap dengan pembinaan UMKM khususnya di wilayah Kota Depok, UMKM dapat memberi kontribusi kepada perekonomian Indonesia.
Universitas Gunadarma memiliki komitmen untuk mengembangkan UMKM. Salah satu kegiatan yang dilakukan adalah memberikan pendampingan kebutuhan UMKM melalui program Pembinaan UMKM Berbasis Kemitraan Kedaireka 2023. Langkah konkret yang dilakukan untuk pelaksanaan program ini salah satunya adalah menyelenggarakan kegiatan Workshop bertajuk Peluang Akses Pasar Global melalui Sertifikasi Kualitas Produk dan Manajemen Rantai Pasok, (15/11). Workshop ini menghadirkan 3 orang narasumber yaitu Tegar Ega P. (Subkoordinator Fasilitas UKM Badan Sertifikasi Nasional), Sri Yuliastuti (UMKM Rendang Uni Tutie), dan Maulida Boru Butar Butar (Profesional Supply Chain Manager). Adapun Workshop ini dilaksanakan reguler secara tematik sebagai pendampingan UMKM dengan koordinasi dibawah Tax Center Gunadarma, yang bertujuan memberikan literasi kepada UMKM mengenai pentingnya mutu dan rantai pasok sehingga UMKM dapat merencanakan dan memulai yang belum memiliki sertifikasi mutu.
“Workshop ini diikuti oleh 40 pelaku UMKM binaan Universitas Gunadarma. Workshop ini merupakan salah satu luaran program Pembinaan UMKM Berbasis Kemitraan Kedaireka 2023 maupun secara institusi merupakan wadah Darma ketiga PT-Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) yang terdiri dari dosen Universitas Gunadarma Program Studi Informatika, Sistem Informasi, Akuntansi, Manajemen, Ilmu Komunikasi, Agroteknologi, Sistem Komputer, dan Teknik Industri,” ungkap Ketua Pelaksana Workshop, Dewi Putrie Lestari. Setelah pemaparan materi, UMKM dapat melakukan konsultasi yang difasilitasi oleh dosen PKM terkait Sertifikasi, Desain, Foto Produk, Pemasaran Online, serta Laporan Keuangan dan Pajak.
“Seperti kita ketahui bahwa kontribusi signifikan UMKM terhadap ekonomi nasional khususnya Gross Domestic Product (GDP) maka Pemerintah melalui Kemendikbudristek mendorong para UMKM untuk naik kelas dengan menerapkan konsep “Going Concern” yaitu entitas didirikan bukan untuk dibubarkan. Artinya diharapkan sebuah entitas berkembang terus dari kecil, menengah, besar dan dari tertutup menjadi terbuka, bahkan memanfaatkan pasar modal untuk Initial Public Offering (IPO) hingga bisa go internasional. Hal ini dimulai dengan mutu yaitu kesesuaian fungsi dan bahan serta desain dari produk maupun jasa dalam rangka memenuhi standar sehingga pelanggan puas dan loyal. Untuk meraih hal tersebut, UMKM dapat melakukan sertifikasi mutu (lokal, nasional, dan internasional) yang difasilitasi Pemeritah tanpa biaya, namun diperlukan beberapa prosedur yang harus sesuai serta lembaga penunjang (untuk pengujian)” ungkap PIC program Pembinaan UMKM Berbasis Kemitraan Kedaireka 2023 sekaligus Ketua Program Doktor Ilmu Ekonomi Universitas Gunadarma, Dharma Tintri Ediraras.
Subkoordinator Fasilitas UKM Badan Sertifikasi Nasional (BSN) Tegar Ega P. memberi pencerahan kepada peserta workshop terkait apa saja tantangan UMKM dalam meningkatkan daya saing produk. UMKM banyak yang terkendala dalam permodalan. Beberapa UMKM masih belum memiliki legalitas sementara program Pemerintah untuk mendukung UMKM didasarkan pada adanya legalitas. Pemerintah dalam memberikan bantuan, menuntut akuntabilitas siapa yang dibantu, sehingga harus ada legalitas pelaku usaha untuk menjamin akuntabililitas. UMKM juga masih terkendala dalam akses pemasaran. Dalam hal ini BSN juga ikut membantu akses pasar UMKM dengan memfasilitasi UMKM untuk bisa masuk katalog UMKM pada kementrian-kementerian, mendukung ekspor produk UMKM, dan lainnya. BSN juga memiliki fokus topoksi dalam kompetensi SDM UMKM. Banyak UMKM terkendala produknya tidak konsisten saat dilapangan sehingga perlu ada jaminan standar baik itu standar produk maupun standar sistem terkait produk UMKM.
Workshop kian menarik dengan hadirnya pemilik PT Rendang Uni Tutie, finalist of Indonesian Food Innovation Award 2020, Sri Yuliastuti yang memberikan sharing perjalanan sertifikasi hingga menjadi UMKM yang sudah mengekspor produknya ke berbagai negara. Sri Yuliastuti menegaskan perlunya sertifikasi mutu produk seperti ijin edar PIRT, Halal, dan HACPP untuk meningkatkan kepercayaan konsumsi, meningkatkan peluang produk diterima di pasar global, serta meningkatkan nilai tambah dan efisiensi produk. Selain itu, UMKM perlu konsisten dalam manajemen produksi dan proaktif belajar hal-hal yang dapat meningkatkan mutu produknya.