Menu

Dark Mode
FBR Depok Tegaskan Dukungan Penuh untuk Imam Budi Hartono-Ririn Farabi di Pilkada 2024 Imam Budi Hartono-Ririn Farabi Pastikan Isu ‘Margonda Centris’ Hanya Mitos Kunjungi Rumah Warga yang Atapnya Roboh, Aleg PKS Nur Hidayat: Mudah-mudahan Secepatnya Bisa Direhab Tiga Aleg PKS Kunjungi BKD Kota Depok, Nur Hidayat: Kami Siap Berkolaborasi dengan Berbagai Pengambil Kebijakan 20 Alasan Warga Nyaman Tinggal di Kota Depok Borong 353 Kg Wortel, Siswa-siswi Sekolah Alam Al -Fazza Depok Tunjukkan Kepedulian Terhadap Petani Korban Gempa Cikembang, Bandung

Kesehatan

Penyebab Nyeri Tulang Belakang, Hati-Hati Ketiga Paling Sering Dilakukan Usia Muda

badge-check
DepokNews — Nyeri tulang belakang bisa terjadi pada siapa saja. Namum umumnya rata-rata dialami karena usia atau penuaan. Biasanya mereka yang terkena antara usia 41-60 tahun. Di antara ruas tulang belakang, terselip jaringan lunak yang disebut diskus intervertebra atau diskus spinal. Fungsinya sebagai peredam kejut dan menjaga fleksibilitas tulang belakang untuk memudahkan semua gerakan tubuh.
Inti diskus vertebra, teksturnya lebih lembut dibandingkan sisi bagian luar (anulus), yang berfungsi melindungi inti diskus yang berupa gel yang dalam istilah kedokteran disebut nucleus pulposus.
Diskus invertebra, saat masih anak-anak memiliki cairan yang cukup banyak dan fleksibel menopang ruas-ruas tulang belakang. Seiring dengan bertambahnya usia, bagian dari proses penuaan, cairan diskus mengalami penurunan. Dampaknya anulus menjadi lebih keras dan gampang pecah.
Itu dipicu aktivitas fisik berlebih atau trauma, diskus vertebra dapat mengalami kerusakan, berupa herniasi (tonjolan tak normal) sehingga disebut herniasi diskus vertebralis. Kondisi ini akan mengganggu saraf di sekitar tulang belakang, menimbulkan sensasi nyeri, baal atau kelemahan pada bagian lengan atau tungkai.
“Ada beberapa hal yang bisa mempengaruhi nyeri tulang belakang. Bahkan saat ini disebabkan karena gaya hidup,” kata pakar nyeri Klinik Nyeri dan Tulang Belakang Onta Merah, dr. Mahdian Nur Nasution, SpBS.
Mahdian menyebutkan beberapa faktor penyebab nyeri tulang belakang akibat gaya hidup. Di antaranya bahkan bisa dialami anak-anak.
Pertama, zaman sekarang, anak-anak sekolah sering sekali membawa buku sekolah dalam jumlah banyak di dalam tas mereka. Hal itu ternyata bisa mempengaruhi nyeri tulang belakang.
“Penyakit anak-anak sekolah saat ini bawa beban banyak. Mata pelajaran seminggu dibawa semuanya. Hal itu bisa menyebabkan tulang belakang beban berlebih,” kata Mahdian.
Kedua, saat naik gunung, biasanya pendaki membawa beban yang banyak tanpa disertai olahraga yang cukup selama ini. Bisa membawa beban 15-20kilogram di punggungnya.
“Pendaki gunung, senang mendakinya tapi olahraganya kurang. Akibatnya otot engga terlatih dengan baik. Sehingga inflamasi tulang belakang,” jelasnya.
Ketiga, penelitian belakangan menunjukkan banyak orang di dunia mengeluhkan sakit di leher dan punggung. Setelah diteliti ternyata penyebabnya adalah terlalu lama main gadget.
Keempat, alas tidur yang bukan datar atau melengkung seringkali menyebabkan nyeri pinggang saat bangun tidur. Begitu pula duduk terlalu lama atau alas duduk yang tidak tepat.
“Sofa-sofa justru kurang bagus kadang melengkung. Malah bale atau dipan orang dulu, lebih bagus tak sebabkan sakit,” katanya.
Kelima, terlalu sering angkat beban berat namun jarang olahraga bisa menyebabkan nyeri tulang belakang. Misalnya ibu-ibu yang mengangkat pot bunga atau ember. Seringkali bisa menyebabkan nyeri.
“Maka dari itu, perlunya menjaga tubuh terutama tulang di usia muda agar tidak menyesal di hari tua nanti,” tandasnya.
Facebook Comments Box

Read More

Hindari Dibakar dan Digoreng, Kesmas Dinkes Depok Berbagai Tips Tetap Sehat Konsumsi Daging Kurban

20 June 2024 - 23:40 WIB

Dosen dan Mahasiswa Jurusan Fisioterapi UPN Veteran Jakarta Gelar Edukasi Nyeri Punggung Bawah Bagi Lansia

14 November 2023 - 17:35 WIB

Lansia Sehat dan Bugar

14 September 2023 - 14:48 WIB

Buah dan Sayur Seberapa Penting Kah?

6 September 2023 - 05:18 WIB

Selama Isolasi, Pasien Covid-19 Wajib Bahagia, Ini Alasannya

6 February 2022 - 08:08 WIB

Trending on Kesehatan