Kampus UI Bukan ‘Macan Kertas’

DepokNews–Wakil Rektor(Warek) III Universitas Indonesia Bidang Riset dan Inovasi, Rosari Saleh, mengatakan kontribusi civitas academica membawa nama Indonesia di pemeringkatan universitas QS World University Rankings harus terus ditingkatkan dengan lebih menguatkan usaha merealisasikan output riset dalam bentuk hasil produk.

Hingga kini, Universitas Indonesia masih tercatat sebagai universitas paling produktif menghasilkan publikasi di Indonesia.

Seperti diberitakan berbagai media UI sempat meraih penghargaan sebagai institusi dengan Produktivitas Publikasi Tertinggi dalam kategori PTN-BH (Perguruan Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum).

Penghargaan diberikan pada acara Science and Technology Index (Sinta) Award oleh Kemenristekdikti pad bulan Juli kemarin di Jakarta.

Kemenristekdikti via SINTA mencatat jumlah publikasi internasional UI yang terindeks di Scopus dari tahun 2004 hingga akhir Agustus 2018 ada 8.895.

Dari database Scopus sendiri pada kurun waktu yang sama jumlah publikasi UI mencapai 9.343 dokumen.

“Riset dan inovasi harus terus berusaha memperlihatkan adanya output atau hasil produk nyata yang berguna buat orang banyak. Supaya kita bisa membuktikan diri bahwa kita bukan ‘macan kertas’,” ujar Rosari dalam diskusi  dengan Pokja Wartawan di Depok.

Model Quintuple Helix sedang berusaha disasar Universitas Indonesia.

Yaitu dengan menjalankan riset dan inovasi berintikan model quintuple helix ini pada dasarnya merupakan pengembangan dari model triple helix dengan menambahkan  masyarakat (civil society) dan lingkungan alam (ecology) untuk mencapai visi Universitas Indonesia dan masyarakat madani yang berbudaya dengan pemanfaatan sains dan teknologi (techno-scientific cultural society).

“Sasaran akhir kita mengerahkan kemampuan riset dan inovasi agar terwujud sustainable nation,” ujarnya.

Sejumlah penelitian UI yang sudah dipublikasikan dalam jurnal internasional terindeks di Scopus, tambahnya, sudah banyak terealisasi dalam produk nyata yang bisa berguna untuk masyarakat.

Satu diantaranya adalah penemuan Implan Glaukoma yang dihasilkan dari penelitian Dr. dr. Virna Dwi Oktariana, SpM(K), yang terbukti bisa menurukan patogenesis khas glaukoma pada pasien diabetes.

Glaukoma saat ini menjadi penyebab kebutaan kedua di dunia setelah katarak.
UI juga mengembangkan Automatic Tele health Machine Sehat (ATM SEHAT) untuk memudahkan masyarakat mengakses pelayanan kesehatan.

ATM SEHAT saat ini sudah dikerjasamakan Direktorat Inovasi dan Inkubasi Bisnis UI untuk digunakan di semua desa Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah.