DepokNews– Melalui sebuah program pengabdian kepada masyarakat, lima mahasiswa dan mahasiswi FKUI berusaha membawa semangat untuk mencegah demensia pada masyarakat lansia di Kampung Lio. Program tersebut bernama GEMPITA (Gerakan Mencegah Potensi Demensia) yang berlangsung sejak 13 Mei hingga 9 Juni lalu. Dibantu dengan para kader kesehatan setempat dan beberapa volunteer kesehatan, program GEMPITA ini menjadi wadah para lansia untuk meningkatkan kemampuan fisik maupun otak.
“Belum ada program yang secara khusus menangani lansia di sini dan program ini menjadi salah satu program yang unik serta mampu membawa semangat baru bagi para lansia.” ujar Ibu Jumiati (58 tahun) selaku Ketua Kader Kesehatan Kampung Lio.
Berlangsung selama bulan Ramadhan, tidak membuat peserta menjadi enggan mengikuti rangkaian kegiatan program tersebut. Justru para peserta yang didominasi oleh lansia menerima program GEMPITA tersebut dengan semangat dan antusias.
Keberagaman rangkaian kegiatan GEMPITA yang unik dan inovatif menjadi daya tarik tersendiri bagi para peserta. Kegiatan dimulai dari senam untuk lansia, penyuluhan mengenai demensia alias pikun, skrining kesehatan fisik umum dan penilaian fungsi kognitif, mendongeng, menonton film bersama, sharing pengalaman, hingga bermain angklung bersama. Setiap kegiatan tersebut dilaksanakan karena memiliki manfaat tersendiri sebagai upaya untuk mencegah demensia sejak dini.
“Sejauh ini, belum ada perhatian khusus terhadap geriatri di Indonesia. Mengingat angka harapan hidup akan terus meningkat, maka kesehatan geriatri pun harus diperhatikan.” Ungkap dr. Adre Mayza, SpS(K) selaku dosen pembimbing dari kelima mahasiswa tersebut. Berangkat dari masalah tersebut, kelima mahasiswa yang tergabung dalam tim GEMPITA di bawah bimbingan dr. Adre memformulasikan sebuah penilaian kognitif dan emosi lansia secara komprehensif yang juga termasuk dalam program GEMPITA. Penilaian kognitif tersebut menjadi poin penting dalam program GEMPITA.
“Sebelum melakukan rangkaian kegiatan pencegahan demensia, terlebih dahulu kami melakukan skrining kesehatan dan penilaian kognitif. Hal itu penting dilakukan karena hasil dari penilaian kognitif akan menentukan tata laksana lanjutan bagi lansia tersebut,” tukas Nurita Adha Dianti selaku ketua tim GEMPITA. Penilaian dilakukan sebelum dan sesudah kegiatan sehingga terlihat tren yang meningkat atau dengan kata lain hasil kegiatan tersebut positif untuk kesehatan fisik maupun kognitif lansia.
“Saya sendiri merasa senang setelah mengikuti kegiatan ini. Banyak manfaatnya, jadi punya kegiatan yang bermanfaat. Harapannya bisa dilanjutkan kegiatan tersebut,” ujar ibu Hamnah (60 tahun), salah satu peserta. Demensia alias pikun yang seringkali dialami oleh masyarakat lanjut usia memang masih belum disadari. Padahal demensia bisa menimbulkan masalah dan beban pada individu, masyarakat, maupun pemerintah. Mengusung jargon ‘menua dengan bahagia’, program GEMPITA berupaya mengoptimalkan potensi lansia di masa tuanya.
“Melihat hasil dan respon yang positif dari masyarakat, kami berharap dapat mengenalkan program GEMPITA ini ke Kementerian Kesehatan agar dapat dikembangkan dan lebih jauh lagi dapat dijadikan program pencegahan demensia nasional,” tutup Nurita.