Menu

Dark Mode
Ketua Fraksi PKS DPRD Depok Hafid Nasir: Janji Politik Imam Ririn Adalah Terbangunnya Depok Eco Park di Pancoran Mas Luar Biasa, Kampanye Akbar Imam Ririn di Stadion Mahakam Depok Dibanjiri Lebih Kurang 30 Ribu Masa PWI Depok Gelar Konferensi Kerja 2024, Tekad Tingkatkan Kinerja di 2025 Para Advokat Kota Depok Deklarasi Dukung Imam-Ririn untuk Pilkada Depok 2024 Survei Voxpol: Imam-Ririn Unggul dengan Elektabilitas 51,7 Persen di Pilkada Depok 2024 Imam Budi Hartono Usung Penataan Tahura Cagar Alam Pancoran Mas sebagai Eco Park Berkelas

Komunitas

LAUNCHING KOMUNITAS KAKIKU

badge-check


					LAUNCHING KOMUNITAS KAKIKU Perbesar

Depok, 31 Oktober 2021, Komunitas Kakiku mengadakan grand launching dengan kegiatan talkshow kesehatan dengan topik  Kaki sehat bagi penderita Diabetes Melitus. Kegiatan ini merupakan Kerjasama Komunitas KakiKu dengan LAZ Zakat Sukses dengan durasi 2 jam. Adapun pembicara yang mengisi kegiatan ini adalah dr Syahidatul Wafa, Sp.PD (Mengenal Diabetes dan komplikasi kaki DM), dr Budhi Arifin Noor, Sp.B (Penanganan luka kaki DM) dan Ns. Ratna Aryani, M.Kep (Skrining kaki bagi penderita DM).

Acara talkshow dihadiri oleh 170 peserta yang berasal dari seluruh Indonesia, dengan asal daerah terbanyak adalah DKI Jakarta dan Jawa Barat. Ada juga peserta yang berasal dari Sumatera, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan, Sulawesi dan Papua. Kegiatan dibuka oleh MC (Ony Linda, M.Kes), penampilan video profile zakat sukses dan komunitas KakiKu, hasilsurvey yang dilakukan komunitas KakiKu terkait masalah kaki, doa bersama oleh Romlah, S.H , talkshow, tanya jawab dan diakhiri dengan kuis Kahoot yang dipimpin oleh Nur Tjahyo Eka Darmayanti, M.Si. Adapun pembina dari komunitas KakiKu adalah dr dwi Rohmawati, Sp.PD. 

Komunitas KakiKu adalah komunitas yang bergerak di bidang kesehatan, terutama kesehatan kaki. Tagline yang dipunyai komunitas ini adalah “Kaki kuatku, penopang hidupku”. Adapun komunitas ini berawal dari kepedulian dosen sekaligus perawat luka (Ratna Aryani) terhadap pasien-pasien DM (Diabetes Melitus) yang mempunyai luka di kaki, bahkan beberapa pasien harus rela dilakukan amputasi. Kegiatan yang sudah dilakukan adalah pemberian edukasi, melakukan skrining kaki, pembuatan modul, melatih senam kaki, pelatihan singkat perawatan luka, dll. Untuk melebarkan manfaatnya, Ratna akhirnya mengajak berkumpul teman-teman dengan latar belakang kesehatan dan non kesehatan membentuk 1 tim. Tim kesehatan akan fokus pada edukasi kesehatan, pembuatan isi konten, pembuatan modul dan pelatihan, sedangkan non kesehatan memberikan support terkait administrasi, IT, pengolahan data dan publikasi. Harapannya tim ini akan memberikan manfaat yang lebih luas.

Sebelum grand launching, komunitas ini sempat mengadakan soft launching pada tanggal 17 Oktober 2021 dan membuat survey online selama periode 3 minggu sebagai bahan kajian sebelum grand launching. Berdasarkan survei online yang melibatkan 1127 responden, diketahui terdapat penderita DM (7.6%), tidak mengalami DM (76,8 %) dan tidak tahu apakah ada DM atau tidak (15,6%), mempunyai riwayat keluarga dengan DM (34,3%) dan belum pernah menerima informasi dari tenaga kesehatan terkait Kesehatan dan perawatan kaki (89,4%). Adapun masalah kaki yang paling banyak dirasakan responden adalah kram kaki (51,6%), penebalan kulit kaki (kapalan) dan kulit pecah-pecah (24,6%), kebas (23%), adanya luka atau riwayat luka di bagian kaki (13,1%), kaki terasa lebih dingin atau hangat dibandingkan kaki lainnya atau tubuh lainnya (10,4%), kelemahan otot kaki (7%), jamur dan infeksi kuku (6,4%), sulit menggerakkan kaki (4,1%) dan tidak bisa merasakan sensasi (1,5%).

Dalam sambutannya, ketua komunitas KakiKu, Ns. Ratna Aryani, M.kep mengatakan bahwa masalah kaki menjadi konsentrasi komunitas ini dikarenakan kaki adalah penopang tubuh dan sebagai alat gerak yang digunakan hampir setiap saat. IPFH (2016) menyebutkan bahwa dengan kaki yang sehat maka seseorang dapat memperoleh kualitas hidup yang lebih baik dimana seseorang dapat melakukan aktivitas sehari-hari (ex. berjalan, berbelanja, mengunjungi teman dan keluarga, bekerja dan bermain) serta akan lebih produktif dalam bekerja. Dengan kaki yang sehat seseorang juga tetap memungkinkan melakukan olah raga untuk menjaga stamina.

Masalah kaki seringkali muncul akibat penyakit Diabetes Melitus (DM) ataupun gangguan vaskularisasi lainnya. DM menjadi salah satu penyakit yang paling umum menyebabkan masalah kaki dimana saat ini terdapat 422 juta penderita DM di seluruh dunia (WHO, 2021) dan 79% orang dewasa dengan DM tinggal di negara dengan pendapatan rendah & menengah (International Diabetes Federation, 2017). Dalam sumber yang sama juga disebutkan bahwa jumlah tersebut akan terus meningkat menjadi 629 juta pada tahun 2045.

Berdasarkan hal di atas, maka keberadaan komunitas KakiKu mempunyai peran penting untuk membantu masyarakat (terutama masyarakat dengan penyakit DM ataupun beresiko DM) untuk mengenali ciri-ciri kaki yang sehat dan tidak sehat. Karakteristik kaki yang sehat adalah kulit tampak utuh, tidak ada luka ataupun tanda-tanda trauma, sedangkan kaki yang tidak sehat mempunyai karakteristik kebas / mati rasa, tidak bisa merasakan sensasi atau perubahan suhu, seringkali kram, terdapat kelemahan otot kaki, gangguan refleks, ada masalah keseimbangan & pergerakan kaki, kaki teraba lebih dingin atau lebih hangat, terdapat penebalan kaki / kapalan & kulit pecah-pecah, adanya jamur atau infeksi di kuku, bahkan mengalami perubahan bentuk dan warna kaki. Semoga komunitas ini akan terus  memberikan kebaikan. (Penulis Ns. Ratna Aryani, M.Kep).

Facebook Comments Box

Read More

Toring & Baksos Perdana MBIC 2024

18 September 2024 - 14:06 WIB

Sunmori Ride’s with charity Jack One the Champions 21 Agustus 2022

23 August 2022 - 17:30 WIB

Kreatif, Karang Taruna RW.16 Kelurahan Beji Usaha Budidaya Lele

24 October 2021 - 12:06 WIB

HUT RI 76 Tahun, Ruang Baik Gelar Ekspedisi Kemerdekaan Tebar 20 ribu Al-Quran

17 August 2021 - 15:51 WIB

Warga Depok Dorong Segera Sahkan UU Perlindungan Tokoh Agama dan Simbol Agama!

21 April 2021 - 10:38 WIB

Trending on Komunitas