Oleh: Saptawati Meina Sophia
(Pegiat Lingkungan Hidup, Ketua Komunitas Hijau Hebat Kota Depok)
DepokNews – Komunitas Hijau Hebat menggelar acara bertajuk “Yuk Ngobrol Asik Peduli Lingkungan” pada Selasa (13/5) di Kedai Babeh, Jalan Merdeka, Kota Depok. Acara yang dihadiri sekitar 80 peserta ini merupakan inisiatif dari Komunitas Hijau Hebat yang dipimpin oleh Ibu Saptawati Meina Sophia (Ibu Ike), bersama jajaran tim manajer lingkungan dari berbagai kelurahan di Kecamatan Sukmajaya.
Acara yang dipandu oleh Ibu Yani ini menghadirkan sejumlah narasumber kompeten, antara lain Bapak Hengky (Anggota DPRD Kota Depok, Ketua Komisi C), Bapak Aldi (DLHK Kota Depok, Bidang Kebersihan), Bapak Syahril Ardi (Akademisi dan Pegiat Lingkungan), serta Bapak Toto (Praktisi dan Pegiat Lingkungan Hidup). Dalam suasana santai, mereka mengangkat isu penting terkait pengelolaan sampah berbasis komunitas.
Pemilahan Sampah dan Kolaborasi Lintas Sektor
Bapak Hengky dalam sambutannya menegaskan pentingnya pengelolaan sampah yang berkelanjutan dan berbasis lingkungan. Ia mengingatkan bahwa sampah bukan hanya masalah kebersihan, tetapi juga berdampak pada kesehatan dan kualitas hidup. Menurutnya, kebijakan pengelolaan sampah harus melibatkan berbagai pihak, termasuk sektor swasta dan LSM, serta mendorong penggunaan teknologi untuk memperbaiki sistem pengelolaan sampah.
Bapak Hengky juga mengusulkan agar setiap kelurahan dan RW menguatkan bank sampah dan unit pengolahan sampah mandiri. Partisipasi aktif masyarakat, terutama dalam pemilahan sampah di rumah, harus didorong secara terus-menerus. Pemerintah, lanjutnya, harus memperkuat regulasi daerah dan mengalokasikan anggaran yang tepat sasaran untuk mendukung pengelolaan sampah.
Sampah Sebagai Tanggung Jawab Kolektif
Dalam kesempatan tersebut, Bapak Aldi dari DLHK Kota Depok menegaskan bahwa pengelolaan sampah adalah tanggung jawab kolektif, bukan hanya beban ibu-ibu rumah tangga. Ia mengajak semua pihak, termasuk laki-laki dan generasi muda, untuk aktif terlibat dalam pemilahan dan pengelolaan sampah. Pendidikan lingkungan harus inklusif dan melibatkan berbagai elemen masyarakat, termasuk sekolah dan tempat ibadah.
Bapak Aldi juga menyoroti pentingnya program seperti Kampung Iklim, Bank Sampah, dan Zero Waste Lifestyle yang melibatkan partisipasi warga. DLHK, kata Aldi, berkomitmen memfasilitasi masyarakat dengan menyediakan fasilitas pengangkutan dan pengolahan sampah yang terintegrasi.
Peran Bank Sampah dalam Mendorong Perubahan
Bapak Syahril Ardi, akademisi dan pegiat lingkungan, menyampaikan bahwa bank sampah memegang peran penting dalam perubahan perilaku masyarakat terkait pengelolaan sampah. Selain berfungsi mengelola sampah, bank sampah juga menjadi sarana edukasi dan pemberdayaan ekonomi bagi masyarakat. Kolaborasi dengan sektor swasta, melalui dana CSR, sangat penting untuk mendukung keberlanjutan kegiatan bank sampah.
Meski demikian, Syahril menyoroti tantangan yang dihadapi komunitas bank sampah, seperti keterbatasan fasilitas dan SDM. Oleh karena itu, sinergi antara pemerintah, komunitas, akademisi, dan dunia usaha sangat dibutuhkan agar pengelolaan sampah dapat berjalan dengan baik dan berkelanjutan.
Kepemimpinan Lingkungan dari Akar Rumput
Bapak Toto, praktisi lingkungan, mengungkapkan bahwa pengurus bank sampah, terutama ibu-ibu, memiliki peran vital dalam mengedukasi masyarakat tentang pentingnya memilah sampah. Ia juga mendorong pelibatan generasi muda dalam gerakan ini, baik sebagai relawan, inovator teknologi ramah lingkungan, maupun penggerak kampanye digital.
Toto menegaskan bahwa untuk mengurangi beban sampah di TPA, sistem pemilahan sampah harus dimulai sejak dari rumah. Pengawasan di tingkat RW juga perlu dilakukan untuk memastikan masyarakat aktif dalam memilah sampah. Selain itu, penggunaan teknologi seperti digester untuk sampah organik dan pirolisis untuk sampah plastik perlu dikembangkan di tingkat komunitas.
Sebagai penutup, kegiatan diskusi ini menegaskan kembali peran penting para pegiat bank sampah sebagai motor penggerak perubahan (influencer kebaikan) di tengah masyarakat. Mereka bukan sekadar pengelola sampah, melainkan agen perubahan sosial yang dengan ketelatenan dan semangat sukarela telah membuktikan bahwa gerakan lingkungan bisa dimulai dari tingkat paling dasar.
Kegiatan “Yuk Ngobrol Asik Peduli Lingkungan” ini juga dikemas secara menarik dengan sejumlah aktivitas pendukung yang turut memeriahkan suasana. Di antaranya adalah pembagian doorprize dan program tebus murah produk-produk dari Usaha Hijau Hebat seperti kaos, jaket, dan sabun ramah lingkungan. Selain itu, peserta juga mendapatkan promo kacamata baca gratis dari Optik Sejahtera, sebagai bentuk dukungan sektor usaha terhadap kegiatan komunitas.
Dengan semangat kolaborasi dan kesadaran kolektif yang terus tumbuh, kita berharap Kota Depok dapat terus bergerak menuju visi “Depok Bersih, Hijau, dan Berkelanjutan”, mewujudkan lingkungan yang lebih baik bagi generasi mendatang.