Pengemis dan Ramadhan

Oleh : Ustad Imam Budi Hartono, Anggota DPRD Propinsi Jabar

Bulan penuh berkah salah satu sebutan dari bulan ini karena pada bulan ini kita biasa saling berbagi dengan sesama. Rasa lapar orang miskin yang tidak makan karena tak ada uang untuk membeli makanan bisa kita rasakan, sehingga kita bisa berbagi dengan sesama. Semua umat islam didunia berbagi. Kalau kita pernah ke Masjidil Haram atau Masjid Nabawi pasti mereka berlomba-lomba meminta kita buka puasa di shaf-shaf mereka sang pemberi takjil untuk berbuka.

Di Indonesia juga sekarang sudah menjadi kebiasaan pribadi atau lembaga membagikan takjil di tempat-tempat umum. Terakhir beberapa hari lalu saya juga mendapatkan es teh manis dari penjual kopi francishe Amirika di Stasiun Manggarai. Luar biasa. Itulah sebuah amalan kecil bagi kita ternyata Allah memberikan pahala besar di bulan suci ini.

“Man faththoro shooiman kaana lahu mitslu ajrihi ghoiro annahu laa yankushu min ajrishshooimi syaiaa”

Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikitpun juga.” (HR. Tirmidzi no. 807)

Di bulan suci ini juga Allah Memerintahkan kita untuk berjiwa sosial dan taat kepada Nya dengan melaksanakan perintah untuk berzakat. Rosulullah orang yang paling dermawan, dibulan ramadhan beliau lebih dermawan lagi. Sudah barang tentu sebagai umatnya kita mencontoh beliau juga menjadi lebih dermawan.

Menjadi persoalan berikutnya adalah fenomena yang menyedihkan bagi kita. Munculnya banyak pengemis di bulan suci ini dan semakin banyak menjelang akhir Ramadhan saat Idul Fitri. Sepertinya ada yang memobilisasi, apalagi kalau kita melihat bagaimana fisik dari para peminta-minta tersebut. Sepertinya tidak layak menjadi peminta-minta karena masih kuat untuk berusaha.

Kaum muslimin ada kiat yang bisa kita lakukan agar kita tidak salah dalam memberi zakat infaq shodaqoh dan wakaf (Ziswaf) dikalangan kaum muslimin. Sesuai dengan perintah Rosulullah pertama berikan kepada orang-orang yang terdekat kita bisa saudara atau tetangga yang kita sudah faham mereka berhak menerima itu. Yang ke dua berikan kepada lembaga zakat yang terdekat yang sudah biasa menyelenggarakan menerima dan menyalurkan Ziswaf, seperta Baznas, Zakat Sukses, Rumah Zakat bahkan masjid-masjid yang ada didaerah kita.

Kaum muslimin mari kita berzakat infaq dan shodaqoh karena itu adalah perintah Allah SWT.

“Dan dirikanlah shalat, dan tunaikanlah zakat dan rukulah beserta orang-orang yang ruku” (2;43)

“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya dijalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir ada seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia Nya) lagi Maha Mengetahui.” (2;261)