Oleh: Walikota Depok, KH. Dr. Mohammad Idris, MA.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: -لمَاَّ حَضَرَ رَمَضَانُ “قَدْ جَاءَكُمْ شَهْرٌ مُبَارَكٌ افْتَرَضَ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ تُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَتُغْلَقُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَحِيمِ وَتُغَلُّ فِيهِ الشَّيَاطِينُ، فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ، مَنْ حَرُمَ خَيْرُهَا فَقَدْ حَرُمَ” رَوَاهُ أَحْمَدُ وَالنَّسَائِي وَالْبَيْهَقِي
Dari shahabat Abu Hurairah r.a berkata, bahwa Nabi Muhammad saw bersabda: -ketika datang Ramadhan- “sungguh telah datang kepada kalian bulan yang penuh berkah, kalian diwajibkan berpuasa, pada saat itu dibuka pintu-pintu Syurga dan ditutup pintu-pintu neraka al-Jahim serta syetan-syetan dibelenggu, pada bulan itu terdapat suatu malam (yang nilainya) lebih baik dari seribu bulan (83 tahun), sungguh merugi orang yang tidak memperoleh kebaikan bulan itu” (H.R. Ahmad, Nasa’i dan Baihaqi).
Ramadhan ibarat tamu agung yang akan membawa berbagai hadiah dan ‘bawaan’ menarik bagi para penerima tamu agung ini. Hadiah dan ‘bawaan’ menarik tersebut adalah kebaikan-kebaikan duniawi dan ukhrowi yang diberikan kepada orang-orang beriman dan menjalankan ibadah Ramadhan dengan ketulusan dan sesuai tuntunan baginda Nabi Muhammad saw.
Diantara kebaikan tersebut ada yang dijelaskan secara eksplisit dalam hadits ini, ada pula yang disebut secara implisit, misalnya :
Dibukanya pintu-pintu Syurga di bulan Ramadhan pertanda besarnya motivasi orang-orang beriman untuk taat kepada Allah sebagai kunci masuk Syurga, secara implisit menjelaskan bahwa peluang-peluang kebaikan Alloh SWT sediakan pada bulan penuh berkah ini.
Ditutupnya pintu neraka, juga memberikan makna yang dalam terhadap komitmen setiap orang beriman untuk mengendalikan dirinya agar tidak salah jalan dan tidak sesat masuk ke gerbang neraka.
Dibelenggunya syetan-syetan memberikan arti melemahnya dorongan berbuat maksiat dan berperilaku menyimpang dari jalan Allah, secara implisit juga menjelaskan bahwa Ramadhan bagi setiap muslim merupakan peluang memperkecil ruang gerak keburukan dan penyimpangan sikap perilaku untuk memperbaiki diri menjadi pribadi-pribadi yang bertakwa kepada Allah swt.
Diantara nilai kebaikan bulan Ramadhan juga anjuran mencari malam yang nilainya belum tentu sepanjang usia kita, “Lailatul Qodar” di malam-malam ganjil pada 10 malam terakhir di bulan Ramadhan.
Karenanya, kesempatan pertemuan kita dengan Ramadhan tahun ini, jangan disia-siakan untuk memperoleh kebaikan-kebaikan Ramadhan tahun ini, karena mungkin Ramadhan kali ini adalah Ramadhan terakhir bagi kita.