IHM: Ulama Bersatu Indonesia Kuat

DepokNews — Dewan Pakar Institut Hasyim Muzadi (IHM) Depok Prof. Dr. Rahmat Wahab mengungkapkan berulang kali bangsa Indonesia mengalami beragam krisis dan cobaan. Menurutnya, dengan bersatunya Ulama maka bangsa Indonesia menjadi kuat.

“Kita tahu Ulama menjadi panutan umat dan masyarakat. Kalau kita kompak, maka kita akan kuat. Sama halnya dengan ekonomi mikro kuat maka pada ekonomi makro tidak akan goyah. Bahkan, bisa mengentaskan yang ada di lingkungannya,”ujarnya dalam acara Lokakarya Da’i Aswaja Bela Negara kerjasama Pesantren Al-Hikam LPP Garden Hotel, Sleman. Yogjakarta. Rabu (8/11).

Wahab mengungkapkan jejak alm. KH. Hasyim Muzadi dalam kebangsaan, keumatan masih bisa dilihat. Dengan mengumpulkan para kiyai dalam upaya menyelamatkan NU, umat dan NKRI. Menurutnya, pikiran besar itu harus bergerak bersama secara kolektif intelegens.

“Kalau pemikiran besar dalam menyampaikan Islam Rahmatan Lil Alamin, kita bisa sebagai pendobrak bagi bangsa yang lain. Dengan pendidikan yang baik dan kuat, pasti kita akan menjadi Negara yang mampu menghasilkan produk sendiri. Kita akan memiliki kemandirian dan mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain,”jelasnya.

Ancaman Negara
Salah satu narasumber acara Lokakarya Da’i Aswaja Bela Negara KH.Shofiyullah Muzammil mengungkapkan bahwa Negara dalam kondisi darurat. Menurutnya, ancaman dari tiga aspek internal, eksternal dan teritorial atau global. “Ancaman yang tak kalah dahsyat dan ganas merongrong keutuhan dari dalam. Kalau tidak segera diatasi maka imunitas kebangsaan menjadi rapuh. Akibatnya, ancaman eksternal mengancam kedaulatan. Contohnya: darurat narkoba yang menyasar generasi muda, korupsi yang menyasar pada eksekutif, legislatif dan yudikatif,”terang Komisi Fatwa MUI DIY ini.

Pengasuh Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Ashfa Sleman ini mengungkapkan bahwa munculnya radikalisme sebagai wujud tidak efektifnya dan kelemahan dakwah. Untuk itu, lanjutnya, sosialisasikan nilai Aswaja di masyarakat. “Dengan menerapkan nilai Aswaja maka permasalahan negara bisa diselesaikan. Pendidikan Aswaja suatu keharusan bagi masyarakat di semua elemen,”terangnya.

Hal serupa diutarakan KH. Dr. Fadholan Musyafa mengungkapkan bahwa dengan berpegang pada Aswaja maka NKRI akan tetap terjaga. Menurutnya, dalam berdakwah para Da’i diharapkan untuk selalu menjunjung tinggi pada nilai kebangsaan dan cinta tanah air.

“Para Ulama ini adalah garda terdepan dalam menyampaikan nilai-nilai cinta tanah air dan bela Negara. Melalui dakwah yang disampaikan di masyarakat dan umat, mereka mengajak menjaga keutuhan NKRI. Tentunya, dengan nilai Aswaja dan mengedepankan Islam Rahmatan Lil Alamin,”jelasnya.

Sementara itu, salah satu penyelenggara kegiatan dari Pesantren Al-Hikam Depok Ust. Sofiuddin mengungkapkan dalam acara tersebut juga merumuskan modul Dakwah Aswaja Bela Negara. Dalam kesempatan tersebut, sasaran objek dakwah lebih luas dan kekinian. Ia menambahkan, tantangan dan permasalahan yang dihadapi juga semakin beragam. Seperti: narkoba, radikalisme, korupsi dan lainnya.

“Tidak bisa dipungkiri sosial media sebagai fenomena baru di masyarakat. Untuk itu, hasil pertemuan di Yogjakarta sebagai panduan modul yang bisa bermanfaat bagi bangsa dan Negara,”terang penulis buku Pemikiran dan Perjuangan KH. Hasyim Muzadi ini.

Dalam kesempatan tersebut peserta mengunjungi Istana Presiden di Jogjakarta. Agenda selanjutnya akan diselenggarakan di Bali.