Oleh : Ustad Imam Budi Hartono, Anggota DPRD Propinsi Jawa Barat
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
Alif Lam Mim
Dzalikal kitabu la roiba fihi hudalil muttaqin
Inilah kitab Aquran yang tidak ada keraguan didalamnya dan petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa.
Kaum muslimin yang dimuliakan Allah subhanahu wa ta’ala baru-baru ini ada kalangan yang menyatakan Alquran adalah fiksi atau kitab suci itu adalah fiksi. Walaupun yang dimaksud fiksi itu oleh yang bersangkutan bersifat imajinasi dan bersifat positif, beda dengan fiktif bermakna negatif yang memiliki arti kebohongan dan kacau.
Kaum muslimin yang dirahmati Allah, pemikiran yang demikian itu tidak sejalan dengan Islam. Kitab suci dalam Islam adalah kumpulan wahyu-wahyu Allah yang diturunkan kan kepada para nabi Allah lewat Malaikat Jibril . Dalam Islam percaya atau beriman kepada kitab suci atau kitab Allah adalah salah satu dalam rukun iman.
Allah telah menurunkan 4 kitab suci yaitu Taurat kepada Nabi Musa Alaihissalam, Zabur kepada Nabi Daud Alaihissalam, Injil kepada Nabi Isa Alaihissalam serta terakhir Alquran kepada Nabi Muhammad Shalallahu Wassalam.
Cerita-cerita dalam Alquran bukanlah cerita fiksi seperti cerita singkat yang ada di novel novel atau di dalam film. Kisah Nabi Ibrahim misalnya, mulai beliau mencari Tuhan lalu membelah berhala sampai dibakar oleh Raja Namrud, namun tidak mempan, bukan karena Nabi Ibrahim sakti tapi Allah Subhanahu Wa Ta’ala mendinginkan api tersebut, itu cerita benar. Cerita tersebut bukan khayalan itu adalah wahyu Allah.
Cerita lain lagi seperti cerita tentang dua lautan yang tidak pernah menjadi satu diantara dua lautan tersebut dan mempunyai warna yang berbeda. Cerita ini ada di dalam surat Ar Rahman ayat 19 dan 20.
“Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu. Antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing.” (Q.S. Ar-Rahman:19-20).
Seorang Profesor Moris Boker masuk Islam setelah membuktikan hal tersebut. Beliau mencari referensi dan hanya ditemukan dalam AlQuran. Ini adalah janji Allah bukan imajinasi manusia.
Kaum muslimin, definisi kitab suci itu fiksi sungguh menyesakkan karena nanti ada kitab suci akan disamakan dengan novel dan cerita fiksi lainnya. Belum lagi kalau kita nanti akan mendapatkan definisi lain, misalkan tentang sholat yaitu hanya mengingat itulah sholat.
Jadi kalau nanti kita sudah ingat kepada Allah nggak perlu lagi sholat. Naudzubillahimindzalik.
Semoga kita umat Islam tidak terpengaruh terhadap hal-hal tersebut diatas. Mari kita kembali kepada Al-quran yang sebentar lagi 17 Ramadan sebagai hari diturunkannya Al-quran.
Kaum muslimin yang dirahmati Allah Subhanahu Wa Ta’ala Mari kita baca Al-quran, mari
kita mendalami Alquran, mari kita renungi Alquran, mari kita amalkan Alquran, semoga kita selamat dunia dan akhirat.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh