Oleh : Dr. Dyah Mieta Setyawati, SE., MMSI, Akt., CA
Kesan Rapih, bersih, higienis dan modern saat ini menjadi daya tarik visual lapak usaha pedagang kecil (UMK) di era bisnis modern. Tidak heran, hal ini dapat mempengaruhi volume penjualan pedagang. Program pengabdian kepada masyarakat (abdimas) dapat membantu para pedagang UMK untuk meningkatkan volume penjualannya dengan membangun ekosistem digital.
Melalui hilirisasi TTG berbasis aplikasi website, kasir digital, sel surya, maket arsitektur dapur UMK higienis serta pengembangan formula minuman atau makanan, maka program abdimas yang dirancang, disosialisasikan dan disepakati dengan Mitra pada awal semester periode Abdimas dapat menjadi solusi penurunan volume penjualan.
Universitas Gunadarma kembali membuktikan komitmennya dalam mewujudkan Tri Dharma Perguruan Tinggi melalui kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (Abdimas) yang melibatkan 70 dosen dari berbagai program studi. Melibatkan para dosen dari Prodi Teknik Arsitektur, Teknik Sipil, Teknik Mesin, Teknik Industri, Teknik Informatika, Teknik Elektro, Akuntansi, Manajemen, Bisnis dan Kewirausahaan, Komunikasi, serta Farmasi.

Tim Abdimas Universitas Gunadarma
Keberhasilan program abdimas ditunjang oleh profil mitra Pengabdian kepada Masyarakat yang benar-benar memerlukan kebutuhan kemajuan teknologi dan berkemauan untuk mempelajari teknologi yang sengaja diciptakan Dosen Universitas selama program berlangsung. Mitra abdimas pada program semester ATA 2024 2025 adalah seeowrens, Ayam Bakar Solo, dan UJ.Mart.
Pelaksana Abdimas Dosen UG melakukan lima tahapan secara cepat yang dituntaskan dalam satu semester sebagai solusi permasalahan utama Mitra.
Tahap pertama adalah membangun ekosistem digital berbasis website untuk semakin memperluas penjualan dengan fokus utama produk seeowrens dan ayam bakar solo sebagai daya tarik pengunjung.
Tahap kedua adalah membangun kasir digital dengan berbasis aplikasi POS yang terhubung dengan tablet android, printer thermal, QRIS dan aplikasi perbankan penjual yang aktif.
Tahap ketiga adalah menerapkan lampu sel surya yang difungsikan untuk meminimalkan biaya listrik dan sebagai cahaya back up ketika listrik utama PLM Mati. Ppanel surya diletakkan pada bidang yang terpapar sinar matahari sempurna. Instalasi panel surya menghadap utara 0 s/d 4 derajat (toleransi) agar pengisian maksimal. Hasil cahaya lebih terang dibanding jika panel surya menghadap khatulistiwa.
Tahap keempat adalah pengembangan formula minuman kaya antioksidan yaitu mixed juice sari buah markisa dan bunga telang dan tahap kelima adalah menerapkan maket arsitektur dapur UMK higienis untuk Mitra untuk visualisasi desain, simulasi dan perencanaan lapak usaha UMK yang rapih, bersih, higienis dan modern.
Dengan demikian, kelima tahapan ini dapat menjadi teknik pilihan untuk membangun ekosistem digital UMK lain yang dapat menciptakan kemandirian pelaku usaha. Kecanggihan teknologi bukanlah suatu jaminan keberhasilan program abdimas, teknologi yang tepat guna dan sesuai dengan kebutuhan mitra menjadi solusi praktis.