Perempuan Asal Depok, Dewi Oscar Berhasil Olah Kayu Jadi Aksesoris Unik dan Cantik

DepokNews – Berawal dari keinginan merebut hati para milenial, perempuan asal Kota Depok, Dewi Oscar mengolah kayu menjadi aksesoris unik nan cantik. 

Mengusung brand Hanazu Craft, pengusaha handicraft itu mengaku baru setahun belakangan ini memproduksi kalung, anting dan gelang aneka warna yang terbuat dari kayu.

“Saya mendapatkan bahannya dari pengrajin. Kadang saya beli sisa potongan kayu dari workshop furnitur dekat rumah. Lalu saya bentuk sendiri sesuai kebutuhan desain aksesorinya,” kata Dewi, Kamis (23/02/23).

Pada produk aksesoris ala Hanazu Craft, kayu dipilih menjadi bahan utama pembuatan bandul. Tidak ingin sukses sendiri, Dewi juga memberdayakan pengrajin lain dalam memenuhi pesanan.

“Karena keterbatasan alat potong, maka ada beberapa model yang harus dipesan dari pengrajin. Hingga saat ini saya masih memakai gergaji manual dan bor tangan listrik. Sebagian besar bahan-bahan aksesori Hanazu Craft memang saya pesan dari pengrajin lokal agar bisa saling membantu sesama UKM,” jelas Dewi.

Dewi bercerita karena produk Hanazu Craft dibuat dengan tangan, ada semacam rasa sentuhan personal pada setiap produk kerajinan yang ia buat. Lewat perpaduan warna yang berani, produk Hanazu Craft terlihat berbeda dari yang lain dan memiliki keunikan sendiri.

“Model dan motifnya juga tidak pasaran. Selain mengutamakan fungsi, produk Hanazu Craft tidak menyampingkan estetika. Jadi sesuai dengan tag line kami ‘Beautiful and Useful’,” ungkap Dewi.

Mendirikan usaha kerajinan barang rumah tangga, Dewi memulainya sejak Februari 2016. Berawal dari hanya sebatas hobi membuat kerajinan tangan, lalu sekitar pertengahan 2015, ia menekuni teknik decoupage. 

“Tadinya produk kerajinan tangan saya hanya untuk dipakai sendiri. Tapi ternyata ada yang tertarik dan memesan. Dari pesanan hanya satu tas, dengan modal awal kurang lebih Rp 75.000,” ujarnya.

Seiring berjalannya waktu, produk Hanazu Craft mulai dikenal banyak orang. Produk-produk aksesorinya, seperti kalung yang terbuat dari kayu pun berhasil lolos dalam kurasi program Uniqlo UKM Neighborhood Collaboration, perusahaan fashion asal Jepang pada tahun kemarin.

“Alhamdulillah, kini telah mendapatkan respons positif dari sejumlah konsumen,” katanya.

“Produk-produk Hanazu Craft juga tidak hanya aksesori. Ada banyak yang lainnya, seperti tas anyam rotan, home decor antara lain box tissue, wadah-wadah kayu, coasterwall hanging, key holder dan lain-lain. Produk-produk tersebut berbahan baku tidak hanya dari kayu dan anyaman saja, tapi juga ada yang dari kulit kerang,” ungkap Dewi.

Menjual beragam produknya melalui online lewat akun Instagram @hanazu_craft, Dewi juga rajin mengikuti beragam pameran. Produk yang dipasarkan pun harganya cukup terjangkau. Seperti untuk satu kalung buatan hanazu_craft dibanderol Rp 75.000 hingga Rp 150.000, anting Rp 25.000 hingga Rp 50.000, gelang Rp 20.000 hingga Rp 50.000.

“Saya masuk dalam binaan Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Depok. Alhamdulillah, saya mendapatkan fasilitas mengembangkan usaha, melalui pelatihan-pelatihan dan event, bazaar, pameran dan lain sebagainya,” tuturnya.

“Tentu Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Depok juga ikut membantu kami para Crafter. Yakni di antaranya dengan menyediakan fasilitas display sebagai sarana penjualan produk di gedung Dekranasda, ungkapnya.

Maju Sedikit Demi Sedikit

Dewi yang saat ini tergabung dalam komunitas Crafter Depok mengaku, bisnis yang dirintisnya tidak selalu berjalan mulus. Sebelum berkembang pesat, dia lebih memilih untuk maju sedikit demi sedikit. Menurutnya, memulai bisnis bagi pengusaha pemula tentu memiliki banyak kendala, meski begitu dia berpesan jangan menunda jika ingin memulai sesuatu.

“Niatkan, lakukan. Jangan cepat menyerah kalau di awal terseok-seok. Tekuni dulu sambil selalu mengevaluasi usaha yang sedang kita rintis itu,” ujarnya.

Terang Dewi, pengusaha pemula juga harus banyak menambah wawasan dengan mengikuti pelatihan-pelatihan atau webinar. Saat ini pun sudah banyak pelatihan ataupun webinar yang gratis.

“Jadi melakukan bisnis yang merupakan passion kita akan lebih enak menjalaninya. Semangat dan terus belajar. Ikuti perkembangan, jangan ketinggalan. Buatlah sesuatu yang khas, yang membedakan dengan bisnis-bisnis lain sejenis,” tutupnya.

Sumber : depok.go.id