Ditengah meningkatnya tantangan lingkungan dan sosial akibat volume sampah yang terus bertambah, komunitas bank sampah di Kota Depok tampil sebagai aktor strategis dalam mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Lebih dari sekadar tempat pengumpulan sampah, bank sampah telah menjelma menjadi simpul perubahan perilaku, penggerak ekonomi lokal, serta influencer kebaikan yang menanamkan nilai-nilai tanggung jawab lingkungan dalam keseharian masyarakat.
Bank sampah berfungsi sebagai wadah pengelolaan sampah berbasis masyarakat yang mengubah limbah anorganik menjadi nilai ekonomi melalui sistem pilah, simpan, dan jual. Melalui pendekatan ini, masyarakat didorong untuk memilah sampah sejak dari rumah. Praktik sederhana ini membawa dampak ganda: mengurangi beban Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sekaligus menumbuhkan sikap bertanggung jawab terhadap lingkungan. Tidak hanya itu, bank sampah juga mendorong lahirnya komunitas-komunitas yang mandiri secara ekonomi dan memperkuat budaya hidup berkelanjutan di tingkat lokal.
Dalam kerangka SDGs, kontribusi bank sampah sangat relevan dengan Tujuan 11 (Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan) dan Tujuan 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab). Bank sampah turut mengurangi tekanan terhadap sistem persampahan kota, mendukung upaya pengurangan limbah plastik, serta membentuk pola konsumsi yang lebih sadar lingkungan. Ketika pengelolaan sampah ini dikaitkan dengan praktik produksi dan konsumsi produk halal—yang mensyaratkan kebersihan, keberlanjutan, dan keadilan—maka bank sampah juga terlibat dalam mendorong tumbuhnya ekonomi hijau dan halal yang terintegratif.
Komitmen Pemerintah Kota Depok dalam memperluas gerakan bank sampah tercermin melalui alokasi anggaran, regulasi pendukung, dan pembentukan unit bank sampah di tiap RW. Dukungan ini diperkuat oleh kolaborasi dengan berbagai pihak, seperti lembaga internasional WWF dalam program Plastic Smart Cities, yang memperkuat koneksi antara isu lingkungan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Ini menjadi bukti bahwa kebijakan yang berpihak kepada masyarakat mampu mendorong partisipasi luas serta perubahan konkret di tingkat akar rumput.
Lebih lanjut, keberhasilan gerakan bank sampah tidak lepas dari kolaborasi lintas sektor. Pemerintah menyediakan dukungan struktural dan regulasi; sektor swasta menjadi mitra dalam daur ulang dan pemasaran hasil olahan; lembaga pendidikan dan LSM mengambil peran dalam edukasi lingkungan; sementara media berperan menyebarluaskan inspirasi dari praktik baik di lapangan. Sinergi ini menjadi kunci penting dalam menciptakan sistem pengelolaan sampah yang inklusif, efektif, dan berkelanjutan. Dalam ekosistem ini, komunitas bank sampah tumbuh menjadi ruang pembelajaran sosial dan ekonomi yang memberdayakan masyarakat.
Dengan semakin banyaknya komunitas bank sampah yang aktif, masyarakat Kota Depok tidak hanya dilatih memilah sampah, tetapi juga dibentuk untuk memiliki attitude yang pro-lingkungan, mandiri secara ekonomi, dan sadar akan tanggung jawab sosialnya. Para anggota komunitas ini sejatinya adalah influencer kebaikan—penggerak perubahan yang memberi dampak nyata, mulai dari rumah tangga hingga kebijakan publik.
Penutup
Memperkuat komunitas bank sampah merupakan langkah strategis dalam membangun kota yang tangguh, berwawasan lingkungan, dan berkeadilan. Dalam kerangka pembangunan berkelanjutan, keberadaan bank sampah bukan sekadar solusi teknis atas persoalan sampah, tetapi juga menjadi jembatan menuju transformasi budaya dan gaya hidup masyarakat yang selaras dengan nilai-nilai Sustainable Development Goals (SDGs).
Dengan dukungan yang terintegrasi dari berbagai pemangku kepentingan serta tumbuhnya kesadaran kolektif di tengah masyarakat, komunitas bank sampah akan terus memainkan peran sentral sebagai agen perubahan. Mereka bukan hanya pendorong perilaku ramah lingkungan, tetapi juga fondasi bagi terbangunnya masa depan kota yang lebih bersih, sehat, mandiri, dan berkelanjutan.
Penulis: Saptawati Meina Sophia
(Pegiat Lingkungan Hidup, Ketua Komunitas Hijau Hebat Kota Depok)
Mei 2025







