Oleh : Ketua Fraksi PKS DPRD Depok – H. Moh. Hafid Nasir, Dipl. Ing.
Setiap tanggal 17 Ramadhan umat Islam di Indonesia memperingati Nuzulul Qur’an. Peringatan Nuzulul Qur’an tidak hanya berlangsung di lingkungan masyarakat bahkan sampai tingkat negara (nasional). Peringatan Nuzulul tingkat nasional biasanya diadakan di Istana Negara. Tradisi ini sudah berlangsung sejak zaman Presiden Soekarno hingga Presiden Jokowi sekarang.
Peristiwa Nuzulul Quran (turunnya Al-Qur’an) terjadi pada hari ke-17 bulan Ramadhan, karena Rasulullah menerima wahyu Al-Quran pertama kali pada 17 Ramadhan.
Hal ini sesuai dengan ayat Al-Quran QS. Al-Anfal ayat 41:
وَاعْلَمُوا أَنَّمَا غَنِمْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَأَنَّ لِلَّهِ خُمُسَهُ وَلِلرَّسُولِ وَلِذِي الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينِ وَابْنِ السَّبِيلِ إِنْ كُنْتُمْ آمَنْتُمْ بِاللَّهِ وَمَا أَنْزَلْنَا عَلَىٰ عَبْدِنَا يَوْمَ الْفُرْقَانِ يَوْمَ الْتَقَى الْجَمْعَانِ ۗ وَاللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Artinya: Ketahuilah, sesungguhnya apa saja yang dapat kamu peroleh sebagai rampasan perang, maka sesungguhnya seperlima untuk Allah, Rasul, kerabat Rasul, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan ibnussabil, jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) di hari Furqaan, yaitu di hari bertemunya dua pasukan. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Hari Al-Furqaan diketahui adalah hari saat terjadinya perang Furqaan, yang pada saat itu jatuh pada 17 Ramadhan.
Peristiwa Nuzulul Qur’an erat hubungannya dengan Lailatul Qadar, yaitu malam penuh kemuliaan dan berkah pada bulan Ramadhan. Nuzulul Qur’an adalah peristiwa turunnya Al-Quran sebagai wahyu kepada Nabi Muhammad SAW. Pertama kali turunnya wahyu Al-Qur’an kepada Rasulullah SAW saat beliau tengah berada di Gua Hira, Surat Al Alaq (ayat 1-5). Lalu, Allah SWT kembali menurun wahyu tiga tahun setelahnya melalui Surat An-Nashr.
Mengenai malam nuzulul qu’ran disebutkan dalam Alquran, Surat Al Qodar ayat 1-5:
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ (1) وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ (2) لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ (3) تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ (4) سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ (5)
Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik daripada 1.000 bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.”
Ibnu Katsir dalam tafsirnya menerangkan, bahwa Allah SWT. menurunkan Alquran di malam Lailatul Qadar, yaitu malam yang penuh dengan keberkahan. Ibnu Abbas dan lain-lainnya mengatakan bahwa Allah SWT. menurunkan Al-Qur’an sekaligus dari Lauh Mahfuz ke Baitul ‘Izzah di langit yang terdekat. Kemudian diturunkan secara terpisah-pisah sesuai dengan kejadian-kejadian dalam masa 23 tahun kepada Rasulullah SAW. Kemudian Allah SWT berfirman, mengagungkan kedudukan Lailatul Qadar yang dikhususkan oleh Allah SWT sebagai malam diturunkan-Nya Al-Qur’an di dalamnya.
Ada lima keutamaan pada malam Nuzulul Quran, yaitu:
- Lebih baik dari seribu bulan
Hal ini sesuai dengan firman allah SWT: “Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.” (QS.Al-Qadr: 3). Disebut lebih baik maksudnya adalah amalan dan ibadah yang kita lakukan selama satu malam di malam Nuzulul Quran lebih baik dari amalan yang dilakukan selama seribu bulan.
- Diampuninya dosa-dosa oleh Allah SWT.
Seseorang yang menghidupkan malam Nuzulul Quran akan mendapat pengampunan dosa dari Allah SWT. Mereka diibaratkan bayi yang baru lahir ke dunia, karena akan diampuni dosanya yang telah lalu. Nabi Muhammad SAW bersabda:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِه.
“Barangsiapa melaksanakan shalat pada malam lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari).
- Malam penuh keberkahan
Malam Nuzulul Quran juga menjadi salah satu malam yang penuh keberkahan. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT.:
اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةٍ مُّبٰرَكَةٍ اِنَّا كُنَّا مُنْذِرِيْنَ
Artinya: “Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi. Sungguh, Kamilah yang memberi peringatan.” (QS. Al-Dukhan: 3) Disebut sebagai malam penuh berkah karena Al-Quran diturunkan ke bumi pada satu malam di bulan Ramadhan dan malam tersebut menjadi malam yang penuh dengan keberkahan.
- Banyaknya malaikat yang turun ke Bumi
Keberkahan malam Nuzulul Quran juga ditandai dengan banyaknya malaikat yang turun ke bumi, termasuk malaikat Jibril. Allah SWT berfirman:
{تَنزلُ الْمَلائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ}
Artinya: “Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.” (Al-Qadar: 4)
- Malam di mana takdir tahunan dicatat
Allah SWT. berfirman:
فِيْهَا يُفْرَقُ كُلُّ اَمْرٍ حَكِيْمٍۙ
Artinya: “Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah.” (QS. Ad-Dukhaan: 4). Urusan yang dimaksud di sini meliputi rezeki, hidup, mati, untung, dan sebagainya. Jika pada malam Nuzulul Quran kita bisa menghidupkannya sepanjang malam, maka akan mendapat keberkahan dan takdir baik.