DepokNews– Departemen Ilmu Komunikasi, FISIP Universitas Indonesia mengadakan kampanye sosial “Mencegah Kecanduan Gadget pada Anak Sejak Dini” pada komunitas perempuan.
Kegiatan pengabdian masyarakat (pengmas) ini merupakan bagian tri dharma Perguruan Tinggi di kantor Kelurahan Kukusan, Kecamatan Beji belum lama ini.
Selain bekerja sama dengan Kelurahan Kukusan, Depok, yang merupakan desa binaan Universitas Indonesia, juga dengan Rumah Baca Hanifah, Depok.
Henny S. Widyaningsih, dosen Ilmu Komunikasi yang juga Ketua Tim Pengmas, mengatakan tujuan penyelenggaraan kegiatan ini berawal dari pertimbangan makin banyak anak yang menghabiskan waktu bermain gadget ketimbang melakukan kegiatan yang melibatkan permainan kontak fisik dengan kawan sebaya.
Alasan perempuan (khususnya perempuan yang telah memiliki anak) difokuskan pada kegiatan ini adalah agar mereka mampu berdaya mengawasi, menganjurkan, mendidik anak-anaknya sehingga mau melakukan kegiatan fisik agar tidak melulu tergantung pada gadget.
“Sengaja kami pilih karena adanya keprihatinan melihat kondisi masa kini yaitu teknologi komunikasi melalui gadget bagaikan pisau bermata dua yaitu di satu sisi sangat bermanfaat tapi di sisi lain juga memiliki dampak negatif, terutama pada anak-anak usia dini. “Pola Komunikasi pun saat ini sudah bergeser dari yang selalu dialogis tatap muka menjadi lebih individual,” katanya.
Oleh karenanya acara ini dibagi dua khalayak sasaran yaitu ibu-ibu dan anak-anak.
Sementara para ibu diberikan talkshow dengan dua materi yakni Gadget dan Dampaknya bagi Anak, dan Upaya Pencegahan akibat Kecanduan Gadget pada Anak.
Sementara ibu-ibu mengikuti talkshow, anak-anak yang berusia 5-10 tahun dikenalkan dan diajak bermain permainan tradisional dan lomba (susun puzzle dan mewarnai).
“Ibu-ibu harus waspada ketika anak menolak melakukan rutinitas sehari-hari dan lebih memilih gadget. Ini salah satu tanda aditif…,” katanya.
Dia memgatakan salah satu tanda kecanduan gadget, menurut Wahyuni, antara lain penggunaan gadget secara terus menerus dan menurunnya keinginan untuk bermain dengan anak lain.
Maka kegiatan ini pun menghadirkan permainan tradisional yang melibatkan anak lain sehingga mereka mempunyai pengalaman diingatkan lagi dengan pengalaman melakukan kegiatan fisik dengan teman sebaya.
Di lokasi sama, Meily Badriati, dosen dan mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi UI, mencoba menularkan pengalaman bermain dengan rekan sebaya maka pilihan permainan tradisonal seperti dakon, congklak, ular tangga, dan galasin.
“Anak-anak diharapkan bisa merasakan pengalaman sensori dan motorik dari kegiatan ini sehingga mereka bisa merasakan sensasi asyiknya. Diharapkan mereka bisa mengulang asyiknya pengalaman,”katanya.
Sementara itu, lurah Kukusan Nasan menyambut baik langkah apa yang dilakukan oleh pihak kampus UI dalam penanganan kecanduan gadget kepada anak-anak.
“Kami dukung gerakan ini, kegiatan ini juga salah satu menciptakan atau mewujudkan Depok sebagai Kota Layak Anak, dimana program Depok Kota Layak Anak tidak hanya tanggung jawab pemerintah akan tetapi pihak lain juga berpartisipasi mewujudkannya,”katanya.