Widya, Doktor Lulusan Gunadarma Cita-citakan Model Audit IT Lokal Mendunia

Doktor Widya Cholil (paling kiri) bersama keluarga mendapat ucapan selamat dari tim penguji

DepokNews —  Widya Cholil,SKom,MIT, mahasiswa Universitas Gunadarma pencetus model framework Audit IT baru menggunakan AHP Methodology bercita-cita model penelitiannya yang berskala lokal dapat mendunia. Penelitian tentang model framework Audit IT tersebut mangantarkan ia meraih gelar Doktor IT.


Hal ini diungkapkannya saat ditanya oleh salah satu penguji pada sidang terbuka promosi Doktor Teknologi Informasi Universitas Gunadarma, Jumat (14/7/2017)


“Saya ingin menginternasionalkan standar nasional yang ada di Indonesia. Karena COBIT 5 yang sebelum nya digunakan, dibuat di Amerika dan disesuaikan dengan standar manajemen disana,dan kalau penggunaan di Indonesia tidak bisa diterapkan seutuhnya.” ujarnya.




Penggunaan audit IT sangat dibutuhkan sebagai pengendalian internal untuk menjamin penggunaan IT pada sebuah organisasi atau perusahaan untuk meminimalisir resiko yang tidak diinginkan. 


Yang memotifasinya  untuk mengangkat model Audit IT lokal adalah karena mainset orang Indonesia yang selalu berpatokan pada luar negeri. 


“Tetapi sebenarnya balik lagi si,tidak semua yang dari luar itu bisa cocok untuk kita. Jadi sekali-kali oke lah kita ada modal sendiri yang memang cocok kita pakai dengan optimal. Kalaupun nanti ada perubahan-perubahan lagi mungkin asli itu benar-benar produk dari Indonesia dan untuk Indonesia.” tegasnya. 


Dijelaskan Widta, kendala yang dihadapi dalam penggunaan framework COBIT 5 sebelumnya diantaranya adalah kendala bahasa dan budaya yang menjadi hambatan dalam pemahaman penggunaan COBIT 5. Dengan SimCOBIT, penggunaan IT dapat disesuaikan dengan kebutuhan perusahan dan kebutuhan perkembangan nya di masa mendatang. Karena sifat nya dinamik dan dapat mengikuti lingkup yang luas.


“Fokus utama audit IT untuk perusahaan di Indonesia adalah standart Internasional, tetapi sekarang kita buat adopsinya sefleksibel mungkin untuk organisaai di Indonesia jadi mungkin bahasanya kita ganti. Tetapi ada beberapa kriteria yang mungkin tidak ada di Indonesia itu tidak usah digunakan. Jadi itu yang saya lakukan adalah penyesuaian karena tidak semua yang standart Internasional bisa digunakan dan diterapkan di Indonesia.” jelas Widya.


Hal lain yang melatarbelakangi nya dalam melakukan penelitian adalah sebelumnya peneliti sering berinteraksi dengan perusahaan besar yg kesulitan menghunakan Cobit 5 dalam mengaudit. 


“Saya ingin agar tidak ada lagi proyek seperti kasus E-KTP lagi, dan proyek-proyek IT yang abal-abal. Jadi kontrol nya itu tetap ada baik secara organisasi masing-masinh maupun secara global. Itu sih concern saya pertama kali. Selanjutnya ya hanya untuk pengendalian internal di organisasi saja. Organisasi kan investasi di IT nya lumayan besar bisa 80-90%.” pungkasnya.


Hasil penelitian yang dilakukan Widya seharusnya bisa langsung digunakan untuk perusahaan atau organisasi di Indonesia, walaupun tidak secara global tetapi setidaknya ada beberapa organisasi menerapkan untuk internal control untuk evaluasi. 


Perempuan yang pernah mendapatkan beasiswa studi S2 di Australi ini juga lebih memilih melanjutkan pendidikan S3 nya di Indonesia. “S3 saya tidak mau balik lagi ke Australi, saya mau tetep di Indonesia dan saya memilih Gunadarma. Karena saya sudah pernah merasakan kuliah di luar negeri gimana-gimananya, jadi ah saya pikir cukup bangga juga dengan Gunadarma yang sudah world class university ini” tutupnya dengan bangga.


Widya Cholil mendapat gelar doktor dengan Promotor Prof. Dr. rer.nat A. Benny Mutiara, Ko Promotor Dr. Eri Prasetyo dan Dr. Prihandoko. Widya Cholil merpakan Doktor IT ke-111 lulusan Universitas Gunadarma dengan judul desertasi ” SimCOBIT; Pengembangan Model Framework COBIT untuk IT Audit Indonesia.