DepokNews- Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Mohammad Thamrin mengatakan, tercatat sudah ada 30 ribu yang ikut ujian. Dari 30 ribu pendaftar itu ada yang masuk ke pesantren, atau sekolah lain. Pihaknya mengaku belum mendata lagi sisa peserta. Namun daya tampung di sekolah negeri ternyata hanya 7900.
“Hanya 7900 ditambah SMP terbukanya sekitar 1000 jadi 8700 untuk SMP negeri.SMP swasta di Depok kan banyak, jadi jika yang tidak masuk sekolah negeri bisa ke swasta. SMP swasta ada sekitar 170,” urai Thamrin.
Dirinya menegaskan pihaknya akan menurunkan pengawas yang memantau PPDB di setiap sekolah baik SD dan SMP. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah praktek-praktek curang seperti jual beli bangku.
Ia merinci ada beberapa kuota keberpihakan siswa miskin 20 persen, keberpihakan siswa berprestasi 5 persen, keberpihakan kepada anak berkebutuhan khusus, keberpihakan kepada anak guru itu 5 persen.
“Bagi yang memenuhi kuota diakomodir namun karena kuota terbatas kami juga lihat skor nilai,” terangnya.
Dia mengatakan pihaknya semaksimal mungkin berupaya untuk tertibkan PPDB tahun ini. Diakui hal itu tidak bisa dilakukan secara sekaligus tapi pihaknya akan berupaya semaksimal mungkin.
“Intinya PPDB Itu tidak boleh ada pungutan biaya pendaftaran. Itu tidak boleh. Kami akan tetap berpegang sesuai ketentuan bahwa tidak ada pungutan proses dalam PPDB. Jangan sampai ada oknum yang melakukan pungutan,” katanya.
Thamrin juga mengimbau kepada para orangtua siswa agar tidak memaksakan kehendaknya. Setiap kali acara perpisahan sekolah dirinya sampaikan ke orangtua siswa agar menyesuaikan kemampuan anak.
“Jika NEM nya bagus ikut yang alami saja. Jangan masuk melalui jalur lain, kasian anak juga terbebani bisa merusak psikologis anak. Mereka kan masa depan kita,” tandasnya.(mia