DepokNews- Kriminolog Universitas Indonesia (UI) Ferdinand Andi Lolo menilai ada kesamaan antara profesi artis, politikus dan profesi lainnya. Mereka adalah orang-orang yang pekerja keras dan perlu energi besar dan selalu dikejar tenggat waktu sehingga mengurangi waktu istirahat.
“Mereka perlu suplemen dan memerlukan sesuatu yang lebih kuat, salah satunya obat terlarang,” katanya.
Dia menilai, seseorang yang menggunakan obat terlarang ini bagian dari kebutuhan pekerjaan. Padahal seharusnya mereka menyadari bahwa penggunaan obat terlarang itu berdampak buruk bagi kesehatan juga efek lainnya.
“Ketagihan sudah tentu dan kalau sudah tidak ada uang untuk membelinya akan ada dampak lain juga,” tukasnya.
Mata rantai peredaran narkoba sulit diputus. Karena dibalik semua resiko yang akan dihadapi nantinya ada keuntungan besar yang menggiurkan. Keuntungan besar ini yang menyebabkan walaupun sudah diberikan mati pada pengedar namun mata rantainya tidak pernah putus.
“Hukuman mati tidak terlalu efektif. Tapi, tanpa hukuman mati akan lebih dahsyat lagi. Keuntungan besar ini menggelapkan mereka. Walaupun sudah ada yang dihukum mati tapi masih ada yang ‘antri’ menggantikan,” paparnya.
Menurutnya, pencegahan yang bisa dilakukan adalah dengan sosialisasi pada anak usia dini. Mereka diberitahu soal resiko dan efek dari narkoba.
“Kemudian juga aparat harus bersih. Artinya jangan melakukan kompromi terhadap hal ini,” pungkasnya.
Sebelumnya, pengamat sekaligus politisi dari Partai Golkar, Indra J. Piliang ditangkap di Room Oval Diamond Karaoke and Lounge, di bilangan Glodok, Jakarta Barat, Rabu (13/9). Petugas mendapati alat hisap sabu atau bong dan sedotan. Ketika di tes urine positif menggunakan narkoba jenis sabu.(mia)