DepokNews — Bermula dari hobi dan ketertarikan dengan bola basket, terbentuklah suatu komunitas yang bernama Infnt, komunitas ini sudah berdiri sejak 5 Mei 2016. Tak sekedar mendirikan komunitas, Infnt yang beranggotakan sekitar 10 orang, banyak mengukir prestasi di bidang Freestyle Basket Ball.
Meskipun terbilang rookie (komunitas baru) tetapi Infnt sudah mencetak banyak prestasi. Pendiri Depok Infnt, Mahesa Ariel Aradea, mengatakan, beragam prestasi telah diraih oleh Infnt. Misalnya, juara satu Freestyle Basketball : Rockie Class pertama di indonesia, juara tiga di ajang IOXC 2016 di Banten, Juara 2 dan 3 di Jakarta Cross Community Market, dan Freestyler favorit di ajang Rooftop di Plaza Semanggi.
“Walaupun Infnt tergolong baru tetapi kami akan terus berupaya untuk mencetak prestasi yang sesuai dengan hobby kami,” jelasnya saat diwawancarai oleh Tim Depok News, Kamis (1/6/2017).
Dikatakannya, dengan freestyle basket kita dapat melatih kebugaran tubuh, menyeimbangkan tubuh dan tentunya membuat tubuh lebih lincah dan lentur. Selain itu, freestyle basket tidak sama dengan basket ball yang bermain membutuhkan lawan untuk memasukkan bola ke dalam ring. “Frestyle basket ball ini bisa menjadi hiburan tersendiri, karena setiap gerakan diiringi dengan musik. Jadi enjoy aja buat berolahraga,” katanya dengan tenang.
Di samping itu, salah satu tujuan dari komunitas tersebut hampir serupa dengan komunitas lainnya sebagai wadah untuk menyalurkan minat dan bakat, khususnya di bidang freestyle basket. “Hanya saja yang membuatnya berbeda ialah sistem di dalam timnya. Sistemnya itu kita bagi menjadi dua, yaitu Fighter dan Family,” jelas anak lelaki yang biasa disapa Eca.
Dirinya menjabarkan secara rinci, bahwa Fighter itu di bagi lagi cabangnya menjadi ; Leader, VVIP, VIP, IP, dan P. Jadi fighter itu ada levelnya, lanjutnya, kalau mau naik pangkat ada ujiannya dulu atau semacam tes. “Nah kalau Family itu bagian dari tim juga. Hanya saja diperuntukkan sebagai Supporter. Kalaudalam perang mirip yang posisinya di belakang buat bantuin prajurit yang di depannya.Tapi kalau lagi kumpul semua adalah Family. Jadi klo lagi ada battle,event atau yang lainnya udah tau posisinya masing masing,”ungkapnya.
Selain itu, komunitas ini memiliki sisi keunikan lainnya. Seperti halnya berkumpul, mereka tidak selalu bertemu setiap saat. Namun, dengan adanya teknologi yang canggih mereka memanfaatkannya sebagai alat komunikasi latihan melalui video secara langsung ataupun tidak.
“Kita jarang ketemuan, jadi untuk kemistri sesama tim masih mengandalkan kemampuan atau “skill” masing-masing. Tidak masalah kita jarang kumpul, yang penting di dunia online kita tetep connect namun saatnya ketemu kita udah banyak skill atau cerita baru. Jadi, teknologi itu bukannya harus dihindari juga tapi diterima dengan sikap yanh positif,” imbuhnya.
Eca menambahkan, pihaknya berharap pemerintah dapat mendukung berbagai komunitas di Depok, seperti Komunitas basket ball ini. Hal tersebut, agar pihaknya dapat semakin berkembang dan maju untuk meraih prestasi ke depannya.
“contohnya dengan menyediakan tempat yang nyaman bagi para komunitas untuk berkumpul. Hal tersebut sudah lebih dari dukungan pemerintah kepada para komunitas di Depok,” tutupnya berharap. (Meida)
Facebook Comments Box