FKM UI , Beji Menjadi Kecamatan Yang Kontaminasi Bakteri Tertinggi Pada Jajanan Anak

DepokNews– Tim Pengabdian Masyarakat dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) menemukan bakteri yang cukup membahayakan pada jajanan Sekolah di Kecamatan Beji.

Ketua tim Pengmas FKM UI Dr. Ririn menuturkan pada tahun 2018 Pengmas melakukan penelitian mengenai jajanan anak sekolah dasar di Kecamatan Beji. Dari penelitian tersebut ditemukan angka kontaminasi bakteri tertinggi pada jajanan anak (bakteri coliform sebanyak 64% dan bakteri E.coli sebanyak 11%).

” Penelitian lain juga menyebutkan bahwa sebagian besar (94%) pedagang yang berjualan di kantin Sekolah Dasar di Kecamatan Beji belum pernah mengikuti pelatihan mengenai higiene sanitasi pengolahan makanan.” ujarnya saat dikonfirmasi. Rabu (13/11/2019).

Berdasarkan hal tersebut pihaknya
melakukan penyuluhan di SDN Pondok Cina 3, SDN Pondok Cina 5, SDN Beji 4, SDN Beji 5, SDN Beji 7 dan SDN Tanah Baru 2 dan diikuti oleh 22 pedagang jajanan dan 18 pewakilan guru dari setiap sekolah.

” Selain di Sekolah kami juga melakukan penyuluhan ke pedagang jajanan keliling yang tidak menetap dan belum menerapkan higiene sanitasi makanan seperti pemilihan bahan baku, tempat penyimpanan bahan, fasilitas sanitasi dan higiene perseorangan. Hal ini dapat menjadi potensi kontaminasi makanan dan menjadi sumber penyakit,” ungkapnya.

Dijelaskan Ririn penyuluhan dibagi menjadi dua kelompok yaitu pada pedagang dan guru. Pada setiap pertemuan masing-masing kelompok difasilitasi oleh dua orang fasilitator.

“Waktu kegiatan berdurasi 120 menit yang diawali dengan pre-test untuk melihat sejauh mana pengetahuan mereka mengenai higiene sanitasi makanan dan diakhiri juga oleh post-test yang bertujuan untuk melihat pemahaman setelah pemaparan materi. Hasil dari perbandingan pre-test dan post-test menunjukan bahwa ada peningkatan pengetahuan,”tandasnya.

Melalui kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan pedagang dan guru mengenai higiene sanitasi, menumbuhkan kepedulian warga sekolah terhadap kualitas jajanan yang dijual di kantin sekolah, dan mengubah perilaku pedagang jajanan sekolah agar terbiasa menerapkan prinsip higiene sanitasi.