Oleh: Fiiki Ridho Rabbina
Pada dasarnya manusia boleh mencintai dunia. Namun tidak boleh terlalu cinta, karena hal ini bisa melemahkan jiwa, baik secara pribadi maupun jamaah. Untuk menilai apakah kita terlalu cinta dunia atau tidak, ada lima hal yang bisa kita jadikan tolok ukurnya. Diantaranya sebagai berikut:
- Sibuk Dunia Lupa Akhirat
Kesibukan dunia seringkali membuat manusia tidak menyadari bahwa dia akan mati sehingga tidak ada persiapan untuk menjalani kehidupan akhirat. Allah berfirman,
“Bermegah-megahan telah melalaikan kamu sampai kamu masuk ke dalam kubur. Sekali-kali tidak! Kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu).” (Q.S At-Takaatsur: 1-3).
- Menghalalkan Segala Cara
Terlalu cinta pada dunia menyebabkan manusia ingin meraih kekayaan yang banyak meskipun harus menghalalkan segala cara. Allah berfirman,
“Dan janganlah kamu makan dari harta diantara kamu dengan jalan yang batil, dan (janganlah) kamu nenyuap dengan harta itu kepada para hakim, dengan maksud agar kamu dapat memakan sebagian harta orang lain itu dengan jalan dosa, padahal kamu mengetahui.” (Q.S Al-Baqarah:188).
- Lupa Kepada Allah
Lupa kepada Allah yang membuat manusia lengah terhadap apa yang diamanahkan-Nya. Hal ini juga menunjukkan terlalu cintanya manusia terhadap dunia. Oleh karena itu, diingatkan oleh Allah SWT dalam firman-Nya,
“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah harta-bendamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Dan barangsiapa berbuat demikian, maka mereka itulah orang-orang yang rugi.” (Q.S Al-Munaafiqun:9)
- Bakhil/Kikir
Terlalu cinta dunia sangat identik dengan cinta kepada harta sehingga bila seseorang cinta dunia, maka harta yang telah dimiliki membuat dia menjadi bakhil/kikir. Allah SWT berfirman,
“Dan jangan sekali-kali orang-orang yang kikir dengan apa yang diberikan Allah kepada mereka dari karunia-Nya, mengira bahwa (kikir) itu baik bagi mereka, padahal (kikir) itu buruk bagi mereka. Apa (harta) yag mereka kikirkan itu akan dikalungkan di lehernya pada hari Kiamat. Milik Allahlah warisan (apa yang ada) di langit dan di bumi. Allah Maha-teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.” (Q.S Al-Imran:180).
- Berubah Pendirian
Untuk meraih kenikmatan dunia, orang-orang yang terserang penyakit terlalu cinta kepada dunia tidak segan-segan mengubah pendiriannya yang benar dengan kebatilan. Allah berfirman,
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman lalu kafir, kemudian beriman (lagi), kemudian kafir lagi, lalu bertambah kekafirannya, maka Allah tidak akan mengampuni mereka, dan tidak (pula) menunjukkan kepada mereka jalan (yang lurus).” (Q.S An-Nisa:137).
Sumber: Buku 160 Materi Dakwah Pilihan