Oleh: Wali Kota Depok, KH. Dr. Mohammad Idris, MA.
اعَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَهُوَ مَاهِرٌ بِهِ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ، وَالَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيهِ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ أَجْرَانِ” مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Artinya: dari Ummul Mukminin Aisyah r.a berkata: Rasulullah saw bersabda: “Orang yang membaca al-Qur’an dan ia mahir membacanya, akan bersama malaikat yang mulia nan baik-baik; sedangkan orang yang membaca al-Qur’an namun masih terbata-bata, maka ia akan memperoleh 2 (dua) pahala (HR. Bukhari Muslim).
Al-Qur’an adalah kitab Allah yang diturunkan untuk kebahagiaan hidup manusia, di dalamnya terdapat petunjuk, arahan, pesan-pesan suci dari Allah SWT dan diperuntukkan hamba-hambaNya yang mau menerimanya sebagai pedoman dan sumber hidup dan kehidupan.
Rasanya mustahil, jika seseorang mengakui menerima al-Qur’an sebagai petunjuk hidupnya namun ia tidak pernah membacanya, atau menyentuhnya sekalipun “Laa Haula wa Laa Quwwata illa Billah”.
karenanya, demikian tinggi kedudukan orang yang membaca al-Qur’an, meskipun sebenarnya ia belum mahir bahkan masih terbata-bata membacanya; karena Allah tetap saja perhaitan dan peduli kepada mereka dengan mempersembahkan 2 pahala, yaitu pahala usaha dapat membaca al-Qur’an dan juga pahala membacanya itu sendiri “subhanallah”.
Apalagi orang yang sudah bias bahkan mahir, sangat naïf dan tidak wajar, jika ia tidak membaca pesan-pesan wahyu dalam al-Qur’an. Kalau Allah memposisikan orang yang mahir membaca al-Qur’an dan iapun membacanya pada tempat kemuliaan, yakni berhimpun bersama para malaikat yang senantiasa bertasbih dan beribadah kepada Allah tanpa bosan dan lesu; sebaliknya orang yang mahir membaca al-Qur’an tetapi enggan membacanya, ia tergolong orang yang tidak pandai berterima kasih atas karunia kemampuan membaca al-Qur’an. Ibarat orang yang mengetahui tetapi tidak mengamalkan; bisa saja dosanya berlipat ganda, na’udzu billah min dzalik.
di bulan suci Ramadhan anjuran membaca al-Qur’an lebih kuat, karena di bulan ini Allah menurunkan al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan keterangan petunjuk itu dan sebagai al-Furqon yaitu pembeda antara yang benar dan yang salah, antara yang haq dan bathil.