DepokNews – Eka Hospital Depok mengadakan edukasi kesehatan yang membahas penyakit Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) bersama Dr. Aru Ariadno, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Subspesialis Gastroenterologi dan Hepatologi Konsultan. Dalam acara yang berlangsung dengan tema “Mengenal GERD: Penyebab, Gejala, dan Pilihan Tindakan Operasi untuk Penyembuhan”, Dr. Aru memberikan pemaparan mendalam tentang penyakit yang sering kali diabaikan namun dapat memengaruhi kualitas hidup.
@optiksejahter
Dr. Aru menjelaskan bahwa GERD merupakan gangguan pada sistem saluran pencernaan di mana asam lambung naik ke kerongkongan (esofagus). Refluks ini menyebabkan sensasi panas atau perih di bawah tulang dada, yang dikenal dengan istilah heartburn.
“GERD adalah salah satu gangguan pencernaan yang umum, tetapi jika dibiarkan, dapat menyebabkan komplikasi serius seperti iritasi atau peradangan pada kerongkongan, bahkan mengganggu aktivitas sehari-hari,” ungkapnya.
Penyebab utama GERD adalah melemahnya sfingter esofagus, otot pembatas antara kerongkongan dan lambung, yang tidak berfungsi optimal dalam mencegah aliran balik asam lambung. Selain itu, Dr. Aru memaparkan beberapa faktor pemicu, seperti Obesitas dan kehamilan. Kebiasaan berbaring setelah makan, dan berusia lanjut.
Selain penyebab utama, beberapa kebiasaan yang bisa memperparah GERD antara lain, Merokok atau menjadi perokok pasif. Diet ekstrem atau melewatkan waktu makan. Makan dalam porsi besar atau di tengah malam. Konsumsi makanan asam, berlemak, pedas, atau minuman berkafein, alkohol, dan bersoda. Stres dan gangguan kecemasan yang tidak terkelola.
Dr. Aru menjelaskan, gejala GERD tidak hanya terbatas pada sensasi terbakar di dada (heartburn). Gejala lain meliputi: Rasa asam atau pahit di mulut. Mual, muntah, bau mulut, dan suara serak. Nyeri dada, nyeri ulu hati, atau sensasi mengganjal di tenggorokan. Perut kembung, sering bersendawa, hingga gigi sensitif.
Menariknya, GERD juga bisa terjadi pada bayi dan anak-anak dengan gejala seperti rewel, muntah, suara serak, hingga sulit tidur.
Untuk penanganan GERD, Dr. Aru merekomendasikan konsultasi dengan dokter spesialis gastroenterologi. Pengobatan biasanya dimulai dengan terapi menggunakan PPI (Proton Pump Inhibitor) dosis tunggal selama 8 minggu. Selain itu, obat-obatan seperti antagonis reseptor H2, antasida, dan prokinetik dapat diberikan sesuai kebutuhan.
Namun, jika terapi awal tidak memberikan hasil memadai, tindakan medis seperti endoskopi dapat dilakukan. Endoskopi memungkinkan dokter untuk memeriksa organ dalam tanpa operasi besar menggunakan alat khusus yang dilengkapi kamera dan senter.
Acara edukasi ini merupakan salah satu upaya Eka Hospital Depok dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan saluran pencernaan. “Melalui edukasi seperti ini, kami berharap masyarakat lebih peduli terhadap gejala yang mungkin terlihat sepele, tetapi berpotensi memengaruhi kualitas hidup jika tidak ditangani dengan baik,” ujar salah satu perwakilan Eka Hospital.
Dengan langkah ini, Eka Hospital Depok terus berkomitmen untuk memberikan layanan kesehatan terbaik, termasuk dalam bidang gastroenterologi, demi mendukung masyarakat Depok dan sekitarnya menjalani hidup yang lebih sehat dan berkualitas.
