Oleh: Aisyah Nurmalasari
Depoknews- Dari Anas bin Malik radiyallahu ‘anju, bahwasanya Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda yang artinya: “Tiga doa yang mustajab yang tidak diragukan lagi, yaitu doa orang yang dizalimi, doa orang yang berpergian (safar), dan doa orangtua pada anaknya,” (HR. Ibnu Majah).
Dalam Islam, Allah subhanahu wata’ala mengangkat derajat orangtua sebagai salah satu dari tiga doa yang pasti dikabulkan oleh-Nya, sebgaaimana yang disabdakan Nabi sallallahu ‘alaihi wasallam. Hal ini sudah dibuktikan dari beragam kisah yang mengangkat tentang betapa mulia dan istimewanya orangtua.
Di zaman Nabi Sulaiman misalnya, kita dikenalkan dengan kisah seorang pemuda tampan yang tinggal di dasar laut paling dalam dengan sebuah kubah empat pintu. Masing-masing pintunya terbuat dari batu intan, batu yaqut, batu intan putih, dan batu aquamarine (zamrud) hijau.
Dari dialognya dengan Nabi Sulaiman ‘alaihi salam, diketahui bahwa dirinya tinggal di kubah itu sejak ia memakamkan kedua orangtuanya pada zaman Nabi Ibrahim ‘alaihi salam. Pemuda itu mendapatkan karunia berupa umur panjang dan keistimewaan tinggal di dasar laut oleh Allah karena selama hidupnya senantiasa merawat ayahnya yang lumpuh dan ibunya yang buta dengan kasih sayang.
“Ketika ajal menjemput ibu saya, ia berdoa kepada Allah, ‘Ya Allah panjangkanlah umur anak saya dalam keadaan selalu takwa kepada-Mu’, dan ketika ayah saya wafat ia berdoa kepada Allah, ‘Ya Allah tempatkanlah anakku ini di tempat yang tidak ditemukan oleh setan’,” ceritanya kepada Nabiyullah Sulaiman ‘alaihi salam.
Pemuda itu juga diberikan nikmat berupa makanan sebesar kepala manusia yang dibawakan oleh seekor burung. Setelah memakannya, ia mengaku tidak lagi merasakan lapar, haus, gerah, dingin, kantuk, dan hal-hal lain yang dirasakan manusia.
Maasyaa Allah. Pantaslah Allah menyuruh para hamba-Nya untuk berbakti dan menyayangi orangtua sebab kata-kata yang keluar dari mulut mereka adalah doa dan doa mereka pasti dikabulkan oleh-Nya. Kitapun diajarkan untuk tidak mengucapkan kata “ah!” kepada mereka, sebagaimana firman-Nya dalam surat al-Isra (17) ayat 23-24 yang artinya:
“Dan Rabb-mu telah memerintahkan agar kamu jangan beribadah melainkan kepada-Nya dan hendaklah berbuat baik kepada ibu-bapak. Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan ‘ah’ dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepadanya keduanya perkataan yang baik. Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, ‘Ya Rabb-ku, sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku sewaktu kecil’.” (Q.S. Al-Isra (17): 23-24)