MENEBAR SENYUM BERSAMA WARGA CIANJUR

Sebuah perjalanan giat Trauma Healing, pekan ke.3, Relawan PKS Depok

Kali ini RPKS Depok tetap terus bergerak berbagi kebahagiaan bersama warga Cianjur yang berdampak gempa.

Kegiatan Trauma Healing pekan ke 3 ini menyusuri 4 desa yaitu Kampung Tunggilis -Pacet, Desa Gasol-Cugenang, Kampung Sarampad-Cugenang, dan kampung Kolaberes-Talaga Cugeneng.

🔶️ Hari Pertama, Sabtu 17 Des 2022.

Perjalanan pertama menuju kampung Tunggilis, Kec Pacet. Disana puluhan rumah tinggal dan Masjid ambruk dan sudah tidak layak lagi di tempati.

Kami mendatangi tenda Ibu Lilis, beliau rumahnya ambruk dan tidak bisa di tempati lagi sehingga sehari-harinya harus tidur di tenda terpal yang kalau malam terasa dingin, namun kalau siang terasa panas menyengat. Namun mereka terpaksa karena tidak ada pilihan lagi untuk berteduh dan istirahat. Bu lilis memiliki 3 anak dan suaminya sebagai petani garapan.

Disana kami melakukan giat Trauma healing dan masak buat makan siang bersama warga dan relawan. Semua bahan baku buat makan siang kami drop dan ibu lilis bersama ibu2 lain membantu memasaknya.

Kegiatan trauma healing dimulai jam 10.00 disalah satu ruang darurat tertutup tenda. Di lokasi tsb juga ada rumah yang ambruk dan ada anak usia sekolah 3 SD yang qodarullah wafat saat terjadi gempa.

Di lokasi trauma healing, Alhamdulillah anak-anak dan ibu-ibu sangat antusias sehingga ruangan terasa sesak karena tidak bisa menampung mereka di acara tsb.

Anak-anak nampak gembira dan bahagia dihibur oleh kang Asep Revan ( tim relawan Trauma Healing PKS Depok ) dan dibantu ada guru-guru PAUD Depok yang ikut mampir serta memberikan hadiah bingkisan buat anak-anak yang hadir. Hadir 125 anak-anak dan 30an ibu-ibu yang nampaknya bisa melupakan sejenak trauma saat terjadinya gempa.

Di akhir acara kami makan bersama warga dengan masakan sayur asem dengan lauk ikan asin dan tempe tahu sambal, terasa nikmat bisa makan siang bersama mereka.

Jelang siang perjalanan kedua kami lanjut menuju Desa Gasol, Kec.Cugenang. Sepanjang jalan yang kami susuri banyak rumah-rumah dan bangunan yang rusak karena berada di epicentrum pusat gempa.

Sampai lokasi kami istirahat sejenak untuk shalat zuhur di masjid Pesantren Baitul Ilmi. Jam 13.00 kami menuju lokasi Trauma Healing titik ke.2. Berlokasi di Aula pertemuan sederhana tempat biasa pertemuan warga.

Tak kalah, sambutan anak-anak dan ibu-ibu luar biasa di Desa Gasol. Diacara tsb kami kemas dengan acara teatrical drama, dimana kang Asep berperan sebagai Si Cireng (nama panggilannya), Cireng adalah sosok yang tampak agak terbelakang, orang bilang agak “sinting”, namun lucu dengan pakaian ala seragam SD putih merah hati dengan dot susu yang selalu di sedotnya setiap saat.

Anak-anak dan ibu-ibu nampak lepas tertawanya dihibur oleh si Cireng, anak SD yang suka bolos sekolah. Kehadiran anak-anak sekitar 120 anak dan 30an ibu-ibu.

Di lokasi tsb kami juga mewawancarai sosok Nenek yang nampak masih energik, nenek tsb kami berikan Al quran dan kami minta untuk membaca beberapa ayat. Alhamdulillah bacaanya bagus dan lancar, kami tanya rupanya nenek masa mudanya adalah seorang Sinden. Terus kami mendengar nenek menyanyi lagu tahun 1978 dan masih hafal. Nenek Iyom namanya, usia 74 thn dan nampak masih sehat. Suami beliau dulu ada mantan kepala desa di desa gasol sampai 20 tahun periode jabatannya. Acara kami tutup dengan foto bersama dan saat kami mau pulang di bawakan buah jambu merah oleh nenek Iyom.

🔶️ Hari ke 2, Ahad 18 Des 2022

Kunjungan titik ke.3 kami ke Kp.Sarampad, Kec.Cugenang. Lokasi ini daerah yang sangat berdampak dari gempa berskala 5.4 mg. Sepanjang jalan kami susuri kanan kiri banyak rumah dan bangunan rusak bahkan rata termasuk masjid dan mushola. Terlihat ada puluhan relawan petugas Satpol PP Tangsel sedang kerja bakti membersihkan rumah-rumah dna puing-puing yang rata dan ambruk akibat gempa.

Acara Trauma Healing dilaksanakan di tenda pengungsi. Anak-anak mulai berdatangan jelang jam 09.00 dan antusias dihibur. Kang Asep Revan memerankan dialog dengan boneka. Boneka diajak bicara oleh kang Asep sehingga menimbulkan tawa lepas dari anak-anak.

Alhamdulillah ada sekitar 90 anak-anak dan 20 ibu-ibu yang hadir. Diakhir acara suasananya lebih dramatis karena sesi ada renungan atau muhasabah. Banyak anak-anak dan ibu-ibu yang larut dalam emosi sehingga menangis karena teringat orang terdekatnya yang meninggal karena gempa. Ada bapak muda yang nampak menangis histris karena teringat ibunya yang wafat tidak bisa diselamatkan. Mereka bukan saja kehilangan harta, rumahnya yang rusak bahkan kehilangan orang-orang yang dicintainya.

Sehabis sesi renungan sebelum di tutup kami foto bersama dan membagikan bingkisan snack dan al quran. Sedih rasanya meninggalkan mereka, disaat kami bisa membahagiakan mereka, membuat senyum mereka, namun kami harus meninggalkannya karena masih ada titik ke.4 yang akan kami kunjungi.

Kunjungan terakhir kami menuju Desa Talaga, kampung Koleberes. Sepanjang jalan pemandangan kanan- kiri begitu indah menawan, nampak dari kejauhan gunung Gede pangrango seraya menyambut kedatangan kami. Matahari diupuk barat begitu cerah, kontras sebelumnya yang kami lalui hanyalah bangunan rumah-rumah yang rusak dna hancur dampak dari gempa, ditambah udara yang sejuk dengan pemandangan sawah membentang. Desa Talaga termasuk wilayah yang tidak dilewati garis gempa, meskipun titik episentrum gempa berasa di Kecamatan Cugenang.

Sebelum ke acara kami mampir sejenak untuk shalat zuhur di rumah Ibu Hajah Puji salah satu pengusaha Jamur Tiram yang sukses di daerah tsb. Rumah ibu Hajah Puji pun ikutan rusak karena gempa. Kami mampir ke rumah anaknya kang galuh namanya masih didalam kawasan budi daya jamur, kami dijamu makan siang yang luar biasa menunya lengkap, meskipun mereka dalam keadaan tertimpa musibah tetap melayani kami menjamunya, padahal kami sudah siap-siap beli nasi padang bungkus di jalan. Ada salah satu karakter kearifan lokal warga Cianjur yaitu menjamu tamu dengan baik. Bahkan disalah satu lokasi kegiatan pekan lalu kami di tawarkan mampir, nanti akan du masaki nasi liwet. Masha Allah.

Habis istirahat shalat dan makan siang kami bersiap ke lokasi Trauma Healing ke 4 kampung Kolaberes.

Banyak anak-anak karyawan budidaya jamur tiram yang diikutkan dengan menumpangi 2 mobil pick up. Anak-anak nampak bahagia dan ceria sekali diatas kendaraan pick up, padahal siang mereka waktunya mengaji di lokasi budi daya jamur, namum Ustazahnya mengizinkan karena acara trauma healing jarang-jarang ada disana.

Dilokasi acara dibuka sama Bunda Anna, dia adalah tokoh Jambudipa Warungkondang yang memfasilitasi kami tempat menginap selama giat aksi kemanusiaan kami di Cianjur. Ada sekitar 150 anak dan 40an ibu-ibu hadir disana.

Acara juga dihibur kembali oleh pemeran si Cireng (Kang Asep Revan), anak-anak dan ibu-ibu nampak bahagia dihibur seolah mereka lupa dengan kejadian gempa bumi 3 pekan lalu.

Kegiatan Trauma Healing kami setiap pekan memang tujuannya menghibur para korban gempa dari dampak Psikologis baik rasa cemas, panik, trauma sehingga bisa bangkit kembali dengan memberikan motivasi dan pencerahan jiwa kepada anak-anak khususnya.

Insya Allah kami akan terus bersama mereka meskipun tidak setiap saat bersama mereka, mereka tidak sendirian dan ada kami disetiap akhir pekan menghibur mereka para korban gempa Cianjur.

Bahkan diantara mereka ada pesan voice note mengirim pesan kangen sama si Cireng …Cireng kapan ke Cianjur lagi? Pekan depan ya, Dinda kangen sama Cireng…hehe…

Wassalam
Bang Fai
Media Support RPKS Depok