Depoknews.id, Depok – Mulai hari ini, Jum’at (06/1/17) pembuatan surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) dan Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) untuk sepeda motor resmi dinaikkan. Tentu ini menjadi dilema tersendiri bagi para pemilik kendaraan, pasalnya diawal tahun 2017 ini rakyat Indonesia sudah dikejutkan juga oleh kenaikkan tarif dari PLN dan harga cabai yang melonjak.
Guna menyiasati tarif pembuatan STNK dan BPKB yang mulai naik hari ini, kemarin (05/1) Samsat Outlet di ITC Depok terjadi antrean panjang. Namun, antrean dikeluhkan oleh warga lantaran warga menuding pelayanan diberikan sangat buruk. Bahkan antrean juga dimanfaatkan para calo.
Seperti yang dilansir Merdeka.com, Suparna, warga Komplek Bambu Kuning, Bojong Gede. Dia sudah antre sejak pukul 09.30 WIB. Namun, hingga jam 14.29 WIB berkas sudah disimpan di meja pendaftaran tak juga diurus. “Antrean sangat panjang. Tempat tunggu tidak manusiawi. Sempit dan pengap. Banyak juga orangtua yang bawa bayi, nangis-nangis anaknya,” kata Suparna kesal, Kamis (5/1).
Menurutnya, Samsat Outlet di ITC Depok. Bukan hanya penumpukan antrean, juga karena sirkulasi udara kurang baik. Tempat duduk disediakan terbatas. Sehingga banyak warga harus duduk di lorong-lorong. “Ya karena nggak ada tempat duduk jadi pada duduk sembarangan,” ungkapnya.
Kekesalan juga dirasa Hadi Pamungkas, yang mengaku sudah berjam-jam antre tapi berkasnya tetap disimpan di meja. Dia kesal karena tidak ada urutan nomor antre.
Hadi juga kesal saat petugas mengembalikan berkas disimpan lebih dari 4 jam. “Katanya ada yang kurang. Harus dilegalisir dari Samsat Pusat. Harus blokir inilah, itulah. Kenapa saat saya simpan berkas tidak diperiksa lagi? Sudah berjam-jam baru dikembalikan. Buang waktu banget,” keluhnya.
Di saat ini banyak calo menawarkan jasa pada warga. Mereka yang tergesa-gesa akhirnya memanfaatkan jasanya. “Bayar ke dalamnya (Samsat) Rp 30 ribu. Bayar jasa bapaknya (calo) bebas, berapa saja,” ujar Henny, warga Beji.
Dia terpaksa memanfaatkan jasa calo karena harus segera pergi ke tempat lain. Dia mulanya sudah ikut antre berjam-jam, namun berkasnya tak diurus. “Jadi pakai calo biar cepat,” ungkapnya.
Dia sudah antre 4,5 jam. Dan ketika diperiksa ada berkas yang kurang. “Tapi bapak itu (calo) bisa bantu tanpa harus mengambil berkas ke rumah,” katanya.