DepokNews–Perubahan besar tengah dirintis di Desa Sukawangi. Kelompok Penerima Manfaat (KPM) Bantuan Sosial (Bansos) kini memiliki peluang untuk mandiri secara ekonomi melalui pelatihan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Pelatihan yang dilakukan tanggal 15 November 2024 merupakan bagian dari Program Hibah IRT-UM yang digagas bersama antara Dr. Supiani dari Universitas Gunadarma dengan Pendamping Desa Anggriani, S.Pd, Bumdes Sukawangi, dan Pemerintah Desa Sukawangi.
Program ini bertujuan membekali KPM dengan keterampilan berwirausaha, mulai dari pengelolaan bahan baku hingga pemasaran produk. Dengan keterampilan baru, para penerima manfaat bansos diharapkan dapat meningkatkan ekonomi keluarga mereka dan mengurangi ketergantungan pada bantuan pemerintah.
Inisiatif Kolaborasi untuk Transformasi Ekonomi
Program ini adalah hasil kolaborasi lintas sektor yang melibatkan akademisi, pemerintah desa, dan organisasi masyarakat. Kepala Desa Sukawangi, H. Ahmad Dedi Suharyadi, S.IP., memberikan dukungan penuh untuk pelaksanaan program ini. “Apapun program yang bermanfaat bagi warga, kami sangat mendukung. Ini adalah langkah konkret untuk memberdayakan masyarakat agar lebih mandiri,” ujarnya.
Menurut H. Aceng, Pengurus Bumdes Sukawangi, pelatihan ini juga dilengkapi dengan pemberian alat produksi kepada para peserta. “Ibu-ibu penerima manfaat bansos ini akan menerima satu paket alat usaha berupa mesin pengupas buah, mesin pengepak produk, dan mesin pemanas kemasan. Dengan alat ini, mereka dapat meningkatkan efisiensi dan kualitas produk rumahan mereka,” jelasnya.
Selain mendukung kegiatan usaha, Bumdes Sukawangi juga berkomitmen membantu pemasaran produk-produk hasil pelatihan. “Kami akan mencarikan pasar untuk produk mereka, baik melalui saluran offline seperti toko-toko oleh-oleh, maupun online,” tambah H. Aceng.
Manisan Buah: Dari Tradisi ke Inovasi
Warungkondang telah lama dikenal sebagai daerah penghasil beras pandanwangi dan berbagai produk oleh-oleh khas, seperti manisan buah. Salah satu pelaku usaha yang turut serta dalam program ini adalah Cun Cun Sumiati, Ketua Kelompok Graduasi Mandiri. Ia telah berkecimpung dalam usaha pengolahan manisan buah selama bertahun-tahun.
“Produksi saya masih terbatas karena semua dilakukan secara manual. Dengan pelatihan ini dan dukungan alat produksi, saya optimis usaha saya akan berkembang lebih baik,” ungkap Cun Cun. Manisan buah seperti pala, kedondong, dan mangga yang ia hasilkan tidak hanya memiliki cita rasa khas, tetapi juga berpotensi besar untuk dikembangkan menjadi produk unggulan lokal.
Selain produk tradisional, program ini juga mendorong inovasi produk, seperti minuman berbasis air pala atau minyak biji pala, yang memiliki nilai tambah tinggi di pasar. Dengan bantuan teknologi dan pelatihan, para pelaku usaha diharapkan dapat menciptakan produk-produk baru yang memenuhi kebutuhan pasar modern.
Menghadapi Tantangan dengan Inovasi
Meskipun memiliki potensi besar, usaha kecil seperti ini tidak luput dari tantangan. Ketersediaan bahan baku yang bergantung pada musim, keterbatasan teknologi, dan akses pasar yang terbatas menjadi kendala yang sering dihadapi. Namun, melalui program ini, para peserta diajak untuk menghadapi tantangan tersebut dengan pendekatan inovatif.
Pelatihan teknis meliputi pengelolaan bahan baku, optimalisasi proses produksi, hingga pengemasan produk yang lebih profesional. Selain itu, peserta juga diberikan wawasan tentang pentingnya pemasaran digital untuk menjangkau konsumen yang lebih luas.
“Pemasaran digital adalah masa depan bagi UMKM. Dengan bantuan pelatihan, kami berharap para pelaku usaha dapat memanfaatkan media sosial dan platform online untuk mempromosikan produk mereka,” jelas Anggriani, S.Pd., Pendamping Desa yang menggagas program ini.
Harapan Baru untuk Desa Mandiri
Program ini bukan hanya tentang mencetak wirausahawan baru, tetapi juga tentang membangun ekosistem ekonomi yang berkelanjutan di tingkat desa. Dengan adanya sinergi antara pelaku usaha, pemerintah desa, dan masyarakat, Desa Sukawangi diharapkan menjadi contoh keberhasilan transformasi ekonomi berbasis komunitas.
“Semoga pelatihan ini menjadi langkah awal yang membawa perubahan nyata. Kami ingin melihat lebih banyak keluarga yang mandiri secara ekonomi dan mampu memberikan kontribusi positif bagi desa,” tutup H. Ahmad Dedi Suharyadi.
Dengan langkah kecil namun terarah ini, Desa Sukawangi membuktikan bahwa kemandirian ekonomi bukan hanya mimpi, melainkan visi yang dapat diwujudkan melalui kolaborasi dan kerja keras bersama. Program ini tidak hanya memberikan keterampilan, tetapi juga harapan baru bagi keluarga penerima manfaat bansos untuk hidup lebih mandiri dan sejahtera.