Menu

Dark Mode
KEGIATAN ABDIMAS DI MTS AL AMANAH PTA 2024/2025 Aleg FPKS Ade Firmansyah peringatkan potensi masalah terkait Mandatory Spending Dana Rp300juta per RW dalam Panduan Musrenbang RKPD Depok 2026 Pendampingan Program Kampung Ramah Lingkungan di Desa Sasakpanjang: Pengabdian Masyarakat dari Universitas Gunadarma Sushiro Buka Cabang di Margo City, Hadirkan Cita Rasa Khas Jepang SDIT Miftahul Ulum Depok Siap Kibarkan Bendera di Kemah Wilayah Jawa Barat Depok Berlangsung Meriah, dihadiri 300 Jamaah, Asrama Ke-2 Rumah Quran Fastabiqul Khairat di Ratujaya Depok  Diresmikan

Terkini

Usia Tua, Hati-Hati Penyakit Ini Sering Terjadi

badge-check

DepokNews — Saraf terjepit atau Herniated nucleus pulposus (HNP) atau keluarnya bantalan tulang belakang merupakan keluhan yang paling sering dialami oleh masyarakat, khususnya mereka yang berada di usia tua.  Pakar nyeri dari Klinik Nyeri dan Tulang Belakang Onta Merah, dr. Mahdian Nur Nasution, SpBS mengatakan, nyeri pinggang bagian bawah merupakan kasus yang paling sering terjadi. Bahkan 50 persen orang yang hidup suatu saat nanti akan merasakan nyeri pinggang.

“Nyeri pinggang ini sangat mengganggu, bisa membuat tidak bisa bekerja, bahkan harus cuti. Pokoknya bisa menurunkan produktivitas,” ujar Mahdian kepada awak depoknews.id

Ia memaparkan bahwa penderitanya juga paling sering bolak-balik ke rumah sakit. Dari sekian banyak pasien yang datang ke poli saraf, sebagian besar keluhannya adalah nyeri pinggang atau lutut. Dan jika sudah pernah terkena sekali, pasti akan sering kembali ke rumah sakit.

Mahdian menyebut, jika nyeri pinggang ini adalah penyakit yang bandel. Tapi, tidak banyak yang menyadari bahwa sakit nyeri harus dilakukan tindakan. Salah satunya dengan operasi.

“Tapi, dari 10 pasien yang ditawarkan operasi, 9 orang memilih tidak mau operasi. Mereka akan mencari obat yang lain,” kata Mahdian.

Pengobatan alternatif yang dipilih tersebut meliputi fisioterapi, obat-obatan, akupuntur, hingga pengobatan herbal atau teknik non-medis lainnya. Namun sayangnya, kata Mahdian, saraf terjepit ini tidak bisa diobati kecuali dengan operasi.

“Dampaknya kalau tidak mau operasi, dan datang sudah dalam keadaan terlambat bisa terjadi kelumpuhan. Saraf terjepit kalau lebih dari tiga bulan, kaki bisa mengecil,” imbuhnya.

Seringkali, pasien datang sudah dalam kondisi yang terlambat. Karena meeka sibuk mencari pengobatan lain dan tidak kunjung sembuh, pada akhirnya mereka menyerah lalu minta dioperasi. Padahal kondisi mereka sudah memburuk dan kalau pun dilakukan operasi, tetap akan terjadi kelumpuhan.

Inilah yang kemudian melekat dalam persepsi masyarakat, bahwa operasi saraf terjepit yang menyebabkan kelumpuhan. Pada kenyataannya, keterlambatan keputusan keluarga atau pasien itu sendiri karena takut operasi yang menyebabkan saraf terlanjur rusak.

Facebook Comments Box

Read More

Jaga Aliran Air, PDAM Tirta Asasta Bakal Bangun Reservoir

3 February 2021 - 06:36 WIB

Kabar Baik Akhir Januari Kemarin Skor Penanganan Covid-19 di Kota Depok Beresiko Sedang

3 February 2021 - 06:34 WIB

Soal Begal Payudara di Tapos, Ini Kata Kepala DPAPMK

3 February 2021 - 06:31 WIB

Ini Pesan Hardiono Usai Pensiun Sebagai Sekda Kota Depok

3 February 2021 - 06:27 WIB

Selain Minta Masyarakat Tidak Buang Sampah Sembarangan, DPUPR Juga Terjunkan Alat Berat dan Satgas

3 February 2021 - 06:24 WIB

Trending on Terkini