DepokNews–Desa Beji, yang terletak di Patuk di Gunungkidul, Yogyakarta, terkenal dengan masyarakatnya yang ramah dan pemandangan alam yang indah. Namun, Patuk, seperti banyak desa lain di Indonesia, menghadapi masalah dengan pendidikan dan peluang ekonomi. Sukardi, seorang pemuda desa, tumbuh dengan mimpi besar di tengah keterbatasan ini. Dia menyadari sejak kecil bahwa pendidikan adalah kunci untuk mengubah nasib. Sukardi menyelesaikan sekolah dasar dan menengah di desa/kota asalnya. Kemudian dia memutuskan untuk merantau ke Jakarta, sebuah kota metropolitan yang menjanjikan banyak peluang tetapi juga penuh persaingan. Keputusan ini sangat sulit. Ia harus meninggalkan orang tuanya yang sudah tua dan bekerja sebagai petani. Pada tahun 1990, Sukardi pindah ke Jakarta dan mulai beradaptasi dengan hiruk pikuk kota yang berbeda dari desanya.
Sukardi berangkat dari desa ke Jakarta kagum dengan gemerlapnya kota besar. Untuk membiayai kuliahnya, dia bekerja serabutan. Dia bekerja di siang hari dan belajar di malam hari. Meskipun dia sering menghadapi masalah keuangan dan kelelahan fisik, tekadnya untuk belajar tidak pernah padam. Dia berhasil menyelesaikan pendidikan sarjana tahun 1996 dan menyelesaikan magisternya tahun 2005 setelah menabung sedikit demi sedikit. Penyelesaian doktoralnya penuh tantangan yang luar biasa pada saat memulai mengerjakan disertasi dihadapkan wabah Covid19, sehingga untuk mengumpulkan data 1 tahun baru selesai. Untuk menyelesaikan doktoral membutuhkan biaya yang tidak sedikit, namun bersukur dan terima kasih kepada Universitas Darma Persada tempat mengabdi sebagi dosen tetap mendapatkan beasiswa selama enam semester
Perjalanan menuju gelar doktor tidak mudah. Sukardi menghadapi tuntutan akademik yang tinggi, penelitian mendalam, dan persaingan yang ketat. Namun, dengan dukungan dari dosen promotonya, semangat pantang menyerah, dan doa restu dari keluarganya, dia berhasil melewati semua tantangan.
Saat yang paling dinanti-nantikan akhirnya tiba. Sukardi mempertahankan disertasinya dengan hasil sangat memuaskan, dan ia akhirnya menerima gelar doktor. Selain Sukardi, di dukung keluarga, dari desa beji, Patuk, dan seluruh masyarakat Gunungkidul menghargai peristiwa ini. Diharapkan cerita seperti Sukardi ini akan menjadi inspirasi dan simbol bagi anak-anak muda desa lainnya untuk tidak takut memiliki mimpi besar dan berani merantau untuk memperoleh pendidikan yang terbaik. Karena para pemikir dan pemimpin yang hebat dapat datang dari desa-desa Indonesia.