Beriman Kepada Qada dan Qadar

DepokNews – Beriman kepada qada dan qadar adalah rukun Iman yang keenam atau yang terakhir.

Qada yaitu ketetapan Allah SWT sejak zaman azali (zaman dahulu sebelum diciptakan alam semesta) sesuai dengan kehendak-Nya tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan makhluknya. Sedangkan Qadar yaitu perwujudan dari qada atau ketetapan Allah SWT dalam kadar tertentu sesuai dengan kehendak-Nya.

Dalam Al-Qur’an Surah Al-Baqarah ayat 210 Allah memerintahkan kita untuk percaya kepada qada dan qadar.

هَلْ يَنْظُرُوْنَ اِلَّآ اَنْ يَّأْتِيَهُمُ اللّٰهُ فِيْ ظُلَلٍ مِّنَ الْغَمَامِ وَالْمَلٰۤىِٕكَةُ وَقُضِيَ الْاَمْرُ ۗ وَاِلَى اللّٰهِ تُرْجَعُ الْاُمُوْرُ                                         

Artinya: Tidak ada yang mereka tunggu-tunggu kecuali datangnya (azab) Allah bersama malaikat dalam naungan awan, sedangkan perkara (mereka) telah diputuskan. Dan kepada Allah-lah segala perkara dikembalikan.

Kapan qada dan qadar ditetapkan?

1. Qada sudah ditentukan sejak zaman azali atau sebelum kita diciptakan dan merupakan takdir yang tidak bisa dirubah contoh: kematian dan kelahiran seseorang.

2. Qadar adalah takdir yang bisa dirubah jika kita mau merubahnya contoh: jika mau pandai harus belajar, jika ingin mendapat uang harus bekerja dan lain sebagainya.

Kewajiban beriman kepada Qada dan Qadar

Setiap muslim baik itu laki-laki maupun wanita wajib beriman kepada qada dan qadar.

Rasulullah Saw bersabda yang artinya:

“tidaklah beriman seseorang sebelum ia beriman kepada qada dan qadar yang baik maupun yang buruk. Dan tidaklah ia beriman sebelum mengetahui bahwa sesungguhnya apa saja yang sudah dipastikan akan menimpanya tentu tidak akan melesat dari dirinya. Dan sesungguhnya apa saja yang dipastikan melesat dari dirinya pasti tidak akan menimpanya” (HR. Tirmidzi dari Jabir)

Penjelasan hadits tersebut dikuatkan pula oleh hadits yang isinya cukup panjang ketika Rasulullah Saw didatangi oleh Malaikat Jibril dalam sebuah majelis dan Jibril bertanya kepada beliau tentang tiga perkara, yaitu Islam, Iman dan Ihsan serta menanyakan tentang hari kiamat. Saat Rasulullah saw ditanya tentang iman maka beliau pun menjawab:

Artinya: “Engkau beriman kepada Allah swt, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul- Nya dan Hari Akhir dan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk”…. (HR. Muslim)

Setiap orang mukallaf (dewasa) wajib meyakini dan memastikan bahwa seluruh perbuatan, ucapan, dan gerakannya, yang baik maupun yang buruk adalah terjadi karena adanya kehendak, takdir dan pengetahuan Allah swt. Namun perbuatan yang baik itu atas ridha Allah dan yang jelek itu bukan karena ridha-Nya. Setiap orang memiliki pikiran untuk melakukan perbuatannya sesuai dengan kehendaknya. Ia akan mendapatkan pahala manakala yang dilakukan itu baik, dan akan mendapatkan siksa manakala yang dilakukan itu buruk dan sama sekali tidak memiliki alasan untuk melakukan yang buruk itu. Sesungguhnya Allah swt tidak akan menganiaya hamba-Nya.

Segala sesuatu yang terjadi pada manusia baik itu kejadian baik maupun buruk, semua itu telah ditetapkan oleh Allah dan manusia tidak dapat merubahnya, maka tidaklah beriman seseorang sebelum ia beriman kepada qadar-Nya.

Mengapa kita harus beriman kepada qada dan qadar?

1. Agar Kita Termasuk kedalam Orang-Orang yang Beriman

Dengan kita meyakini qada dan qadar, maka kita akan termasuk dalam golongan orang-orang yang beriman. Tanpa adanya keyakinan tersebut, tentu kita bukan termasuk orang-orang mukmin yang beriman kepada Allah subhanahu wa ta’ala.

2. Menjadikan Kita Lebih Bersyukur

Bagi seseorang yang memiliki keyakinan kuat pada qada dan qadar tentunya orang tersebut akan menjadi lebih mudah dalam bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah kepada dirinya.

3. Selalu Giat Berusaha

Akan membuat diri kita selalu berusaha supaya mengerjakan hal-hal yang terbaik dan dicintai oleh Allah. Dengan usaha yang sungguh-sungguh tentunya Allah akan memberikan kemudahan bagi orang-orang mukmin tersebut.

4. Membuat Kita Jadi Lebih Sabar

Sebagai seorang muslim, tentu perlu untuk menyadari bahwasanya segala sesuatu merupakan ketetapan dari Allah dan hanya Allah semata yang mengetahui apa saja yang terbaik bagi hamba-hambanya di dunia dan di akhirat.

5. Menjadikan Kita Lebih Bertawakal

Tawakal yaitu sikap dimana kita berserah diri kepada Allah SWT. Sikap ini tentunya akan sangat disukai oleh Allah, karena hal tersebut menandakan bahwa kita telah mampu untuk menerima serta ikhlas pada setiap keputusan yang diberikan oleh Allah SWT pada diri kita masing-masing.

6. Terjauhi dari Sifat Sombong

Salah satu sifat yang sangat dibenci oleh Allah SWT yaitu mukmin yang bersifat sombong. Maka dari itulah agar terhindar dari sifat tersebut kita perlu lebih meyakini qada dan qadar.

Penulis : Reni Anggraeni Mahasiswi STEI Sebi